tirto.id - Tersangka kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih mengaku pernah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Dirut Pertamina Nicke Widyawati dan Dirut PLN Sofyan Basir.
"Kita memang sering ketemu seperti yang sudah saya jelaskan ke penyidik bahwa ada pertemuan dengan Pak Sofyan, Bu Nicke, Pak Iwan [Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso]," kata Eni Saragih saat hendak memasuki Gedung KPK (27/9/2018).
Meski begitu Eni enggan merinci di mana pertemuan itu terjadi. Ia hanya mengatakan pertemuan itu terjadi beberapa kali di sejumlah tempat. Demikian pun politikus Golkar itu enggan menjelaskan poin pembahasan pada pertemuan-pertemuan itu.
KPK sendiri sebelumnya telah memanggil Nicke dan Sofyan Basir untuk menjalani pemeriksaan. Nicke diperiksa pada Senin (17/9/2018) sebagai saksi untuk tersangka Idrus Marham.
Nicke memang tercatat pernah memegang posisi Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN pada tahun 2014. Dia memegang jabatan itu sampai tahun 2017. Setelah itu, Nicke menjabat Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina.
Sementara Sofyan Basir telah dua kali diperiksa lembaga anti-rasuah tersebut. Terakhir Sofyan diperiksa (7/8/2018) lalu. Dalam pemeriksaan itu penyidik mencecar Sofyan dengan pertanyaan soal pertemuan dengan tersangka sampai aliran dana.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan tiga orang tersangka yakni mantan Wakil ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih dan pengusaha Johanes B kotjo. Eni diduga menerima uang Rp6,25 miliar dari Kotjo untuk proyek PLTU Riau 1.
Dalam pengembangan perkara, KPK menetapkan mantan Sekjen partai Golkar Idrus Marham sebagai tersangka. Mantan Mensos itu diduga terlibat kasus PLTU Riau 1 karena dijanjikan menerima 1,5 juta dolar AS bila membantu kotjo memenangkan proyek PLTU Riau 1.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yantina Debora