Menuju konten utama
Materi Prakarya

Cara Menghitung Break Even Point BEP dalam Usaha

Saat berada di posisi BEP, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau pun mengalami kerugian dalam operasionalnya.

Cara Menghitung Break Even Point BEP dalam Usaha
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

tirto.id - Sebuah usaha bisnis didirikan untuk mencari keuntungan. Namun, membangun perusahaan tidak semudah "membalikkan tangan" untuk mencapai keuntungan yang diharapkan.

Sebuah perusahaan perlu melakukan analisa break even point (BEP) untuk dijadikan informasi target minimal pendapatan agar tidak sampai menimbulkan kerugian setelah dikurangi pengeluaran.

Mengutip modul Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XI (2020), break even point adalah suatu titik atau keadaan saat sebuah perusahaan pada operasionalnya tidak mendapatkan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. BEP kerap pula disebut titik impas. BEP membantu perusahaan pada berbagai sisi operasional.

BEP digunakan untuk acuan dalam menganalisis jumlah proyeksi jumlah barang yang akan dilakukan proses produksi dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan mencapai titik impas, maka setidaknya perusahaan mendapatkan kembali modal usahanya.

Manfaat Break Even Point

Dalam modul Prakarya dan Kewirausahaan (2020) disebutkan, BEP memiliki sejumlah manfaat untuk perusahaan yaitu:

1. Alat perencanaan dalam mengupayakan laba perusahaan dengan menentukan berapa jumlah penjualan yang sebaiknya didapatkan agar memperoleh keuntungan yang direncanakan;

2. Mengetahui tingkat penjualan minimum yang mesti dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Tingkat penjualan minimum berarti berkaitan dengan jumlah produksi paling rendah yang harus dibuat perusahaan;

3. Mengevaluasi laba perusahaan secara keseluruhan;

4. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dipahami;

5. Dapat menaksir tingkat produksi yang seharusnya ditetapkan agar mendapat keuntungan;

6. Dapat dipakai dalam menjaga dan mengukur penjualan serta tingkat produksi yang tidak lebih rendah dari BEP;

7. Digunakan untuk menganalisis perubahan harga pokok, harga jual, dan besar tingkat produksi hasil penjualan;

8. BEP menjadi alat perencanaan tingkat produksi dan sekaligus penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Komponen Analisis BEP

Penghitungan BEP melibatkan beberapa komponen dalam analisisnya. Komponen BEP terdiri dari:

1. Biaya tetap (fixed cost). Ini adalah biaya tetap atau konstan yang pasti muncul sekali pun tidak dilakukan proses produksi. Contohnya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan peralatan.

2. Biaya variabel (variable cost). Biaya variabel adalah biaya per unit yang sifatnya dinamis mengikuti tindakan volume produksinya. Bila rencana produksi meningkat, maka jumlah biaya variabel ikut tinggi. Misalnya adalah biaya bahan baku.

3. Harga jual (selling price). Komponen ini merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang sudah melewati tahap produksi.

Cara Menghitung BEP

a. BEP Penjualan dalam Unit

Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut.

BEP Unit = FC/P-VC

Keterangan:

BEP= Break Even Point (Titik Impas)

Q = Quantity (jumlah produk)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

P = Harga Produk

b. BEP Rupiah

Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP.

BEP Rupiah = FC/ 1-(VC/TR)

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas)

TR = Total Revenue (Penerimaan)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

Baca juga artikel terkait PELAJARAN PRAKARYA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yantina Debora