Menuju konten utama

Pilih Fokus Domestik dan Asia, Garuda akan Kurangi Rute ke Eropa

Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk. akan menutup sejumlah rute menuju Eropa yang tidak menguntungkan.

Pilih Fokus Domestik dan Asia, Garuda akan Kurangi Rute ke Eropa
Pesawat Garuda Indonesia dilayani di landasan Bandara Narita Tokyo. FOTO/AP

tirto.id - Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk. akan menutup sejumlah rute menuju Eropa yang tidak menguntungkan.

“Kami akan meninjau rute Eropa. Saya kira tidak terlalu urgen untuk terbang ke Eropa. Kami akan evaluasi perusahaan ini jadi lebih sehat,” Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham kepada wartawan saat ditemui di Kementerian BUMN, Kamis (12/12/2019).

Pikri menambahkan salah satu rute yang dipastikan terdampak kebijakan ini adalah rute menuju London yang statusnya sudah suspend atau tidak diterbangi lagi Garuda untuk waktu yang tidak ditentukan.

Di lain pihak, Garuda akan memperkuat rute penerbangan domestik dan regional seperti Asia dan Timur Tengah. Pikri meyakini kebijakan baru Garuda ini akan berdampak positif bagi kinerja maskapai ke depannya.

“Ada ruang yang perlu kita perbaiki. Dari segi bisnis kita restrukturisasi fokus bisnis. Kami perkuat rute domestik lalu fokus ke Middle East dan Asia,” ucap Pikri.

Pembenahan rute yang dilakukan jajaran direksi baru Garuda ini sempat masuk dalam daftar kebijakan aneh eks Dirut Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Ashkara atau Ari Ashkara. Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) menyatakan Ari pernah mengalihkan rute Jakarta-Amsterdam ke Denpasar-Medan-Amsterdam.

Lalu Garuda juga sempat melayani rute Denpasar-Kualanamu-London. Akibat rute ini, sejumlah awak kabin jatuh sakit karena mereka harus melayani penerbangan jarak jauh dan minim waktu istirahat. Di saat yang sama, beberapa rute menuju Eropa ini juga tercatat tidak terlalu menguntungkan buat Garuda.

Juli 2018 lalu, Eks Dirut PT Garuda, Pahala Mansury pernah mengatakan rute-rute yang dibuka Garuda di Eropa memang perlu dipangkas karena menyebabkan biaya operasional membengkak. Pada 30 Oktober 2018 lalu, Garuda pernah menyetop rute Jakarta-London.

Baca juga artikel terkait MASKAPAI PENERBANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ringkang Gumiwang