tirto.id - Faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna perlu siswa pelajari ketika membahas keanekaragaman hewan dan tumbuhan. Selain itu, siswa juga perlu memahami apa saja yang menjadi faktor penghambat persebaran flora dan fauna di dunia.
Bumi menjadi tempat hidup bagi beraneka ragam flora dan fauna. Keanekaragaman flora dan fauna di dunia sangat bergantung pada kondisi masing-masing wilayah. Inilah sejatinya yang menjadi faktor persebaran flora dan fauna di dunia.
Letak geografis, kondisi lingkungan, iklim, cuaca, dan lain sebagainya, yang tidak sama di setiap kawasan, menjadi faktor penentu satu jenis flora atau fauna bisa berkembang atau tidak. Sudah jelas bahwa kondisi permukaan bumi tidak seragam. Karena itu, wajar kondisi keanekaragaman flora dan fauna di masing-masing wilayah berlainan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persebaran Flora dan Fauna
Secara umum, studi geografi memberikan pemahaman bahwa ada empat macam faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di bumi. Keempatnya adalah iklim, edafik, biotik, dan fisiografi.
Adapun penjelasan tentang masing-masing faktor faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna tersebut, sebagaimana termuat dalam Modul Geografi XI KD. 3.2 dan 4.2 terbitan Kemdikbud, adalah sebagai berikut.
1. Faktor Iklim
Faktor faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di dunia yang pertama ialah faktor iklim. Iklim bisa memberikan pengaruh dominan terhadap persebaran flora dan fauna di bumi.
Kenyataannya, wilayah yang mempunyai iklim ekstrem dihuni flora dan fauna dengan ragam spesies jauh lebih sedikit dibandingkan yang ada di kawasan tropis.
Ada beberapa jenis faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna. Di antara sejumlah faktor yang termasuk dalam kategori iklim adalah suhu udara, kelembapan, angin, dan curah hujan. Bagaimana faktor-faktor itu dapat memengaruhi persebaran flora dan fauna?
A. Suhu Udara
Perbedaan letak geografis-astronomis, sudut datangnya sinar matahari, jarak daratan dengan lautan, ketinggian lokasi, dan tutupan lahan membuat suhu udara di setiap wilayah tidak seragam. Sementara itu, kehidupan tumbuhan maupun hewan terkait erat dengan kondisi suhu udara.
Banyak spesies tertentu memerlukan suhu udara ideal di lingkungan hidupnya agar dapat tetap bertahan dan berkembang biak. Karena itu, kawasan dengan suhu non-ekstrem, atau tidak terlalu panas maupun dingin, umumnya layak menjadi tempat hidup banyak jenis spesies flora dan fauna.
Suhu udara juga bisa memengaruhi kondisi vegetasi di suatu wilayah. Vegetasi yang terdapat di wilayah tropis, gurun, kutub dan lainnya tidak bisa sama.
B. Kelembapan udara
Kelembaban udara menunjukkan tingkat uap air yang terkandung di udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan flora. Ada tumbuhan yang cocok hidup hanya di daerah kering, lembab, atau basah.
Oleh sebab itu, jenis-jenis tumbuhan bisa dikategorisasikan berdasar tingkat kelembapan wilayah keberadaannya. Setidaknya ada empat jenis yang perlu diketahui, yakni:
- Xerophyta: tumbuhan yang tahan di lingkungan kering atau kelembaban udara sangat rendah. Contoh: kaktus.
- Mesophyta: tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan lembab tetapi tidak basah. Contoh: anggrek dan cendawan.
- Hygrophyta: tumbuhan yang cocok hidup di kawasan basah. Contoh: teratai, eceng gondok, selada air.
- Tropophyta: tumbuhan yang bisa beradaptasi di daerah pemilik musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis (monsun tropis). Contoh: jati dan eukaliptus.
C. Angin
Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Di daerah terbuka, hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup di tengah terpaan angin kencang.
Angin pun bisa membantu penyerbukan atau pembuahan pada beberapa jenis tanaman, sehingga regenerasi terjadi. Tumbuhan tertentu penyebaran benihnya juga dibantu angin, seperti yang terjadi pada spora paku-pakuan (pteridophyta).
D. Curah Hujan
Curah hujan jelas menjadi penentu persebaran flora dan fauna karena air adalah sumber utama kehidupan. Beragam jenis hewan dan tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara.
Tingkat curah hujan dapat membentuk karakter khas formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan vegetasi ini mengakibatkan ada hewan-hewan tertentu yang bisa hidup. Hal ini bisa terjadi karena banyak jenis hewan mengandalkan tumbuhan sebagai sumber makanan.
Contohnya, hujan tropis yang bisa tumbuh di kawasan dengan curah hujan 1000-2000 mm dan suhu udara 20-30 derajat celcius memiliki keragaman flora sekaligus fauna yang kaya. Kondisi berbeda ada di padang rumput stepa yang berkembang di wilayah dengan curah hujan 200-1000 mm dan suhu -20 sampai 10 derajat celcius.
2. Faktor Edafik (Tanah)
Faktor faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna yang kedua ialah faktor edafik atau tanah. Faktor edafik kondisi tanah berpengaruh besar pula pada persebaran flora dan fauna.
Tanah jadi media utama bagi tumbuhnya vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan vegetasi seperti unsur hara, kebutuhan bahan organik (humus), air dan udara disediakan oleh tanah.
Tanah subur memberikan dampak baik bagi pertumbuhan tanaman. Hewan lalu bakal lebih mudah menemukan makanan jika tanaman di sekitarnya tumbuh subur.
Faktor-faktor fisik tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi adalah:
- Tekstur (ukuran butiran tanah atau tingkat kekasaran tanah)
- Tingkat Kegemburan (tanah gembur memudahkan tumbuhan menyerap mineral)
- Mineral Organik (Humus)
- Mineral Anorganik (Unsur hara seperti Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Fosfor)
- Kandungan Air Tanah
- Kandungan Udara Tanah (semakin gembur, kandungan udara tanah bertambah besar).
3. Faktor Fisiografi (Relief Bumi)
Faktor faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna berikutnya ialah faktor fisiografi atau relief bumi. Keragaman bentuk permukaan bumi memengaruhi persebaran flora dan fauna.
Relief bumi dapat membantu atau mempersulit hewan dan tumbuhan berkembang. Kawasan pegunungan, misalnya, bisa menghambat penyebaran tumbuhan. Terhambatnya perkembangan vegetasi pada akhirnya berdampak pula pada kondisi fauna.
Selain itu, kemiringan lereng dapat memengaruhi tumbuh kembang tanaman. Lereng yang membelakangi sinar matahari mempersulit beragam jenis tanaman untuk tumbuh dengan baik.
Bentuk muka bumi yang beragam bisa memicu perbedaan suhu dan kelembapan udara sehingga berpengaruh pada jenis vegetasi, dan karena itu, memengaruhi spesies hewan yang bertahan. Perbedaan suhu dan kelembapan udara, misalnya, karena faktor tinggi-rendah dataran.
4. Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Faktor faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna yang terakhir ialah faktor biotik atau makhluk hidup. Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia juga bisa memengaruhi persebaran flora dan fauna di bumi.
Peran yang terbesar, untuk saat ini, ada di manusia. Perilaku manusia yang melestarikan lingkungan akan berdampak positif terhadap keberadaan flora dan fauna. Sebaliknya, kegiatan manusia merusak lingkungan bahkan dapat membuat spesies flora dan fauna tertentu punah.
Pada kasus tanaman, tumbuhan yang memiliki daya adaptasi kuat akan menghambat tumbuhan lain dengan kemampuan lebih lemah. Kondisi ini lantas memicu satu jenis vegetasi mendominasi suatu wilayah.
Sedangkan dalam konteks hewan, keberadaan cacing yang bisa menyuburkan tanah dan membantu banyak jenis tanaman berkembang, merupakan contohnya.
Faktor-Faktor yang Menghambat Persebaran Flora dan Fauna
Terdapat empat hal yang menjadi faktor penghambat persebaran flora dan fauna. Adapun keempatnya secara lebih lengkap bisa dipahami dalam penjelasan berikut:
1. Hambatan Iklim
Faktor penghambat persebaran flora dan fauna di dunia yang pertama ialah hambatan iklim. Ketika kondisi iklim ekstrem terjadi, maka dapat menghambat persebaran makhluk hidup. Misalnya, temperatur, kelembapan udara, dan curah hujan.
Sebagai contoh, fauna yang dapat menghuni wilayah beriklim dingin dengan suhu rendah, seperti daerah kutub, ialah hewan yang memiliki bulu tebal dan mampu berhibernasi.
Sedangkan wilayah panas dengan curah hujan rendah berlaku sebaliknya. Misalnya, gurun, hanya mendukung kehidupan tumbuhan tertentu seperti palem, kurma, dan kaktus. Adapun tumbuhan hutan tropis yang membutuhkan banyak air sulit bertahan di daerah tersebut.
2. Hambatan Edafik
Faktor penghambat persebaran flora dan fauna di dunia yang kedua ialah hambatan edafik (tanah). Kesuburan tanah di sini sangat penting lantaran sangat memengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Adapun pertumbuhan tumbuhan membutuhkan unsur hara, udara, dan kandungan air yang memadai.
Hewan pengerat yang membuat sarang di tanah lebih suka tinggal di daerah dengan lapisan tanah yang tebal, dan enggan berpindah ke daerah berlapisan tanah tipis dan keras lantaran sulit menggali sarang.
Tanah yang kurang subur hanya mendukung sedikit jenis tanaman. Sebaliknya, tanah subur mendukung pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan dalam jumlah banyak.
3. Hambatan Geografis
Faktor penghambat persebaran flora dan fauna di dunia berikutnya ialah hambatan geografis. Hal ini bisa terjadi lantaran bentuk permukaan bumi macam samudra, padang pasir, sungai, dan pegunungan bisa menghambat persebaran flora dan fauna.
Sungai deras, lebar, atau selat yang memisahkan pulau-pulau bisa menghambat fauna darat yang bergantung pada lahan untuk berpindah.
Persebaran flora juga bisa terhalang oleh lautan luas. Sebagai contoh, meskipun berada di daerah tropis, tidak semua pulau memiliki pohon kelapa. Hal ini terjadi karena terbatasnya kemampuan persebarannya.
4. Hambatan Biologis
Faktor penghambat persebaran flora dan fauna di dunia yang terakhir ialah hambatan biologis. Kemampuan persebaran flora dan fauna bisa dipengaruhi oleh faktor fisik makhluk hidup.
Fauna darat yang tidak dapat terbang hanya dapat berpindah dalam wilayah terbatas. Hewan yang bisa terbang pun memiliki jarak terbang yang berbeda-beda.
Kemampuan berenang ikan dan mamalia juga bervariasi. Paus mampu berenang jauh, sedangkan sebagian besar ikan hanya bergerak di wilayah terbatas.
Flora tidak dapat berpindah secara aktif karena hidup menetap di tanah. Persebaran mereka bergantung pada media seperti air dan angin untuk menyebarkan benih. Jangkauan persebarannya lebih terbatas dibandingkan fauna.
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Yulaika Ramadhani & Ibnu Azis