tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengenai kelebihan pasokan (oversupply) listrik yang dialami PT PLN. Kelebihan pasokan listrik itu utamanya terjadi di sistem Jawa-Bali.
Dalam surat No. S-736/MBU/09/2020, Erick menyebutkan salah satu alasan permintaan bantuan kepada Menteri ESDM karena terkait kondisi keuangan PLN yang terdampak COVID-19.
“Memperhatikan kondisi PT Perusahaan Listrik Negara / PT PLN baik kinerja operasional maupun keuangan yang terdampak pandemi COVID-19, kami harapkan dukungan Saudara untuk membantu kinerja PT PLN,” ucap surat yang ditandatangani langsung oleh Erick, Jumat (18/9/2020).
Sedikitnya ada 2 permintaan Erick Thohir kepada Arifin. Pertama, Erick meminta agar ada upaya peningkatan permintaan listrik PLN. Ia bilang perlu dukungan agar pelaku usaha menggunakan pasokan listrik yang disediakan PLN.
“Antara lain dengan membatasi pemberian izin usaha penyediaan listrik dan captive power,” tulis Erick.
Kedua, Erick menyebutkan penyesuaian Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2020-2029. Erick bilang RUPTL perlu mempertimbangkan kapasitas infrastruktur ketenagalistrikan yang sedang dibangun, proyeksi permintaan, dan kemampuan pendanaan yang baik dari APBN maupun keuangan PLN.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan adanya surat ini. Ia bilang surat itu semata-mata ditujukan agar kapasitas PLN bisa dimaksimalkan dulu alih-alih terus menambah pembangkit baru. Ia membantah bila ini terkait kondisi PLN yang memburuk.
“Bukan berarti bahwa PLN itu kondisinya parah tapi yang dilihat pak Menteri adalah karena PLN sudah over supply. Ngapain kalau tidak dimanfaatkan,” ucap Arya di Jakarta, Kamis (1/10/2020).
“Jadi enggak ada pemborosan juga, pemborosan energi, kan sayang nih kalau misalnya kita bikin pembangkit yang baru, ada lagi nanti industri bikin pembangkit yang baru sementara PLN sendiri mampu,” tambah Arya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan