Menuju konten utama

Garuda Indonesia Negosiasi Ulang Sewa Pesawat Akibat Pandemi Corona

Garuda Indonesia sedang menekan biaya yang ada untuk meringankan beban keuangan perusahaan akibat pandemi COVID-19.

Garuda Indonesia Negosiasi Ulang Sewa Pesawat Akibat Pandemi Corona
Petugas melayani pelanggan di kantor penjualan (sales office) Garuda Indonesia di Medan, Sumatera Utara, Kamis (23/1/2020). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/pras.

tirto.id - PT Garuda Indonesia tengah gencar melakukan renegosiasi sewa pesawat-pesawatnya. Perusahaan pelat merah itu perlu menekan biaya yang ada untuk meringankan beban keuangan perusahaan akibat pandemi COVID-19 saat ini.

“Kami melakukan negosiasi saat kondisi COVID-19 ini memungkinkan kami merekonstruksi sistem sewa pesawat. Kami tengarai sewa kami terlalu tinggi,” ucap Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (29/4/2020).

Irfan mencontohkan ada satu jenis pesawat tipe Boeing 777 yang biasa dipakai untuk penerbangan ke Amsterdam memiliki biaya sewa 1,6 juta dolar AS per bulan. Ia bilang meski harganya sudah dinegosiasikan jauh sebelum pandemi COVID-19, kini biaya sewanya sudah turun sampai 800 ribu dolar AS per bulan.

“Kami punya 10 unit sehingga kami bayar hampir 2 kali lipat,” ucap Irfan.

Selain itu ia juga tengah menegosiasikan pengembalian pesawat jenis CRJ sebanyak 18 unit. Ia mencatat biaya sewanya cukup mahal dengan ongkos setahun mencapai 50 juta dolar AS.

“Pengembalian pesawat CRJ-1000 kami grounded. Kami terbangkan jauh lebih merugikan. Negosiasi sewa pesawat kami minta diambil saja. Kami punya fleet dan konfigurasi lebih pas,” ucap Irfan.

Kebijakan efisiensi ini juga ia lakukan terhadap rute penerbangan. Saat ini ia tengah mengupayakan peralihan pesawat dari tujuan penumpang ke kargo dengan menggunakan rute yang sudah dimiliki Garuda Indonesia.

Meski demikian, ia juga tetap akan melakukan pemangkasan rute lagi terutama yang sama sekali tidak menguntungkan bagi perusahaan.

“Restructing mencari rute jadwal yang lebih bagus, menghentikan rute-rute yang merugikan,” ucap Irfan.

Garuda Indonesia diketahui sudah menghentikan layanan penerbangan mulai Sabtu 25 April sampai 31 Mei 2020. Langkah tersebut dilakukan usai adanya kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Menurut Irfan operasional maskapainya mengalami terdampak di delapan wilayah yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun wilayah zona merah penyebaran covid-19. Delapan wilayah itu adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, Pekanbaru, Makassar, Sumatera Barat, Banjarmasin, dan Tarakan.

"Selain sektor penerbangan yang terhubung dengan wilayah tersebut, seluruh layanan operasional penerbangan Garuda Indonesia akan tetap berlangsung dengan normal," ungkap Irfan dalam keterangan resminya, Jumat (25/4/2020).

Baca juga artikel terkait LARANGAN PENERBANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto