tirto.id - Sekelompok orang yang tergabung dalam Forum Ummat Islam Revolusioner (FUIR) berdemonstrasi di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (19/3) kemarin. FUIR menuntut Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno mundur dari jabatan karena tidak berinisiatif untuk membela pendiri Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.
Sejumlah spanduk muncul dalam aksi yang dihadiri sekitar ratusan orang. Isinya di antaranya: "HRS mau pulang, Anies diam", "Anies sudah lakukan apa untuk tegakkan agama", dan "Anies hanya gunakan umat untuk kepentingan politik". Spanduk itu juga menampilkan gambar Rizieq, yang merupakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI).
Massa juga sempat membakar kandang burung yang di dalamnya ada kertas bergambar Anies. Polisi yang berjaga persis di depan aksi bakar-bakar diam saja.
Siapa kelompok ini? Adakah kaitan dengan FPI?
Juru bicara FPI Slamet Maarif menegaskan FPI tak ada kaitan dengan FIUR. Slamet memastikan kelompok itu bukan bagian dari ormas yang bermarkas di Petamburan, Jakarta Pusat. Ia justru menduga kelompok mewakili pihak yang berseberangan dengan Anies dan Sandi.
"Ah itu Ahok kali tuh. Kami tahu lah itu bukan dari gerakan kami," kata Slamet, Senin (19/3) kemarin.
Slamet berpendapat kelompok itu hanya untuk mendompleng nama Rizieq untuk "mencari panggung".
Slamet menegaskan FPI tetap mendukung Anies-Sandi. Ia beralasan Anies-Sandi sedang berusaha menyelesaikan beragam masalah di Jakarta, sehingga butuh dukungan, bukan malah menuntut mundur.
"Pak Anies lagi berjuang bagaimana membenahi Jakarta, bagaimana membenahi umat Islam. Makanya umat Islam wajib dukung," kata Slamet.
Slamet enggan menanggapi serius gerakan kelompok ini, sebab FPI lebih baik mengurus banyak hal daripada persoalan FUIR.
"Diemin saja. Nanti juga hilang," kata Ketua Persaudaraan Alumni 212—kelompok pecahan Alumni 212 yang mendukung Anies-Sandi sekaligus menolak Ahok dalam Pilkada DKI ini.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) Yusuf Martak mengaku tidak kenal dengan FUIR. "Tidak terlihat satu orang pun ulama yang ikut aksi. Mungkin mereka ingin menyampaikan pandangan saja," katanya, Selasa (20/3/2019).
GNPF Ulama adalah evolusi dari GNPF Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) yang dalam pilkada DKI juga mendukung Anies-Sandi. Yusuf Martak ditunjuk sebagai ketua menggantikan Bachtiar Nasir.
Juru Bicara Presidium Alumni 212—yang juga pecahan dari Alumni 212—Aminuddin, mengatakan mustahil ada kelompok Islam yang meminta Anies-Sandi mundur. "Saya menduga begitu [demo bayaran]," kata Aminuddin.
Aminuddin punya alasan soal dugaan itu, ada dua alasan kenapa ada pihak yang menggerakkan massa untuk menuntut mundur Anies-Sandi. Pertama, ada pihak yang tidak dapat kompensasi setelah menjadi relawan Anies-Sandi. Kedua, memang sejak awal tidak suka kedua sosok Anies-Sandi. Apapun argumen Aminuddin, ia tidak bisa membuktikannya. Namun, Presidium Alumni 212 punya kepentingan untuk memantau kelompok ini.
"Kalau kami mengkritisi, kami mengingatkan. Kami harus kawal. Tapi jangan lantas mereka bilang [Anies-Sandi] pengkhianat ulama," kata Aminuddin.
Danny Lessi, koordinator lapangan ketika aksi berlangsung, tidak menjawab tegas ketika ditanya apakah mereka yang tergabung dalam FUIR adalah Alumni 212—orang-orang yang turut serta ikut demo menentang Ahok ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Memang kenapa bang?" Danny balik bertanya, ketika diminta tanggapan keterkaitan unsur Alumni 212 pada aksi mereka.
Upaya Tirto meminta tanggapan dari Danny Lessi terhadap pernyataan Jubir FPI yang menegaskan bahwa FUIR tidak terikat dengan FPI pun tak mendapat jawaban yang jelas.
"Oh ya nanti tanyakan saja nanti sama senior. Saya hanya dipesan untuk jadi korlap," jawab Danny. Setelahnya ia tidak membalas pesan.
Ditanggapi Santai
Sandiaga Uno menanggapi santai desakan dari FUIR. Ia menilai demo kemarin hanya sebatas saran. "Nanti kami akan lebih intensif untuk meminta masukan," kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2005-2008, Senin (19/3).
Menurutnya Sandi, ia bersama Anies sudah berupaya menjaga persatuan di DKI Jakarta. Salah satu caranya menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh agama.
"Kami sebenarnya meminta masukan dari para ulama, saya selalu dalam kegiatan-kegiatan terutama yang berhubungan dengan masyarakat itu minta masukan ulama," kata politisi Gerindra ini.
Sandi dan Anies saat demo berlangsung tak terlihat menemui massa pendemo dari FUIR. Pihak FUIR saat demo berlangsung ada perwakilan yang sempat menyampaikan pernyataan.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino