Menuju konten utama

Garuda akan Cari Utang Rp12,6 triliun Untuk Bayar Utang Jatuh Tempo

Garuda akan mencari pinjaman hingga 900 juta dolar untuk mendanai utang yang jatuh tempo dan kebutuhan modal.

Garuda akan Cari Utang Rp12,6 triliun Untuk Bayar Utang Jatuh Tempo
Pesawat Garuda Indonesia dilayani di landasan Bandara Narita Tokyo. FOTO/AP

tirto.id - PT Garuda Indonesia Tbk membutuhkan dana yang cukup besar untuk membayar utang yang akan jatuh tempo pada Juni 2020.

Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Fuad Rizal mengatakan, pihaknya berencana untuk mencari utang baru sebesar 900 juta dolar AS alias Rp12,6 triliun dengan kurs Rp14.000, sebagian akan digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo itu.

Manajemen akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 22 Januari 2020.

"Kami akan melakukan refinance pada global sukuk, yang akan jatuh tempo di bulan Juni 2020. Outstanding [nilai sukuk] 500 juta dolar AS [Rp7 triliun]," jelas dia di Kantor Garuda Indonesia, Cengkareng Tangerang Banten, Jumat (27/12/2019).

Ia menjelaskan, kebutuhan anggaran untuk pembayaran utang yang jatuh tempo Juni 2020 mencapai Rp7 triliun. Sementara sisanya yaitu Rp400 juta dolar atau sekitar Rp5,6 triliun akan digunakan Garuda Indonesia untuk modal kerja.

"Kebutuhan total biaya yang ingin dicari untuk refinancing 900 juta dolar, 500 juta dolar AS kemudian untuk sukuk yang jatuh juni 2020, sisanya short term dan working capital," jelas dia.

Ia mengatakan, pinjaman yang jatuh tempo di Juni 2020 merupakan utang yang sudah dilakukan korporasi sejak tahun 2015. Pihaknya berencana untuk berutang lagi untuk memindahkan beban utang jangka pendek ke jangka panjang.

"Kami memindahkan beban jangka pendek ke jangka panjang," terang dia.

Berdasarkan informasi dari keterbukaan informasi perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda menyiapkan tiga opsi pendanaan. Pertama, Garuda Indonesia berencana merilis global sukuk dengan nilai 750 juta dolar AS yang dijadwalkan jatuh tempo pada 2024.

Nantinya, PT Garuda Indonesia akan membayarkan kupon kepada investor tiap enam bulan sekali. Tingkat bunga kupon masih dalam proses negosiasi.

Kedua, perusahaan berencana mencari pendanaan lewat private placement obligasi senilai 750 juta dolar AS. Instrumen ini akan jatuh tempo selambat-lambatnya pada 2024. Ketiga, Garuda Indonesia akan menggunakan skema peer to peer lending dengan nilai 500 juta dolar AS. Perusahaan akan membayar bunga setiap tiga bulan sekali.

Baca juga artikel terkait GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti