Menuju konten utama
Ekonomi Akuntansi

Perbedaan Konsumen Bisnis dan Konsumen Akhir dari Karakteristik

Apa saja perbedaan konsumen bisnis dan konsumen akhir dilihat dari karakteristiknya? Baca terus artikel ini untuk penjelasan selengkapnya.

Perbedaan Konsumen Bisnis dan Konsumen Akhir dari Karakteristik
Ilustrasi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Perbedaan konsumen bisnis dan akhir dilihat dari karakteristik di antaranya jumlah pembelian, kuantitas pembelian, hubungan antara konsumen dengan penjual, jarak geografis, jenis permintaan, sistem pembelian, hingga pihak yang terlibat dalam transaksi.

Dimensi perilaku konsumen terbagi menjadi 3 aspek meliputi tipe pelanggan, peranan konsumen, dan perilaku konsumen. Terdapat 2 tipe pelanggan dalam dimensi perilaku konsumen meliputi konsumen akhir dan konsumen bisnis.

Pengertian Konsumen Akhir dan Contohnya

Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga adalah konsumen yang melakukan pembelian guna memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, atau sebagai hadiah untuk teman atau kerabat.

Konsumen akhir berperan sebagai pengguna manfaat akhir dari suatu produk tanpa diperjualbelikan kembali.

Contoh konsumen akhir ialah masyarakat umum yang tidak membeli barang untuk diperjualbelikan.

Namun mereka membeli barang untuk kebutuhan dirinya sendiri atau diberikan kepada orang lain sebagai hadiah.

Pengertian Konsumen Bisnis dan Contohnya

Konsumen bisnis merupakan konsumen yang melakukan pembelian untuk kebutuhan atau keperluan pemrosesan lebih lanjut.

Konsumen bisnis membeli untuk dijual kembali (bertindak sebagai produsen), disewakan, dijual ke pedagang, atau dipakai untuk kebutuhan sosial dan public (pasar pemerintah dan organisasi).

Contoh konsumen bisnis meliputi organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba seperti rumah sakit, sekolah, instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya. Di sisi lain, terdapat 3 tipe pokok konsumen bisnis meliputi produsen, reseller, dan organisasi.

Pertama, produsen adalah yang membeli produk untuk kebutuhan barang dan jasa, kemudian dijual guna memperoleh laba.

Kedua, reseller yakni orang yang memberi barang jadi untuk dijual kembali atau disewakan ke konsumen dan organisasi bisnis lain.

Terakhir, organisasi merupakan instansi pemerintah dari daerah hingga pusat atau organisasi nirlaba.

Perbedaan Konsumen Bisnis dan Konsumen Akhir

Perbedaan konsumen bisnis dan konsumen akhir di antaranya adalah motif penggunaan barang yang dibeli.

Pada konsumen akhir, barang digunakan sendiri, untuk kebutuhan keluarga, dan diberikan kepada orang lain. Sedangkan konsumen bisnis ada yang berorientasi pada laba dan ada yang tidak seperti lembaga pemerintah atau institusi publik.

Tengku Ezni Balqiah dan Hapsari Setyowardhani dalam modul Pemahaman Konsep dan Studi Perilaku Konsumen dalam Pengembangan Strategi Pemasaran menuliskan beberapa perbedaan konsumen akhir dan konsumen bisnis sebagai berikut:

No Kriteria Pasar Konsumen Akhir Pasar Konsumen Bisnis
1. Jumlah Pembeli Banyak, contohnya pembeli mie instan di Indonesia jumlahnya ratusan ribu, bahkan jutaan per hari. Sedikit, contohnya perusahaan ritel untuk stok di supermarket jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan jumlah konsumen langsung mie instan
2. Kuantitas pembeli Sedikit, contohnya mie instan dibeli secara eceran Banyak, contohnya mie instan dibeli minimal dalam grosiran, bahkan bisa ribuan dalam sekali pembelian.
3. Hubungan antara konsumen dengan penjual Tidak dekat, contohnya transaksi pembelian mie instan di supermarket, antara pemilik dan pelanggan tidak saling kenal Dekat, contohnya pemilik ritel seperti supermarket menjalin hubungan jangka panjang dengan distributor mie instan untuk menjamin kelancaran pasokan mie.
4. Jarak geografis Lokasi konsumen bisa saling berjauhan, contohnya konsumen mie instan tersebar di seluruh wilayah Indonesia Lokasi konsumen biasanya terkonsentrasi, contohnya supermarket terletak di wilayah strategis dan ramai.
5. Jenis permintaan Permintaan langsung, contohnya jumlah mie yang dibutuhkan anggota keluarga mencerminkan permintaan langsung. Permintaan turunan, contohnya jumlah mie yang dibeli distributor mencerminkan permintaan agregat dari seluruh kebutuhan pelanggan supermarket.
6. Sistem pembelian Informal, contohnya pelanggan supermarket hanya mengambil mie instan yang ingin dibeli dan langsung dibayar. Profesional karena terkait dengan prosedur perusahaan.
7. Pihak yang terlibat dalam transaksi Tidak banyak, contohnya dalam membeli mie instansi di supermarket hanya terjadi antara pembeli dan kasir. Banyak karena melibatkan pihak-pihak dalam perusahaan.
8. Tahap transaksi Biasanya sekali atau hanya beberapa kali, karena pembelian mie instan di supermarket tidak melalui tahap negosiasi. Berkali-kali, contohnya pembelian mie instan oleh perusahaan ritel pengelola supermarket membutuhkan tahapan proses pembelian mulai pemesanan hingga penyimpanan.
9. Bentuk distribusi Lewat saluran distribusi (distributor), contohnya konsumen mie instan tidak langsung membeli di pabrik, tapi lewat distributor seperti supermarket. Langsung ke konsumen, contohnya, supermarket langsung menjual mie ke konsumen.
10. Alternatif transaksi Pembelian mie instan harus dalam bentuk kas atau kredit untuk produk lain seperti handphone. Leasing (sewa), contohnya gedung yang dijadikan supermarket merupakan hasil penyewaan pengelola ritel.

Baca juga artikel terkait PEMASARAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Bisnis
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno