Menuju konten utama

Epidemiolog Minta Pemerintah Siapkan Vaksinasi Cegah Cacar Monyet

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman juga mendorong pemerintah memperkuat penyaringan (screening) di pintu masuk internasional.

Epidemiolog Minta Pemerintah Siapkan Vaksinasi Cegah Cacar Monyet
Ilustrasi Cacar Monyet. foto/IStockphto

tirto.id - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengajurkan pemerintah Indonesia menyiapkan vaksinasi guna mencegah penularan cacar monyet atau monkeypox.

Hal itu merespons penetapan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Itu yang harus dilakukan, terus kalau sudah PHEIC ini, membangun kolaborasi, komunikasi dengan negara-negara lain melalui WHO,” kata Dicky ketika dihubungi reporter Tirto, Senin (25/7/2022).

Dicky juga mendorong pemerintah Indonesia memperkuat pintu masuk internasional seperti bandara dan pelabuhan. Pemerintah diminta menyaring (screening) pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) khususnya dari -negara0negara endemik cacar monyet.

“Kalau dia datang dari negara yang sudah terdeteksi, tidak mesti untuk cek status vaksinasi. Tapi dilihat, pastikan mengisi form, mengisi screening gejala ke arah itu,” kata dia.

Sementara bagi PPLN yang datang dari negara yang sudah menetapkan cacar monyet sebagai kejadian luar biasa atau KLB (outbreak) semisal Inggris, Amerika, serta negara-negara Eropa lainnya, perlu dimonitor saat ada gejala atau keluhan. Masa inkubasi virus cacar monyet selama 21 hari, sehingga penting untuk dilakukan pemantauan sampai ke level pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

“Dan juga penting pemerintah ini, Kementerian Kesehatan menjangkau kelompok-kelompok rawan ya,” kata Dicky.

Meski begitu, Dicky berpendapat risiko tertular cacar monyet bagi PPLN kecil. Sebab, prinsip dari penularan cacar monyet adalah saat seseorang melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita cacar monyet. Kontak langsung itu dalam bentuk kontak intim, contohnya berpelukan, berciuman, dan bersentuhan antara kulit dengan kulit yang memiliki lesi.

Sedangkan kontak tidak langsung itu dari benda-benda yang terkontaminasi penderita cacar monyet misalnya dari sprei, kain, celana, dan baju.

“Jadi, kecil kemungkinan kalau dalam perjalanan. Meskipun itu ke negara-negara yang ada kasusnya," kata dia.

Dicky mengimbau agar para PPLN dapat mengantisipasi cacar monyet dengan memakai masker, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta jangan sembarangan menyentuh permukaan yang disentuh bersama orang lain.

“Sama prinsipnya seperti [COVID-19], apapun penyakit yang menular tuh, ya begitu. Itu saja, tidak perlu juga terlalu khawatir, panik, karena ini juga bukanlah suatu penyakit yang semudah COVID-19 dalam penularannya,” kata dia.

Dalam keterangan terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan hingga kini belum ditemukan kasus cacar monyet di Indonesia. Hal itu berdasarkan kanal laporan yang dibuka dari seluruh laboratorium di daerah.

Baca juga artikel terkait PENULARAN CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan