Menuju konten utama

Faktor-faktor yang Memengaruhi Ketercapaian BEP

Memahami faktor-faktor yang memengaruhi BEP membantu pengusaha merencanakan strategi keuangan, menghindari kerugian, dan mencapai keuntungan lebih cepat.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Ketercapaian BEP
ilustrasi mengelola keuangan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Faktor-faktor yang memengaruhi ketercapaian BEP menjadi hal yang wajib dipahami oleh setiap pengusaha untuk memastikan kelangsungan usaha.

Dengan memahami berbagai aspek seperti biaya produksi, harga jual, dan volume penjualan, pengusaha dapat merencanakan strategi yang tepat guna mencapai BEP untuk meraih keuntungan.

Sebelum membahas faktor-faktor yang mempengaruhi BEP, penting untuk memahami apa itu BEP dan komponennya.

Dikutip dari modul Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XI (2020), BEP (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan saat sebuah perusahaan pada operasionalnya tidak mendapatkan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian.

Dengan kata lain, BEP merupakan titik impas dimana laba bernilai nol, menandakan bahwa semua biaya produksi dan operasional telah tertutupi oleh pendapatan penjualan.

BEP penting bagi bisnis karena membantu dalam perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan strategis.

Dengan mengetahui titik impas, pengusaha dapat memahami sejauh mana mereka harus menjual produk atau jasa untuk menutupi biaya operasional, sehingga dapat menghindari kerugian dan merencanakan strategi keuntungan yang lebih efektif.

Penjualan kurma meningkat jelang Ramadhan
Pedagang menata buah kurma di salah satu toko kurma kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (9/3/2024). Pedagang setempat menyatakan penjualan buah kurma jelang bulan suci Ramadhan pada awal pekan bulan Maret 2024 mengalami peningkatan hingga 50 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/aww.

Komponen Break Even Point

Untuk menghitung BEP dengan tepat, memahami komponen BEP adalah langkah penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pengusaha.

Komponen Break Even Point mencakup berbagai elemen yang berperan dalam menentukan titik impas, sehingga pengusaha dapat menyusun strategi keuangan yang lebih efektif, menetapkan target penjualan yang realistis, serta mengelola biaya operasional dengan lebih efisien.

Berikut ini merupakan komponen Break Even Point yang perlu diketahui:

1. Biaya Tetap (Fixed Costs)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan mengalami perubahan.

Biaya ini harus tetap dikeluarkan oleh perusahaan dalam kondisi apa pun, baik ketika produksi berjalan penuh maupun saat bisnis sedang melambat.

Beberapa contoh biaya tetap yang umum dalam bisnis antara lain sewa gedung atau kantor, gaji karyawan tetap, asuransi, serta depresiasi aset.

Karena sifatnya yang tetap, pengelolaan biaya ini sangat penting dalam perencanaan keuangan agar tidak membebani arus kas perusahaan.

2. Biaya Variabel (Variable Costs)

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan jumlah produksi atau penjualan.

Semakin tinggi tingkat produksi, semakin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan, dan sebaliknya.

Biaya variabel mencakup berbagai pengeluaran yang langsung berhubungan dengan proses produksi, seperti biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung yang dihitung berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, biaya pengemasan dan distribusi, serta biaya listrik yang digunakan dalam operasional produksi.

Mengendalikan biaya variabel menjadi strategi penting untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas bisnis.

Toko roti Gelora Jatinegara

Pekerja membawa loyang berisi kue kering di toko roti Gelora, Jatinegara, Jakarta, Selasa (5/11/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.

3. Harga Jual per Unit (Selling Price per Unit)

Harga jual per unit merupakan nilai yang dikenakan kepada pelanggan untuk setiap produk atau jasa yang dijual.

Penetapan harga jual harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti permintaan pasar, tingkat persaingan, serta kualitas dan nilai tambah produk yang ditawarkan.

Harga jual yang tepat tidak hanya berfungsi untuk menutup biaya produksi tetapi juga untuk memberikan keuntungan yang layak bagi perusahaan.

Oleh karena itu, analisis pasar dan perhitungan struktur biaya yang matang sangat diperlukan dalam menentukan harga jual yang kompetitif.

4. Volume Penjualan (Sales Volume)

Volume penjualan adalah jumlah unit produk yang harus terjual agar perusahaan dapat mencapai titik impas atau BEP.

Semakin besar volume penjualan, semakin cepat perusahaan dapat menutupi biaya tetap dan mulai memperoleh keuntungan.

Penentuan volume penjualan yang realistis bergantung pada pemahaman terhadap kondisi pasar, daya beli konsumen, dan efektivitas strategi pemasaran yang diterapkan.

Dengan mengetahui volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai BEP, pengusaha dapat menyusun strategi penjualan yang lebih terarah.

5. Margin Kontribusi (Contribution Margin)

Margin kontribusi merupakan selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Margin ini berfungsi untuk menutupi biaya tetap dan mencerminkan seberapa besar kontribusi setiap unit yang terjual terhadap laba perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung margin kontribusi adalah:

Margin Kontribusi = Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit

Semakin tinggi margin kontribusi, semakin cepat perusahaan dapat mencapai titik impas dan memperoleh keuntungan.

Oleh karena itu, pengusaha harus berupaya untuk meningkatkan margin kontribusi dengan mengoptimalkan efisiensi biaya variabel dan menawarkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

6. Titik Impas (Break Even Point)

Titik impas adalah kondisi di mana total pendapatan perusahaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak terjadi keuntungan maupun kerugian.

BEP dapat dihitung dalam bentuk jumlah unit atau dalam bentuk nilai penjualan dalam rupiah. Rumus BEP dalam unit adalah:

BEP (unit) = Total Biaya Tetap /(Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit)

Sedangkan rumus BEP dalam rupiah adalah:

BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1 - (Biaya Variabel per Unit / Harga Jual Per Unit))

Memahami titik impas memungkinkan pengusaha untuk menetapkan target penjualan yang lebih realistis, mengevaluasi efisiensi biaya, serta merencanakan strategi bisnis yang lebih tepat guna mencapai keuntungan yang diinginkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketercapaian BEP

Komoditas pangan penyumbang inflasi

Pembeli memilih telur ayam yang dijual di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (17/1/2025). ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/Spt.

Untuk mencapai BEP, ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam perencanaan keuangan dan strategi bisnis.

Memahami faktor-faktor yang memengaruhi BEP akan membantu pengusaha untuk merancang strategi yang tepat guna memastikan usaha mereka mencapai titik impas lebih cepat, menghindari kerugian, dan meraih keuntungan.

Berikut ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi ketercapaian BEP, yang harus dipahami dengan baik oleh setiap pengusaha.

1. Harga Jual per Unit

Harga jual per unit merupakan faktor penting yang memengaruhi ketercapaian BEP. Semakin tinggi harga jual, semakin sedikit unit yang harus dijual untuk mencapai BEP.

Harga jual ini sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar, persaingan, serta nilai tambah yang ditawarkan oleh produk. Pengusaha yang dapat menetapkan harga yang tepat sesuai dengan pasar akan lebih mudah mencapai BEP.

Sebaliknya, penetapan harga yang terlalu rendah dapat memperpanjang waktu untuk mencapai titik impas.

Dalam buku Akuntansi Manajerial oleh Charles T. Horngren, juga disebutkan bahwa harga jual per unit yang tinggi akan mengurangi jumlah unit yang perlu dijual untuk menutupi biaya tetap.

2. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berubah.

Komponen biaya tetap seperti sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi lainnya harus diperhitungkan dalam perhitungan BEP.

Semakin tinggi biaya tetap, semakin banyak unit yang harus terjual untuk mencapai BEP. Pengusaha perlu mengelola biaya tetap secara efisien untuk meminimalkan jumlah penjualan yang dibutuhkan agar bisnis mencapai titik impas.

Dilansir dari buku Cost Accounting: A Managerial Emphasis oleh Charles T. Horngren, biaya tetap disebutkan sebagai elemen utama dalam perhitungan BEP karena pengaruhnya yang signifikan terhadap titik impas.

3. Biaya Variabel

Biaya variabel berubah seiring dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual. Komponen biaya variabel seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya produksi lainnya memengaruhi jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai BEP.

Semakin tinggi biaya variabel per unit, semakin banyak unit yang harus dijual untuk menutupi biaya tetap dan mencapai BEP.

Oleh karena itu, pengusaha harus berusaha untuk mengendalikan biaya variabel agar BEP tercapai lebih cepat.

Menurut Financial and Managerial Accounting oleh Williams, biaya variabel yang tinggi dapat meningkatkan jumlah unit yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.

4. Volume Penjualan

Volume penjualan yang tinggi dapat mempercepat pencapaian BEP. Untuk mencapai titik impas, bisnis perlu menjual sejumlah produk yang cukup untuk menutupi semua biaya tetap dan variabel.

Faktor ini berhubungan erat dengan pemasaran dan distribusi produk. Semakin besar volume penjualan, semakin cepat pengusaha dapat menutupi biaya tetap dan mencapai keuntungan.

Dalam artikel Break-Even Analysis for Small Business yang diterbitkan oleh Small Business Administration (SBA), dijelaskan bahwa volume penjualan yang cukup besar adalah kunci untuk menutupi biaya tetap lebih cepat dan mempercepat pencapaian BEP.

5. Margin Kontribusi

Margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Semakin tinggi margin kontribusi, semakin cepat perusahaan dapat menutupi biaya tetap dan mencapai BEP.

Pengusaha yang dapat meningkatkan margin kontribusi, misalnya dengan menurunkan biaya variabel atau meningkatkan harga jual, akan lebih cepat mencapai titik impas.

Menurut Investopedia, margin kontribusi adalah indikator penting yang menunjukkan berapa banyak setiap unit penjualan berkontribusi untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba.

6. Strategi Pemasaran dan Persaingan

Strategi pemasaran yang efektif dan pemahaman yang baik tentang persaingan dapat memengaruhi ketercapaian BEP.

Jika produk atau layanan dipasarkan dengan baik dan menarik minat pelanggan, volume penjualan akan meningkat, sehingga BEP dapat tercapai lebih cepat.

Selain itu, memahami persaingan di pasar juga penting untuk menyesuaikan harga jual dan strategi pemasaran.

Dalam buku Principles of Marketing oleh Philip Kotler, dijelaskan bahwa strategi pemasaran yang tepat dapat mempercepat penjualan dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai BEP.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Bisnis
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani