tirto.id - Google Doodle hari ini memperingati Hari Perempuan Sedunia 2019 dengan mengangkat tiga belas tokoh perempuan, di antaranya Frida Kahlo, Yoko Ono, Mae Jemison, Emma Herwegh, NL Beno Zephine, Mary Kom, Zaha Hadid, dan lain-lain.
Hari Perempuan Internasional diperingati hari ini, 8 Maret 2019. Google mengambil tema "perempuan memberdayakan perempuan". Kutipan-kutipan ini didesain dalam ilustrasi menarik oleh ilustrator perempuan dari seluruh dunia.
Frida Kahlo jadi salah satu ilustrator yang dipilih Google bukan tanpa alasan. Artis Meksiko Frida Kahlo (1907-1954) dikenal berkat gaya melukis dan aktivisme feminisnya yang unik.
Kahlo merupakan pribadi seni yang mandiri, punya bakat dan kekuatan yang solid, sekaligus memiliki gaya yang juga khas.
Untuk menggambarkan kepiawaiannya melukis, mantan suami Kahlo Diego Rivera mengatakan: "Frida adalah satu-satunya contoh dalam sejarah seni, seorang seniman yang merobek dada dan hati untuk mengungkapkan kebenaran biologis perasaannya." katanya dikutip dari Amybrown.
Google mengambil kutipan Kahlo yang menyatakan," Kaki, untuk apa saya memerlukannya jika saya punya sayap untuk terbang?"
Sebagaimana dikutip dari Britannica, Kahlo merupakan keturunan Jerman-Hungaria dan Meksiko-Spanyol dari ibunya. Ketika masih kecil, Kahlo terkena penyakit polio yang menghambat aktivitasnya.
Pada 1922, Kahlo menempuh pendidikan di National Preparatory School Meksiko City untuk belajar kedokteran. Sementara di sana dia bertemu Rivera, yang sedang mengerjakan mural untuk auditorium sekolah.
Pada 1925, Kahlo mengalami kecelakaan bus yang megakibatkan luka serius sehingga dia harus menjalani lebih dari 30 operasi selama hidupnya. Dalam masa pemulihannya yang cukup lama, Kahlo belajar melukis, membaca, dan mempelajari seni Old Masters.
Salah satu lukisan awalnya, Self-Portrait Wearing a Velvet Dress (1926), Kahlo melukis potret dirinya setinggi pinggang yang anggun dengan latar belakang gelap.
Meskipun lukisan itu cukup abstrak, pemodelan lembut wajah Kahlo menunjukkan minatnya pada realisme.
Tatapan tabah yang begitu lazim dalam karya seninya akan terbukti dan leher serta jari-jarinya yang terlalu panjang mengungkapkan ketertarikannya pada pelukis Mannerist Il Bronzino.
Setelah masa pemulihan, Kahlo bergabung dengan Partai Komunis Meksiko (PCM), di mana dia bertemu lagi. Dia menunjukkan kepadanya beberapa karyanya, dan dia mendorongnya untuk terus melukis.
Kahlo menikah dengan Rivera pada 1929 yang kemudian mengubah gaya melukis dan pribadinya. Dia mulai mengenakan gaun Tehuana tradisional yang menjadi ciri khasnya, yang terdiri dari hiasan kepala bunga, blus longgar, perhiasan emas, dan rok panjang yang kusut.
Lukisannya Frieda and Diego Rivera (1931) tidak hanya menunjukkan pakaian barunya tetapi juga minat barunya pada seni rakyat Meksiko.
Karya Kahlo yang paling terkenal dilukis sesuadha ia bercerai dengan Rivera pada tahun 1939, yaitu The Two Fridas. Kanvas besar berukuran 1,74 x 1,73 meter itu menunjukkan sosok kembar berpegangan tangan, masing-masing mewakili sisi berlawanan Kahlo.
Sosok di sebelah kiri, mengenakan gaun pengantin gaya Eropa, adalah sisi yang konon ditolak Rivera. Sementara sosok di sebelah kanan, mengenakan gaun Tehuana, adalah sisi yang paling disukai Rivera.
Kahlo rujuk dengan Rivera pada 1940 dan pindah ke rumah masa kecilnya, La Casa Azul di Coyoacan. Kahlo kemudian diangkat sebagai profesor seni lukis di Education Ministry’s School of Fine Arts La Esmeralda.
Kesehatan Kahlo mulai semakin menurun dan dia sering mengonsumsi alkohol dan obat-obatan. Meskipun demikian, ia tetap produktif selama tahun 1940-an. Dia melukis banyak potret diri dengan berbagai gaya rambut, pakaian, dan ikonografi, selalu menunjukkan dirinya dengan tatapan tanpa ekspresi, tabah, yang membuatnya menjadi terkenal.
Kahlo menjalani beberapa operasi pada akhir 1940-an dan awal 50-an, yang membuatnya sering tinggal di rumah sakit. Menjelang akhir hidupnya, ia membutuhkan bantuan untuk berjalan.
Kesehatannya yang buruk menyebabkan dia menghadiri pameran tunggal pertamanya di Meksiko pada tahun 1953 dengan berbaring di tempat tidur. Dia meninggal di La Casa Azul setahun kemudian karena pulmonary embolism.
Editor: Maya Saputri