Menuju konten utama

Ganjil Genap di Tol Bekasi, Bagaimana Kesiapan Jalan Kalimalang?

Salah satu jalur alternatif yang tersedia adalah Jalan Inspeksi Kalimalang, yang kondisinya juga macet parah.

Ganjil Genap di Tol Bekasi, Bagaimana Kesiapan Jalan Kalimalang?
Kendaraan melintas di samping pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II, di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/11/2017). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memberlakukan tiga aturan baru yang akan diterapkan mulai Senin, 12 Maret 2018. Aturan ini bakal berdampak pada alur lalu lintas terutama di sisi Tol Jakarta-Cikampek.

Pertama, pemberlakukan sistem ganjil-genap di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Kedua, larangan melintas bagi angkutan barang golongan III, IV dan V di Tol Jakarta-Cikampek setiap Senin-Jumat mulai pukul 06.00 s.d 09.00 WIB. Ketiga, pemberlakuan Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU) Bekasi Timur arah Jakarta pada pukul 06.00 WIB-09.00 WIB yang berlaku Senin-Jumat.

Dampak ketiga aturan ini akan membuat para pengendara yang terbiasa menggunakan Tol Jakarta-Cikampek berpotensi mencari jalur alternatif. Meskipun BPTJ akan menyiapkan Transjadebotabek premium untuk mendorong pengguna kendaraan pribadi pindah ke angkutan umum.

Beberapa jalur alternatif yang ada antara lain Jalan Inspeksi Kalimalang-Jalan K.H. Noer Ali, Tol Becakayu, Jalan Pekayon-Jatiwaringin, Jalan Narogong-Pondok Gede, dan lainnya.

Salah satu jalur alternatif yang tersedia Jalan Inspeksi Kalimalang-Jalan K.H. Noer Ali. Tirto mencoba menyambangi Jalan Inspeksi Kalimalang untuk melihat kondisi terkini jalan yang menghubungkan Bekasi-Jakarta itu, pada Kamis (8/3/2018).

Pariyono, 39 tahun, warga Kampung Dua, Jakasampurna, Kota Bekasi, punya pengalaman tak menyenangkan saat melintas di Jalan Inspeksi Kalimalang. Pria asal Kebumen, Jawa Tengah itu pernah kecelakaan di jalan itu, tepatnya di dekat Pasar Sumber Arta, Bekasi. Pangkal soalnya, ada lubang di jalan.

Ia yang berprofesi sebagai satuan pengamanan di rumah pribadi itu menuturkan insiden itu terjadi pada medio 2015. Kondisi jalan yang habis diguyur hujan dan pencahayaan yang kurang membuatnya tidak bisa melihat jalan dengan baik.

“Saya enggak lihat kalau ada lubang besar yang tertutup genangan air,” kata Pariyono.

Cerita serupa tapi tak sama juga dialami Yadi, 50 tahun, yang mobilnya ditabrak oleh pengendara sepeda motor. Penyebab kejadian itu lantaran Yadi menghentikan mobil secara mendadak akibat pengendara sepeda motor di depannya terperosok lubang.

“Saya ngerem, tapi malah kena [tabrak],” ucap Yadi.

Jalan Rusak dan Kemacetan

Cerita Pariyono dan Yadi soal kondisi jalan berlubang memang bukan isapan jempol belaka. Saat saya menyusuri Jalan Inspeksi Kalimalang dari arah Jalan D.I. Panjaitan, kondisi jalan bekas tambal sulam aspal nampak jelas.

Setidaknya ada tiga titik jalan yang berlubang dan kondisinya cukup parah, antara lain di sekitar kawasan Cipinang Bali dekat dengan Mal Cipinang Indah, dekat Universitas Borobudur, dan jalanan yang berada di depan Komplek Perumahan BRI Jakasampurna Bekasi Barat. Kondisi jalan berlubang juga diperparah dengan genangan air.

Persoalan lain dan yang jadi utama di ruas Jalan Inspeksi Kalimalang-Jalan K.H. Noer Ali adalah kemacetan parah hampir setiap hari. Di Jalan K.H. Noer Ali misalnya, ruas merupakan terusan dari Jalan Inspeksi Kalimalang. Jalan K.H. Noer Ali ini membentang sepanjang 6,3 kilometer dari timur ke barat. Jalan ini merupakan titik awal kemacetan dari Bekasi menuju Jakarta.

Yadi mengaku sering terjebak kemacetan di jalan ini saat harus bolak-balik Bekasi-Jakarta untuk mengantarkan sang majikan. “Soalnya ada pertigaan dan kalau hujan di situ banjir,” ucap Yadi.

Faktor lain adalah di ruas ini kondisi jalannya tak selebar di sisi Jalan Inspeksi Kalimalang. Jalan pun tampak semakin menyempit lantaran separuh jalan digunakan untuk pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Yadi menuturkan kemacetan dari arah Jalan K.H. Noer Ali menyambung ke Jalan Inspeksi Kalimalang hingga pertigaan Jalan D.I. Panjaitan. Penyebabnya ada dua titik pertemuan jalan yang menyambung ke Jalan Inspeksi Kalimalang, yakni Jalan Raden Inten II dan Jalan Pahlawan Revolusi.

Selain Yadi ada Roni yang juga merasakan kemacetan parah di kawasan ini. Roni yang merupakan petugas kebersihan yang bekerja di salah satu kantor di kawasan Cibubur, mengaku sempat kena tegur atasan lantaran datang terlambat ke kantor. Roni baru sampai ke tempat kerja sekitar pukul 09.00 WIB.

“Saya telat sejam karena macet banget Kalimalang padahal sudah jalan dari pagi [dari pukul 06.00 WIB],” ucap pria yang tinggal Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur ini.

Saban hari, Roni harus menempuh jalur Kalimalang-Jatiwaringin-Hankam-Jambore dan sebaliknya. Roni mengatakan, kepadatan lalu lintas di Jalan Inspeksi Kalimalang juga terjadi sore hari, mulai pukul 16.00 WIB hingga malam hari sekitar pukul 22.00 WIB. Menurut Roni kemacetan itu terjadi lantaran ada penyempitan jalan dari arah Jakarta menuju Bekasi.

”Jalanan awal Kalimalang yang dari Jakarta itu kecil jadinya macet, soalnya mereka [pengendara] pulang bareng-bareng ke Bekasi,” kata pria asli Ambon itu.

Antisipasi Polisi di Kalimalang

Potensi penumpukan di Jalan Inspeksi Kalimalang sudah dipikirkan polisi bila aturan ganjil genap berlaku efektif 12 Maret 2018 nanti. Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Benyamin menyadari Jalan Inspeksi Kalimalang akan menjadi jalur alternatif utama pengendara kendaraan bermotor dari arah Bekasi menuju Jakarta atau sebaliknya.

“Memang imbasnya pasti [ada] yang tidak masuk karena plat nomor. Kalau enggak memarkirkan mobilnya ya pasti lewat arteri [Jalan Inspeksi Kalimalang],” ucapnya.

Benyamin mengklaim sedang memetakan potensi kemacetan lain selain di Jalan Inspektorat Kalimalang. Ia pun mengatakan jika institusinya akan menurunkan 150 personel untuk mengatur lalu lintas di sepanjang jalan. Sebanyak 150 personel itu merupakan gabungan dari Polres Jakarta Timur, Polres Bekasi Kota dan Polres Metro Bekasi.

“Untuk mengatur lalu lintas,” kata Benyamin.

Berbeda dengan Benyamin, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jadebotabek Kemenhub Bambang Prihartono mengatakan aturan ganjil-genap di tol ini sebenarnya untuk mengubah kebiasaan pengguna kendaraan pribadi. Ia berharap pengendara kendaraan pribadi beralih menggunakan kendaraan umum. Bambang tak setuju jika Jalan Inspeksi Kalimalang malah digunakan pengendara kendaraan pribadi sebagai jalan alternatif menuju Jakarta.

“Kami kan sudah menyiapkan bus Transjadebotabek premium. Sehingga nanti orang pindah dari mobil pribadi ke transportasi umum, bukannya mobil pribadi ke jalan alternatif,” kata Bambang.

Ketidaksetujuan Bambang soal Jalan Inspeksi Kalimalang menjadi jalan alternatif tak berarti membuat dirinya tak mau peduli. Ia mengatakan potensi kemacetan lebih parah di Jalan Inspeksi Kalimalang akibat pemberlakuan sistem ganjil-genap akan menjadi bahan evaluasi bagi Kementerian Perhubungan.

“Kami sudah bentuk tim dan kami akan evaluasi setiap minggu sehingga nanti bisa tahu apakah kebijakan ini efektif atau tidak” kata Bambang.

Infografik jam operasional angkutan barang

Baca juga artikel terkait SISTEM GANJIL GENAP atau tulisan lainnya dari Mufti Sholih

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Naufal Mamduh
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Mufti Sholih