Menuju konten utama

Faisal Basri: Pemberantasan Korupsi Justru Akan Menarik Investasi

KPK juga menyatakan pemberantasan korupsi merupakan sahabat bagi investor.

Faisal Basri: Pemberantasan Korupsi Justru Akan Menarik Investasi
chief executive partner rsm indonesia amir abadi jusuf (kiri) didampingi international contact partner angela i simatupang (kanan) berbincang dengan pengamat ekonomi faisal basri disela indonesia's economy outlook 2016 yang diselenggarakan rsm indonesia, di jakarta, rabu (24/2). rsm indonesia menilai perekonomian nasional saat ini sedang dalam tren perbaikan, seperti tercermin pada pertumbuhan ekonomi kuartalan yang terus meningkat.antara foto/audy alwi/pd/16

tirto.id - Pakar Ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri membantah pemberantasan korupsi mengakibatkan minimnya investasi asing di Indonesia. Ia mengatakan hal sebaliknya bahwa pemberantasan korupsi justru membantu Indonesia meraih kepercayaan investor asing.

"Jadi sebetulnya enggak ada yang perlu diperdebatkan antara investasi dan korupsi. Sudah final," kata Faisal dalam seminar dengan tema Komitmen Anti korupsi untuk Investasi yang Lebih Baik di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Faisal menjelaskan, ketika indeks persepsi korupsi pertama kali diluncurkan tahun 1995, Indonesia berada di urutan buncit dari 44 negara dengan mengantongi nilai 19 (skala 0-100). Tahun 2018, Indonesia mengantongi nilai 38 dan menempati posisi 89 dari 180 negara.

Ia menyebut angka IPK Indonesia terus meningkat sejak reformasi hingga hari ini. "Tesisnya kan kalau indeks persepsinya naik, investornya turun. Tidak. Kita lihat korupsi berkurang kinerja investasi membaik."

Berdasarkan data World Investment Report, Faisal mengatakan Indonesia saat ini menempati urutan 16 negara dengan foreign direct investment (FSI) di dunia dengan mengantongi FDI 21 miliar dollar AS. Perolehan itu meningkat dari tahun sebelumnya Indonesia menempati urutan 18 dengan mengantongi FDI 20 miliar dollar AS.

Selain itu merujuk pada data The Economist, 48,1 persen pengusaha-pengusaha Indonesia akan melakukan ekspansi usaha. Angka itu lebih tinggi dibanding negara-negara lainnya dan hanya kalah oleh China dan Vietnam

"Jadi nomor 3 terbesar setelah China dan India. Siapa bilang takut [karena pemberantasan korupsi]?" tutur Faisal.

Menurut Faisal, investor asing baru akan datang ke Indonesia apabila kapasitas terpakai mencapai 90-100 persen. Ia menyebut kapasitas terpakai industri manufaktur saat ini baru 70 persen, sementara industri otomotif janya 50 persent. Selain itu, tekstile baru 50 persen, dan bio diesel hanya 38 persen.

"Jadi kemampuan produksinya [misal] 2 juta tapi industrinya hanya hasilkan 1 juta," kata Faisal "Jadi kalau investasi mau datang berdayakan yang ada sekarang".

Faktor lain yang menghambat masuknya investasi asing adalah rumitnya peraturan di Indonesia.

Hal senda juga disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif. Ia mengatakab pemberantasan korupsi merupakan sahabat bagi investor.

"Kami banyak melakukan checklist pencegahan, panduan untuk dunia usaha. Kami sepakat pemberantasan korupsi yang tegas, tidak pandang bulu adalah sahabat investasi, bukan menghambat investasi," kata Laode dalam kesempatan yang sama.

Baca juga artikel terkait PEMBERANTASAN KORUPSI atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Gilang Ramadhan