Menuju konten utama

Sejarah Hari TNI sejak Pembentukan BKR hingga ABRI

Hari ABRI diperingati setiap tanggal 5 Oktober menjadi bagian penting sejarah TNI sebagai angkatan perang RI. Berikut ini kronologi sejarah HUT TNI.

Sejarah Hari TNI sejak Pembentukan BKR hingga ABRI
Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan memimpin upacara HUT Ke-75 TNI secara virtual bertema "Sinergi untuk Negeri" di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Hari TNI atau biasanya disebut juga HUT TNI diperingati setiap 5 Oktober. Angkatan perang Republik Indonesia tersebut pernah berganti nama beberapa kali, dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan hingga Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Sejarah hari TNI bermula sejak awal pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Sukarno. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, muncul ide untuk membentuk institusi yang bisa melindungi negara di bidang militer.

Dikutip dari Badan Keamanan Rakyat (BKR): Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia (1995), yang ditulis Pamoe Rahardjo, ide untuk membentuk institusi militer itu disampaikan oleh dua anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Abikoesno Tjokrosoejoso dan Otto Iskandardinata, pada 19 Agustus 1945.

Gagasan tersebut sempat ditolak karena kondisi negara yang belum stabil dan kondusif. Akan tetapi, negara pada akhirnya membentuk Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) pada 20 Agustus, yang bertugas menampung bekas anggota Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho.

Dua hari setelahnya, tepat pada 22 Agustus, dibentuklah BKR sebagai bagian dari BPKKP. Seiring waktu, institusi ini dibedakan menjadi tiga bagian yakni BKR Darat, Laut, dan Djawatan Penerbangan.

Di dalam BKR terdapat para pemuda yang sebelum bergabung dalam pasukan PETA, Heiho, Kaigun Heiho, dan lainnya. Mereka bekerja sementara waktu dalam wadah BKR dan dipersiapkan menjadi prajurit negara di masa mendatang. Lalu, hari pembentukan angkatan perang pun tiba, seiring dengan kondisi darurat yang menimpa.

Pada 5 Oktober 1945, pemerintah Indonesia secara resmi mengubah BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Institusi militer ini dibentuk sebagai respons atas kedatangan tentara Inggris ke Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Kedatangan tentara Inggris tersebut dimanfaatkan Belanda sebagai pintu untuk kembali menjajah Indonesia. Lalu, pada 6 Oktober 1945, Presiden Soekarno mengangkat Supriyadi yang merupakan tokoh PETA untuk menduduki jabatan Menteri Keamanan Rakyat sekaligus Pemimpin Tertinggi TKR.

Dengan demikian, tujuan dibentuknya TNI menjadi lebih jelas. Pembentukan angkatan militer tersebut bertujuan menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, terlebih pada masa-masa awal kemerdekaan saat itu.

Sejarah Terbentuknya TNI secara Kronologis

Sejarah terbentuknya TNI sebagai angkatan bersenjata RI telah melalui jalan panjang sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Nama yang dipakai untuk menyebut angkatan perang ini pun mengalami beberapa kali pergantian. Berikut sejarah Hari TNI secara kronologis:

19 Agustus 1945

Dua hari setelah proklamasi kemerdekaan yakni tanggal 19 Agustus 1945, para pimpinan pemuda di Jakarta menyusun rancangan dekrit pembentukan tentara Indonesia sebagai kelengkapan negara yang telah diproklamasikan.

Upaya pembentukan angkatan militer resmi negara ini dilakukan sekaligus untuk menghadapi penguasa Jepang yang masih lengkap persenjataannya (F. Sugeng Istanto, Perlindungan Penduduk Sipil dalam Perlawanan Rakyat Semesta dan Hukum Internasional, 1992).

22-23 Agustus 1945

Rancangan dekrit pembentukan tentara itu kemudian diubah menjadi maklumat pembentukan suatu badan keamanan (Adam Malik, Riwayat dan Perjuangan Sekitar Proklamasi Kemerdekaan, 1970). Maka dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945.

BKR pada awalnya hanya disisipkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang telah didirikan sebelumnya agar tidak membuat penguasa Jepang curiga.

Pembentukan BKR direstui Presiden Sukarno sehari kemudian, yakni tanggal 23 Agustus 1945, dan terdiri dari BKR Darat, Laut, dan Udara.

Kendati begitu, BKR belum ditempatkan sebagai angkatan bersenjata reguler, melainkan hanya untuk menjaga keamanan saja. BKR juga bukan merupakan institusi yang dibebani tanggung jawab sebagai pertahanan negara (A.H. Nasution, Tentara Nasional Indonesia Jilid 1, 1970).

5 Oktober 1945

Seiring kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi oleh Belanda dengan wujud NICA, fungsi BKR pun ditingkatkan. Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, nama BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat atau disingkat TKR (TNI AD, Sejarah TNI-AD 1945-1973, 1990).

Tanggal resmi pembentukan TKR inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari ulang tahun TNI dan diperingati setiap tanggal 5 Oktober.

7 Januari 1946

Pada 7 Januari 1946, sebutan angkatan perang Republik Indonesia mengalami perubahan lagi menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, singkatannya tetap TKR.

26 Januari 1946

Belum sampai sebulan, tepatnya tanggal 26 Januari 1946, diterbitkan maklumat untuk terjadinya kembali pergantian nama menjadi Tentara Republik Indonesia yang disingkat dengan TRI (A. Eryono, dkk., Memoar Perjuangan Menegakkan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945, 1985).

Infografik SC Kronologi Sejarah Hari TNI 5 Oktober

Infografik SC Kronologi Sejarah Hari TNI 5 Oktober. tirto.id/Fuad

3 Juni 1947

Nama untuk menyebut angkatan bersenjata Indonesia lagi-lagi berganti. Tanggal 3 Juni 1947, TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan disahkan oleh Presiden Sukarno.

Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Sudirman ditunjuk sebagai pucuk pimpinan TNI (Pramoedya Ananta Toer, dkk., Kronik Revolusi Indonesia Jilid III, 2001).

27 Desember 1949

Setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda pada 27 Desember 1949 melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu, maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS (APRIS).

17 Agustus 1950

Tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi nagera kesatuan sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).

1962

Sejarah ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) bermula pada 1962, ketika Presiden Sukarno menghendaki penyatuan antara angkatan perang dan kepolisian.

Dikutip dari situs web resmi TNI, penyatuan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan peran organisasi keamanan negara dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.

Akan tetapi, penyatuan ini tidak membuat peringatan Hari ABRI berubah. Perayaan Hari ABRI tetap dilakukan setiap 5 Oktober.

1998

Seiring runtuhnya rezim Orde Baru dengan lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan sejak reformasi 1998, maka tiga angkatan militer yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dikembalikan menjadi TNI, serta terpisah dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang memiliki institusi sendiri.

Baca juga artikel terkait HUT TNI atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH
Penyelaras: Fadli Nasrudin