Menuju konten utama

Gempa Susulan di Lombok 132 Kali, BMKG: Warga Diimbau Waspada

Terakhir, yakni pukul 07.28 WIB, BMKG mencatat adanya gempa susulan dengan kekuatan 5,4 SR.

Gempa Susulan di Lombok 132 Kali, BMKG: Warga Diimbau Waspada
Warga melintasi Masjid yang rusak parah akibat gempa di Desa Trengilut, Senaru, Lombok Utara, NTB, Rabu (1/8/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Pantauan pada Senin (6/8/2018) pukul 08.00 pagi ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 132 gempa bumi susulan terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Terakhir, yakni pukul 07.28 WIB, BMKG mencatat adanya gempa susulan dengan kekuatan 5,4 SR.

Pusat gempa berlokasi di 12 kilometer barat daya Lombok Utara, NTB dengan kedalaman 10 kilometer. Meski tidak berpotensi tsunami, getaran gempa ini dirasakan hingga Mataram, Kuta, dan Denpasar.

Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko di Jakarta, Senin (6/8/2018) mengatakan sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 5,4 SR tersebut tak berpotensi tsunami, seperti dikutip dari Antara. Namun, BMKG mengimbau warga untuk tidak masuk ke dalam bangunan yang sudah rusak akibat gempa karena dikhawatirkan sewaktu-waktu mungkin dapat runtuh akibat gempa susulan.

BMKG menyatakan, “hingga tanggal 6 Agustus 2018 pukul 08.00 WIB telah terjadi 132 susulan dari gempa M=7.0 (5 Agustus 2018).” Dari jumlah tersebut, sebanyak 13 gempa susulan tersebut sempat dirasakan cukup kuat.

Gempa dengan skala di atas 5 SR juga terjadi usai gempa 7 SR di Lombok, sekitar pukul 23.49 WIB. Berkekuatan 5,1 SR, gempa berpusat di sekitar 21 kilometer barat laut Lombok Utara, dengan kedalaman 10 kilometer.

Akibat gempa tersebut menyebabkan 82 korban meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Daerah yang terkena dampak paling parah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.

"Sebagian besar korban meninggal dari gempa bumi Lombok, NTB, Minggu (5/8/2018) sebanyak 82 orang itu akibat tertimpa bangunan yang roboh," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (6/8/2018) dini hari.

Selain itu, ada ratusan korban yang luka-luka dan kebanyakan dirawat di luar Puskesmas dan luar rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak dan kekhawatiran akan gempa susulan.

Ribuan rumah juga mengalami kerusakan dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman akibat gempa berkekuatan 7 SR tersebut. Diperkirakan korban terus bertambah dan jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

BNPB terus mendampingi pemerintah, baik Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak dan bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat.

TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi.

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, makanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri