tirto.id - Gempa dalam (deep focus earthquake) mengguncang wilayah Laut Flores pada Senin 11 Januari 2021 pukul 08.20.36 WIB dengan magnitudo 5,5.
Episenter gempa ini terletak pada koordinat 7,57 LS dan 120,48 BT tepatnya di laut pada jarak 115 km arah Utara Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT pada kedalaman 653 km.
Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa Laut Flores ini merupakan jenis gempa dalam (deep focus earthquake) yang dipicu deformasi slab di zona transisi mantel pada kedalaman 400-660 kilometer.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," kata Daryono.
Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat dan peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa guncangan gempa dirasakan di Waingapu NTT dalam skala intensitas II-III MMI. Sedangkan guncangan di Denpasar, Kuta, Mataram, dan Lombok Tengah dirasakan dalam skala intensitas II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya yang sangat dalam dengan magnitudo yang relatif kecil.
Hingga siang hari ini pukul 09.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas 2 gempa bumi susulan (aftershock).
Daryono mengatakan, masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir dengan aktivitas gempa Laut Flores ini karena hiposenternya sangat dalam dan tidak akan berdampak merusak di permukaan bumi.
Sebelumnya, gempa juga mengguncang wilayah Lombok Utara Senin 11 Januari 2021 pukul 06.40.15 WITA dengan magnitudo 4,9.
Episenter gempa ini terletak pada koordinat 8,30 LS dan 116,23 BT tepatnya di darat pada jarak 10 km arah Timur Laut Lombok Utara-NTB, pada kedalaman 11 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa Lombok Utara ini merupakan jenis gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif," kata Daryono.
Diduga pembangkit gempa ini adalah Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang juga pembangkit rangkaian gempa kuat dan meruak di Lombok pada 2018 lalu.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat dan peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa guncangan gempa dirasakan di Lombok Utara, Lombok Barat, dan Kota Mataram dalam skala intensitas III MMI dimana getaran dirasakan nyata seakan-akan ada truk yang sedang berlalu).
Beberapa warga dilaporkan sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut karena guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.
"Hingga pukul 07.30 WITA belum ada laporan dampak kerusakan," pungkas Daryono.
Editor: Agung DH