Menuju konten utama

Faktor Agama Menentukan Kemenangan Anies-Sandiaga

Anies Baswedan banyak dipilih atas alasan kesamaan agama, sementara Ahok berdasarkan rekam jejak.

Faktor Agama Menentukan Kemenangan Anies-Sandiaga
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan usai memberikan hak pilih pada Pemilihan Gubernur di TPS 28 Cilandak Barat, Jakarta, Rabu (19/4). tirto.id/Naomi Pardede

tirto.id - “Umat beragama, kan, harus menghormati pilihannya. Orang Kristen memilih pemimpin Kristen, orang Islam memilih pemimpin Islam, itu kan baik,” kata musisi Ahmad Dhani saat mengomentari posenya bersama Elfonda Mekel atau Once di TPS 24 Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dhani menunjukkan tiga jarinya, sedangkan Once memberi salam dua jari.

Jika menilik data exit poll dari Indikator Politik Indonesia dengan total 789 responden, ucapan Dhani ternyata cukup mewakili pikiran banyak pemilih. Kesamaan agama kandidat dengan pemilih menjadi faktor paling menentukan dibanding faktor lain. Dari semua responden, ada 32,5 persen pemilih yang mencoblos berdasarkan pertimbangan tersebut. Faktor kinerja menjadi alasan nomor dua, sebanyak 14,5 persen.

Dari semua responden yang menjawab memilih Anies Baswedan, faktor kesamaan agama ini menjadi satu-satunya faktor dengan angka sangat besar. Sebanyak 58 persen pemilih Anies-Sandiaga mencoblos berdasarkan kesamaan agama. Pemilih Ahok-Djarot bukannya tak ada yang mencoblos berdasar kesamaan agama. Ada, tapi jumlahnya tak signifikan, hanya 3 persen.

Alasan paling dominan di kelompok pemilih Ahok dilandasi sudah ada bukti hasil kerja, yakni 31 persen. Faktor pengalaman di pemerintahan mencakup 18 persen pemilih Ahok, dan ada 12 persen yang memilih Ahok karena jujur dan bersih dari korupsi-kolusi-nepotisme.

Anies Meraih Suara Islam Modernis dan Tradisional

Melihat partai pendukung kedua calon, ada asumsi bahwa kalangan muslim non-Nahdiyin, yang kerap disederhanakan dengan frasa "Islam modern", akan banyak berada di kubu Anies. Alasannya: PKS menyokong Anies-Sandi. Sebaliknya, kalangan muslim Nahdiyin diperkirakan akan berada di kubu Ahok-Djarot karena pasangan ini secara resmi didukung PKB dan kubu PPP kubu Djan Faridz.

Namun, jika menilik data exit poll, asumsi itu terbukti keliru. Suara Muhammadiyah, Nahdiyin, maupun muslim yang tidak terafiliasi keduanya, mayoritas masuk ke kantong suara pasangan Anies-Sandiaga. Ahok hanya mendapat suara Nahdiyin dan muslim lain-lain sebanyak 34 dan 37 persen, serta 17 persen suara pemilih berlatar Muhammadiyah.

Senada dengan soal kesamaan agama, pilihan kesamaan etnis juga punya peran besar dalam suara Ahok. Dari responden yang disurvei, 100 persen Tionghoa di Jakarta memilih Ahok-Djarot. Dari Batak Tapanuli, sebanyak 95 persen juga memberikan suaranya untuk inkumben. Di seberang, Anies-Sandi mendapat suara mayoritas orang Sunda sebanyak 73 persen, etnis Betawi sebanyak 71 persen, dan etnis Minang sebanyak 68 persen.

Infografik Faktor Agama

Kepuasan atas Kinerja Ahok Tinggi

Pilihan atas dasar agama dan etnis yang cukup dominan dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini menjelaskan mengapa Basuki-Djarot kalah, meski mayoritas responden menyatakan puas atas kinerja Ahok sebagai Gubernur Jakarta.

Ada 49,4 persen responden menyatakan cukup puas dengan kinerja Ahok. Sebanyak 24,5 persen bahkan sangat puas. Artinya, hampir 3/4 responden tidak punya masalah dengan kerja-kerja Ahok sebagai Gubernur Jakarta. Mayoritas pemilih juga menyatakan kondisi ekonomi Jakarta mengalami perbaikan cukup signifikan di bawah pemerintahan Ahok. Ada 50,7 persen responden yang menyatakan kondisi ekonomi sekarang lebih baik dibanding sebelumnya.

Dari masa kampanye, bisa dilihat pasangan Anies-Sandiaga mengasosiasi diri dengan narasi dan simbol Islam, sementara pada Ahok-Djarot, narasi dan simbol kebhinnekaan-lah yang dilontarkan. Hasil exit poll menunjukkan keberhasilan strategi kampanye dengan agama dari Anies-Sandi, dan mereka tampak sadar akan kekhawatiran para pemilih di pihak seberang.

"Anies dan Sandiaga bukan hanya mengabdi kepada sekelompok orang, bukan hanya mengabdi kepada para pemilihnya, tetapi mengabdi kepada seluruh warga Jakarta," ucap Anies dalam pidato kemenangannya, Rabu malam (19/4). "Kita juga akan menjaga kebhinnekaan, kita akan memperjuangkan persatuan di Jakarta."

Hasil hitung cepat Saiful Mujani Research Center, Indikator Politik, dan PolMark Indonesia menyatakan Ahok-Djarot kalah dalam perolehan suara Pilkada DKI Jakarta 2017: Anies-Sandiaga Menang Telak

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Ahmad Khadafi

tirto.id - Politik
Reporter: Ahmad Khadafi
Penulis: Ahmad Khadafi
Editor: Maulida Sri Handayani