tirto.id - Platform ChatGPT besutan OpenAI sedang naik daun karena dirasakan manfaatnya bagi banyak warganet seluruh dunia.
Platform ini merupakan chatbot yang menjadi prototipe AI berbasis dialog. ChatGPT didesain mampu memahami bahasa alami dan memberikan respons dengan bahasa alami pula.
Robot virtual tersebut terlihat sangat cerdas. Dirinya bisa melakukan simulasi percakapan seperti manusia. Sebagian orang menganggapnya akan menyaingi Google karena dapat memberikan solusi atas berbagai masalah rumit secara langsung saat itu juga.
Beberapa perintah yang diberikan warganet pada ChatGPT untuk memberikan solusi yaitu dapat membantu menyelesaikan pekerjaan rumah anak dari sekolah mereka.
YouTuber Liv Boeree bahkan pernah memintah chatbot menuliskan esai empat paragraf dan mengurai persamaan matematika yang rumit, semua bisa dikerjakan platform tersebut.
Bagaimana Cara Kerja ChatGPT?
Situs OpenAI menjelaskan, ChatGPT bekerja dengan melakukan analisis input pengguna, lalu memanfaatkannya untuk menghasilkan respons melalui pengolahan informasi dari pengetahuannya yang luas.
ChatGPT memiliki kemampuan mengingat dari interaksi sebelumnya dan memasukkan konteks tersebut untuk melakukan respons berikutnya.
Platform ini merupakan agen percakapan kecerdasan buatan (AI) yang memanfaatkan model bahasa GPT. Fungsinya agar menghasilkan respons tekstual sebagai reaksi terhadap perintah bahasa alami.
ChatGPT dibangun dari model GPT-3.5 yang dilatih khusus dalam menghasilkan teks yang koheren dan memiliki makna.
Pengoptimalan ChatGPT saat berinteraksi pada percakapan disempurnakan lewat pendekatan Reinforcement Learning with Human Feedback (RLHF). Lewat RLHF, ChatGPT akan belajar dari hal yang ditunjukkan manusia dan perbandingan perilaku yang disukai.
Oleh sebab itu, saat menggunakan ChatGPT umumnya pengguna merasa percakapan yang disampaikan lebih alami dengan informasi lengkap.
ChatGPT turut mengurangi ketidakselarasan antara respons yang dihasilkan dengan hasil percakapan yang diinginkan.
Kendati demikian, ChatGPT beroperasi secara offline. Hal ini memungkinkan hasil yang ditampilkan dalam kotak percakapan terkadang salah atau tidak relevan.
Fungsi ChatGPT untuk Menyelesaikan Tugas
ChatGT yang saat ini dikembangkan, digadang memiliki keluaran yang presisi, detail dan akurasi tinggi untuk memberikan solusi bagi pengguna. Dari kemampuannya meramu jawaban tersebut turut didukung dengan kekuatan untuk menghasilkan teks pada berbagai gaya dan keperluan. Teks yang muncul mudah dipahami dan dimengerti.
Hal inilah yang membuat ChatGPT difungsikan pengguna untuk beragam keperluan. Pengetahuan luas dari ChatGPT dengan kemampuannya menghasilkan teks menyerupai bahasa alami, banyak tugas yang dapat diselesaikan.
Contoh tugas yang dapat ditangani ChatGPT adalah menjawab pertanyaan, menulis salinan teks tertentu, membuat email, hingga ikut terlibat dalam percakapan. ChatGPT juga mampu menjelaskan kode dalam berbagai bahasa pemrograman, hingga menerjemahkan bahasa alami ke dalam kode.
Kecerdasan ChatGPT tersebut hadir dari pendekatan RLHF. ChatGPT dapat memproses informasi secara cerdaks dan menyesuaikan perilakunya berdasarkan konteks serta situasi yang berbeda.
Keterbatasan ChatGPT: Hasil Belum Tentu Selalu Benar
OpenAI mengingatkan jika ChatGPT memiliki keterbatasan dalam menyampaikan informasi.Pengguna harus melakukan kroscek lagi terutama untuk informasi yang perlu dipastikan kevalidannya. Sebab, terkadang ChatGPT memberikan jawaban yang terdengar masuk akal tapi sebenarnya salah atau di luar nalar.
Keterbatasan ini menantang untuk terus dibenahi oleh OpenAI. Salah satu penyebabnya adalah selama melatih ChatGPT dengan Reinforcement Learning (RL), tidak ada kepastian kebenaran dari sumber yang diserap.
Jawaban yang ideal menurut ChatGPT adalah apa pun yang diketahui oleh robot dari platform tersebut. Dengan demikian, informasi yang diketahui dan disampaikan oleh ChatGPT, belum tentu sesuai dengan yang dialami atau dilakukan oleh manusia secara umum.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo