Menuju konten utama

Gejala & Arti Autoimun Penyakit Ashanty yang Banyak Diderita Wanita

Kenali penyakit autoimun Ashanty yang sering diderita wanita.

Gejala & Arti Autoimun Penyakit Ashanty yang Banyak Diderita Wanita
Ashanty. Instagram/ashanty_ash Sudah Diverifikasi

tirto.id - Ashanty Siddik, penyanyi sekaligus istri dari Anang Hermansyah didiagnosis menderita penyakit autoimun. Penyakit autoimun bisa menyerang siapa saja, kenali gejala, penyebab, dan ciri-ciri penyakit ini.

Lebih dari 80 penyakit autoimun yang berbeda-beda diderita manusia. Seringkali gejala penyakit autoimun ini tumpang tindih, sehingga sulit dideteksi. Dikutip dari Healthline, penyakit autoimun lebih sering terjadi pada wanita.

Tes darah yang mencari autoantibodi dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi ini. Perawatan termasuk obat-obatan diberikan untuk menenangkan respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan pada tubuh.

Apa itu Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari kumpulan sel khusus dan bahan kimia yang melawan agen penyebab infeksi seperti bakteri dan virus, demikian seperti dikutip dari Better Health.

Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan melindungi tubuh terhadap penyakit dan infeksi. Akan tetapi, jika tak berfungsi sebagaimana mestinya, sistem kekebalan tubuh akan keliru menyerang sel, jaringan, dan organ yang sehat.

Serangan-serangan tersebut dapat memengaruhi setiap bagian tubuh, melemahkan fungsi tubuh, dan bahkan mengancam jiwa, sebagaimana dikutip National Institute of Environmental Health Sciences.

Penyebab Penyakit Autoimun

Para peneliti belum tahu persis apa penyebab penyakit autoimun pada manusia, tetapi genetika, diet, gender, hormon seks, infeksi, dan paparan bahan kimia sangat mungkin menjadi penyebab penyakit ini. Gangguan autoimun pada umumnya tak dapat disembuhkan, tetapi dalam banyak kasus, kondisinya dapat dikendalikan.

Penyakit autoimun yang sering menyerang tubuh di antaranya adalah diabetes tipe 1, psoriasis, rematik, sklerosis ganda, lupus, radang usus, penyakit addison, anemia pernisiosa, dan masih banyak lagi.

Menurut sebuah studi pada 2014, wanita mendapatkan penyakit autoimun pada tingkat sekitar 2 banding 1 dibandingkan dengan pria - 6,4 persen wanita vs 2,7 persen pria. Sering kali penyakit ini dimulai selama masa subur seorang wanita (usia 15 hingga 44).

Beberapa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu. Sebagai contoh, lupus mempengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Hispanik daripada Kaukasia.

Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus, menular dalam keluarga. Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun.

Karena kejadian penyakit autoimun meningkat, para peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut bisa jadi penyebabnya.

"Western Diet" adalah salah satu faktor yang dicurigai menyebabkan penyakit autoimun. Makan makanan tinggi lemak, tinggi gula, dan olahan diduga menjadi penyebab peradangan, yang mungkin memicu autoimun. Namun, ini belum terbukti.

Sebuah studi tahun 2015 berfokus pada teori lain yang disebut hipotesis kebersihan. Karena vaksin dan antiseptik, anak-anak saat ini tidak terkena kuman sebanyak masa lalu.

Kurangnya paparan kuman bisa membuat sistem kekebalan tubuh mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya.

Gejala Penyakit Autoimun

Gejala awal dari banyak penyakit autoimun sangat mirip, yaitu sebagai berikut ini.

  • kelelahan
  • otot pegal
  • bengkak dan kemerahan
  • demam ringan
  • kesulitan berkonsentrasi
  • mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
  • rambut rontok
  • ruam kulit
Penyakit individual juga dapat memiliki gejala sendiri. Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. IBD menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare.

Dengan penyakit autoimun seperti psoriasis atau RA, gejalanya mungkin datang dan pergi. Periode datangnya gejala disebut flare-up, sedangkan masa ketika gejala hilang disebut remisi.

Berikut ini penjelasan 5 gejala awal penyakit autoimun, sebagaimana dikutip Find Me Cure.

1. Terdapat gangguan pada kulit

Kondisi kulit sering kali menjadi hal pertama yang dilihat saat penyakit autoimun muncul. Setiap ruam yang tidak biasa, kemerahan, gatal atau daerah kulit menjadi sensitif, bahkan jerawat bisa menjadi pertanda ada sesuatu yang tidak beres dengan sistem pertahanan tubuh.

Meskipun gejala-gejala itu tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan penyakit autoimun, tetapi tetap perlu diperhatikan terutama jika memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun khususnya lupus, memiliki gejala yang secara langsung dapat dilihat, yaitu berupa perubahan tekstur dan warna kulit.

2. Tubuh terasa selalu letih

Merasa lelah secara mental dan fisik bahkan setelah tidur selama 8 atau bahkan 9 jam merupakan hal yang patut dipertanyakan. Kelelahan dan ‘brain fog’ atau ‘kabut otak’ dapat menjadi salah satu tanda penyakit autoimun yang paling awal.

Dikutip Science Daily, salah satu temuan utama dari survei online pasien penderita penyakit autoimun yang dilakukan oleh American Autoimmune Disease Related Diseases Association (AARDA), menunjukkan kelelahan karena menderita penyakit autoimun dapat berdampak pada hampir setiap aspek kehidupan penderita termasuk mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan, karier atau kemampuan bekerja, romantisme dengan pasangan, hubungan dengan keluarga dan hubungan profesional.

Survei mengungkapkan, kelelahan memiliki dampak signifikan pada kondisi mental dan emosional penderita penyakit autoimun. Penderita mengatakan kelelahan mengakibatkan peningkatan tekanan emosi, rasa terisolasi, kecemasan, serta depresi.

3. Naik atau turun berat badan secara drastis

Fluktuasi berat badan secara drastis tanpa alasan khusus, terutama ada gejala lain yang dialami penderita dapat menunjukkan adanya masalah dengan sistem kekebalan tubuh. Jika makanan dan aktivitas fisik tidak berubah, tetapi berat badan berubah drastis, penderita perlu konsultasi secepatnya dengan tenaga medis.

4. Nyeri otot atau persendian

Nyeri otot atau persendian bisa menjadi indikasi ada hal buruk yang sedang terjadi dengan sistem kekebalan tubuh. Apabila penderita gejala ini bukan merupakan atlet atau penggemar olahraga berat yang baru-baru ini berolahraga secara berlebihan, otot dan persendian tidak akan nyeri secara berlebihan.

Rematik merupakan salah satu penyakit yang diawali dengan gejala ini. Tak hanya itu, penyakit tiroiditis Hashimoto dan lupus kadang juga diawali dengan gejala ini pula.

5. Mengalami gangguan pencernaan

Ketidaknyamanan pada saluran pencernaan perlu diperhatikan pula. Nyeri perut, kram, dan kembung, bisa disebabkan berbagai hal yang tidak ada hubungannya dengan sistem kekebalan tubuh.

Namun, jika gejala lain yang telah disebutkan di atas turut muncul secara tiba-tiba bersamaan tanda-tanda lainnya, penderita perlu mendapatkan penanganan dari tenaga medis secara khusus.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT AUTOIMUN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH