tirto.id - Gerhana Matahari Total akan terjadi dan melintasi sejumlah negara pada Senin, 8 April 2024 mendatang. Lantas, apakah masyarakat muslim Indonesia harus mendirikan shalat sunah Kusuf?
Gerhana Matahari Total (GMT) adalah fenomena alam yang terjadi ketika posisi bulan sejajar di antara matahari dan bumi. Alhasil, langit siang menjadi gelap gulita seperti waktu senja.
Gerhana Matahari Total 8 April 2024 dapat dilihat sejumlah negara seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
Dilansir laman Astronomical Applications Department, GMT tersebut dapat diamati di AS dengan panjang lintasan sekitar 115 mil (185 km) dan melewati kota di 15 negara bagian di negara tersebut, seperti Austin, Dallas, Texas, Indianapolis, hingga New York.
Akan tetapi, GMT 8 April 2024 tidak dapat dilihat di Indonesia, karena wilayah ini mengalami malam hari. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), GMT 8 April dimulai pukul 23.39 WIB hingga pukul 02.56 WIB pada 9 April 2024. Puncak GMT tersebut terjadi pada 9 April 2024 pukul 01.17 WIB.
Berikut ini rincian Gerhana Matahari Total yang berlangsung Senin, 8 April 2024.
Aspek | Keterangan |
Jenis Gerhana | : Gerhana Matahari Total |
Durasi (saat gerhana maksimum) | : 268 detik (4 menit dan 28 detik) |
Lokasi (gerhana maksimum) | : Nazas, Durango, Meksiko |
Waktu mulai gerhana total | : 23.39 WIB |
Puncak Gerhana | : 01.07 WIB |
Waktu berhenti gerhana total | : 02.55 WIB |
Wilayah terdampak gerhana | : Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, hingga Samudera Atlantik (sepanjang Amerika Utara) |
Gerhana Matahari Total 8 April: Apa Shalat Kusuf di Indonesia?
Islam memandang gerhana matahari sebagai salah satu bentuk kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Dalam Surat Al-Fussilat ayat 37, Allah Swt. berfirman mengenai tanda-tanda kebesarannya sebagai berikut:
وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
Arab Latinnya:
Wa min āyātihil-lailu wan-nahāru wasy-syamsu wal-qamar(u), lā tasjudū lisy-syamsi wa lā lil-qamari wasjudū lillāhil-lażī khalaqahunna in kuntum iyyāhu ta‘budūn(a).
Artinya:
"Sebagian dari tanda-tanda [kebesaran]-Nya adalah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud pada matahari dan jangan [pula] pada bulan. Bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya," (QS. Al-Fussilat [41]: 37).
Dalam sebuah riwayat hadis, Rasulullah Saw. juga menegaskan bahwa seperti gerhana bulan, gerhana matahari menjadi tanda-tanda kebesaran Allah Swt. sebagai berikut:
"Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah, lalu shalatlah sehingga gelap hilang dari kalian, dan bersedekahlah,"(HR. Bukhari dan Muslim).
Saat terjadi Gerhana Matahari, umat Islam disunahkan untuk melakukan shalat Kusuf, shalat sunah muakadah dua rakaat yang diikuti dua khotbah seperti shalat Idul Fitri atau Idul Adha.
Kesunahan menjalankan shalat gerhana tersebut diterangkan dalam sebuah riwayat, ”Jika kalian melihat gerhana [matahari atau bulan], maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat,” (HR. Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan dengan tegas, bahwa kesunahan shalat Kusuf dilakukan ketika melihat gerhana matahari atau bulan. Di sisi lain, Gerhana Matahari Total 8 April 2024 memang dapat dipantau di berbagai negara. Namun, GMT kali ini tidak dapat dilihat masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia tidak dianjurkan untuk mendirikan shalat Kusuf.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus