tirto.id - Sejumlah orang, yang mengaku mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019, membentuk organisasi relawan baru dengan memakai nama 212. Mereka berencana mendeklarasikan organisasi bernama Relawan Nasional 212 Jokowi Presiden Republik Indonesia (Renas 212 JPRI) itu dalam waktu dekat.
Kemunculan organisasi ini memancing kritik dari Novel Bamukmin. Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 tersebut menuding pembentukan organisasi itu bertujuan memecah massa perkumpulannya.
Novel juga menuduh bahwa penggunaan nama 212 oleh organisasi relawan Jokowi tersebut bertujuan mengelabui orang awam.
"Versi 212 abal-abal ini, bungkusnya saja sama, namun di dalamnya berbeda dan sangat terbalik. Karena akan memangsa orang awam dengan pembodohan opini 212," ujar Novel kepada tirto, pada Jumat (2/3/2018).
Meskipun demikian, Novel memastikan tidak akan ada anggota Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang bergabung dengan organisasi relawan itu.
"Silahkan berkreasi dengan nama atau simbol lain dengan jati dirinya tanpa membawa embel-embel yang sudah lekat dengan kebanyakan umat Islam. Kami yakin para alumni 212 tidak akan tertipu," kata Novel.
Angka 212 selama ini memang kerap digunakan sebagai identitas perkumpulan para pegiat aksi di Jakarta pada 2 Desember 2016. Saat itu, demo bertajuk "Aksi Bela Islam" digelar menanggapi kasus penistaan agama yang melibatkan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Koordinator Nasional Renas 212 JPRI, Nasir mengatakan organisasinya dibentuk untuk mendukung pencalonan kembali Jokowi sebagai Presiden RI 2019-2024.
"Organisasi ini akan segera dideklarasikan bulan Maret ini," ujar Nasir, seperti diberitakan Antara.
Nasir mengklaim akan berkoordinasi dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko soal rencana pembentukan organisasi ini.
Nasir menargetkan jumlah anggota Renas 212 JPRI akan mencapai lima juta relawan inti yang tersebar di 34 provinsi. Menurut dia, jumlah itu cukup untuk memenangkan Jokowi di Pemilu 2019.
Nasir menjelaskan pembentukan Renas 212 JPRI juga untuk memperkuat isu-isu kedekatan Jokowi dengan umat Islam. "Renas 212 JPRI hadir untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa umat Islam masih dan tetap ingin dipimpin Presiden Jokowi," jelas Nasir.
Nasir menambahkan Renas 212 JPRI akan berupaya menangkal isu-isu negatif terkait dengan SARA dalam politik.
"Kami akan merangkul mushala dan masjid se-Indonesia sebagai corong menyampaikan Islam rahmatan lil alamin," kata Nasir.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Addi M Idhom