tirto.id - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku prihatin adanya pemecatan enam guru honorer di Tangerang, Banten lantaran berpose dua jari.
"Itu yang membuat kami prihatin dan kami sudah memberikan statement bahwa pilihan politik itu kan langsung, umum, bebas dan rahasia. Dan apapun yang diungkapkan itu sebagai bentuk daripada politik," kata Sandi saat melakukan kunjungan di Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta, Jumat (22/3/2019).
Ia mengatakan, pesta demokrasi yang dilakukan lima tahun sekali jangan sampai malah memecah-belah bangsa
"Ini kan lima tahun sekali, kalau ada pilkada mungkin tiap dua setengah atau tiga tahun. Jangan sampai perbedaan kita ini justru memecah belah, tapi justru mempersatukan," kata dia.
Sandi menyebutkan, sejumlah bendera partai politik pendukung Paslon 01 yang dipasang di sepanjang jalan saat ia berkunjung adalah sebuah contoh perbedaan yang wajar dalam demokrasi
"Saya seneng banget ini perbedaan kita mempersatukan, contohnya masuk daerah sini kan disambut begitu banyak bendera dari partai-partai bapak presiden [Joko Widodo]," katanya.
Sebelumnya, beredar foto yang menunjukkan enam orang guru honorer yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan memakai seragam guru berwarna krem. Keenamnya berpose dengan dua jari dan menunjukkan stiker bertuliskan Prabowo-Sandi.
Keenam guru tersebut dipecat satu hari setelah foto tersebut viral di media sosial pada Senin (18/3/2019), dan pemecatan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Tangerang.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno