tirto.id - Indonesia merupakan negara multietnis dan multikultural dengan semboyan, “Bhinneka Tunggal Ika.” Akan tetapi pada kenyataannya, semboyan tersebut tak mudah diwujudkan karena banyaknya perbedaan ideologi dan kepentingan masyarakat yang bertentangan.
Selain masyarakatnya beragam, Indonesia pun merupakan negara yang sangat besar dari segi jumlah penduduk dan wilayah. Kondisi ini dapat menjadi faktor penunjang kemajuan Bangsa Indonesia, dan juga sebaliknya.
Di satu sisi, keberagaman penduduk dan luasnya wilayah Indonesia memang membawa dampak positif. Dengan modal tersebut, bangsa Indonesia bisa memanfaatkan kekayaan alam dan budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat.
Namun, di sisi lain kondisi itu juga bisa memicu masalah, terutama rentannya disintegrasi nasional terjadi. Maka itu, berbagai faktor yang berpotensi menjadi penyebab disintegrasi bangsa perlu dicegah demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengertian Disintegrasi Nasional
Pengertian disintegrasi nasional adalah situasi yang dapat menjadi penyebab perpecahan bangsa. Disintegrasi bisa merusak persatuan-kesatuan bangsa, dan bahkan mengancam keutuhan negara.
Menurut Soerjono Soekanto dalam buku Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial (1983), disintegrasi adalah suatu proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat yang disebabkan berbagai perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Tergesernya norma dan nilai ini membawa subjektivitas kelompok—yang dilandasi atas perasaan senasib dan perjuangan yang sama—untuk menetapkan kelompok lain sebagai musuhnya.
Sebagai bangsa yang besar dan mempunyai keberagaman tinggi, Indonesia tidak jarang menghadapi berbagai masalah yang berpotensi menjadi penyebab disintegrasi bangsa.
Konflik-konflik antargolongan di Indonesia sering muncul dengan menonjolkan kekhasan daerah atau kelompok yang kemudian memiliki kecenderungan ke arah perpecahan. Hal ini dapat diakibatkan oleh ketidakpuasan yang kemudian diikuti gerakan-gerakan yang mengarah pada disintegrasi nasional.
Faktor Penyebab Disintegrasi Nasional
Faktor-faktor penyebab terjadinya disintegrasi nasional menjadi penting untuk dipahami dalam konteks penguatan wawasan kebangsaan maupun pendidikan di Indonesia.
Selain itu, perlu diketahui pula bahwa ada beberapa faktor penyebab disintegrasi nasional atau penghambat integrasi sebagaimana dirumuskan Tholib dalam Modul Pembelajaran PPKn: Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika (2020) terbitan resmi dari Kemdikbud.
Beberapa faktor penyebab disintegrasi nasional itu adalah:
- Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
- Kurangnya toleransi antargolongan
- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap ancaman dan gangguan dari luar
- Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan hasil pembangunan
- Adanya ketimpangan sosial dan ekonomi yang sangat lebar
- Perbedaan ideologi atau kepentingan yang meruncing dan tidak terdamaikan
- Sikap tidak saling menghargai di antara sesama anak bangsa
- Tidak ada yang mau mengalah untuk kepentingan bersama saat terjadi konflik
- Kesalahpahaman yang meluas dan menyebabkan konflik sosial.
Contoh Disintegrasi Nasional di Indonesia
Ada beberapa contoh kasus disintegrasi nasional yang terjadi dalam sejarah Indonesia merdeka. Mayoritas kasus itu terjadi ketika masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.
Berikut daftar contoh disintegrasi bangsa di Indonesia yang terjadi pada masa lalu:
1. Terbentuknya PRRI dan PERMESTA
PRRI merupakan sebuah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia. Pemberontakan ini terjadi akibat angkatan darat di Sulawesi dan Sumatera merasa tidak diperlakukan dengan adil dibandingkan tentara di Jawa yang lebih sejahtera. Pemberontakan ini mendapat dukungan rakyat, yang kemudian bernama PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta).
2. Pemberontakan Andi Aziz
Pemberontakan Andi Aziz terjadi pada Maret sampai April 1950 di Makassar, Sulawesi Selatan. Andi Aziz merupakan mantan pasukan KNIL atau tentara Hindia Belanda. Ia bersama pasukannya melakukan pemberontakan karena merasa tidak senang dengan kedatangan APRIS.
Selain itu, Andi Aziz juga berusaha untuk mempertahankan Negara Indonesia Timur (NIT). Pemberontakan Andi Aziz ditaklukkan oleh pasukan militer Indonesia yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
3. Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan RMS dilatarbelakangi oleh penolakan sekelompok masyarakat di Maluku, terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka menolak jika Negara Indonesia Timur, digabungkan ke dalam NKRI dan ingin mendirikan negaranya sendiri, yaitu Republik Maluku Selatan.
4. Pemberontakan PKI Madiun
Peristiwa PKI Madiun 1948 dipicu oleh perbedaan ideologi antara komunis dan Pancasila. Konflik ini berawal dari ketegangan politik setelah Amir Syarifuddin diberhentikan sebagai perdana menteri. Amir kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berisi tiga partai besar komunis dengan tujuan menjatuhkan kabinet Mohammad Hatta.
Penulis: Nika Halida Hashina
Editor: Agung DH
Penyelaras: Yulaika Ramadhani & Addi M Idhom