tirto.id - Melalui studi sosiologi yang dipelajari sejak SMA, kita bisa mendapatkan pengetahuan mengenai proses dan gejala-gejala disintegrasi sosial atau disorganisasi sosial. Apa itu?
Dalam buku Perubahan Sosial Budaya karangan Sriyana, disintegrasi sosial disebut sebagai proses memecahnya suatu kesatuan menjadi beberapa bagian kecil yang terpisah. Kasus ini berawal dari hilangnya ikatan kolektif yang bisa mempersatukan beberapa kelompok.
Mereka yang telah memiliki pandangan serta kebudayaan yang berbeda, akan merasa tidak sesuai ketika hidup bersama. Jadi, disintegrasi sosial dapat dikatakan sebagai bentuk ketidakinginan persatuan terjadi antara suku, ras, agama, hingga pandangan yang dinilai berbeda.
Dalam buku Sosiologi: Jilid 2, sifat primordialisme yang mengakui identitas sebuah golongan atau kelompok sosial sebagai cara melindungi diri dari budaya luar, dapat menjadi penyebab disintegrasi sosial. Dari sifat tersebut, seseorang dapat membangkitkan perasaan prasangka dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok lain.
Sifat ini ternyata juga bisa berlanjut menjadi etnosentrisme, di mana seseorang dianggap fanatik terhadap suku, agama, atau pandangan. Mereka yang sudah mencapai tahap ini akan menilai golongan lain dari sudut pandang subjektifnya. Bahkan, mereka bisa menilai dirinya lebih tinggi dari kelompok lain.
Dalam kesubjektifan ini, terdapat juga politik aliran. Mereka yang sudah memiliki aliran tersendiri akan berusaha mempertahankan kedudukannya dalam berpendapat. Bahkan, pandangan mereka ini bisa membuat konflik yang berakhir disintegrasi.
Selain itu, terdapat konsolidasi yang membuat sebuah kelompok memperkuat kedudukannya dengan menetapkan golongan lain sebagai musuh bersama. Dari perasaan senasib seperjuangan yang dihasilkan melalui konsolidasi, kelompok akan lebih kuat solidaritasnya, namun bertentangan dengan golongan lainnya.
Gejala-gejala Disintegrasi Sosial
Terlepas dari berbagai pengertian dan bentuknya, disintegrasi memiliki beberapa macam gejala yang dapat dideskripsikan dan dikaji secara jelas sebagai bagian dari ilmu kehidupan sosial.
Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, dijelaskan, gejala-gejala disorganisasi atau disintegrasi sosial dimulai dari hal-hal berikut:
- Tidak ada lagi kesepakatan anggota kelompok mengenai tujuan sosial yang hendak dicapai yang semula menjadi pegangan kelompok tersebut.
- Norma-norma sosial tidak lagi membantu anggota masyarakat dalam mencapai tujuan yang disepakati.
- Norma-norma dalam kelompok yang dihayati oleh setiap anggota dianggap tidak sesuai lagi.
- Sanksi sudah lemah, bahkan sudah tidak dilaksanakan secara konsekuen. Dengan kata lain, sanksi yang seharusnya diberikan kepada seseorang yang melanggar dianggap tidak berlaku lagi.
- Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat sudah bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto