tirto.id - Emoji baru akan segera hadir di setiap gawai pada tahun ini. Sebanyak 230 emoji telah dikonfirmasi akan dirilis bertahap oleh Unicode Consortium selaku perusahaan yang membuat emoji tersebut.
Dilansir dari BBC, Unicode menerima masukan dari Apple yang menceritakan tentang pengalaman para difabel. Dengan adanya karakter–karakter baru ini diiharapkan dapat memperbaiki kekurangan keyboard emoji dalam mewakili orang–orang difabel, pasangan yang berbeda gender dan etnis.
Karakter baru ini meliputi karakter yang mewakili kesetaraan orientasi seks, ras, dan disabilitas. Dalam karakter disabilitas, akan digambarkan dengan alat bantu dengar, kursi roda, kaki palsu, tongkat, dan anjing pemandu.
Karakter disabilitas ini akan digambarkan dengan pilihan warna kulit untuk mereprensetasikan tiap individu yang menggunakannya.
Dikutip dari The Guardian, setelah kampanye yang dilakukan badan amal hak perempuan untuk memperkenalkan emoji bertema periode, ikon ‘setetes darah’ baru juga turut diperkenalkan.
“Dimasukkannya emoji tersebut dapat mengungkapkan apa yang dialami 800 juta perempuan di seluruh dunia setiap bulan dan menghancurkan stigma yang ada di sekeliling mereka,” kata Kepala Hak dan Remaja Perempuan, Lucy Russel di Plan Internasional Inggris.
“Emoji tidak akan menyelesaikan ini, tetapi dapat membantu mengubah percakapan dan mengakhiri rasa malu dengan membicarakannya di saat masa menstruasi,” ujarnya, seperti dikutip The Guardian.
Berbagai pemilik platform, termasuk Apple, Google, Microsoft, Samsung, Facebook dan Twitter dapat mengubah desain Unicode sesuai dengan keinginan mereka, tetapi diharapkan untuk memastikan setiap karakter tetap dapat dikenali dari satu produk ke produk lainnya.
Selain karakter–karakter tersebut, nantinya juga akan ada karakter flamingo, berang-berang, minuman Amerika Selatan, falafel makanan Timur Tengah, sepatu balet, becak, tangan mencubit dan lainnya. Sebanyak 59 gambar yang baru disetujui akan dirilis pada paruh waktu kedua pada 2019.
Juru kampanye hak disabilitas menyambut emoji bertema disabiliitas tersebut, "Suka atau tidak suka, emoji telah menjadi bagian dari kehidupan digital sehari–hari,” kata Kepala Badan Amal Kesetaraan Phil Talbot.
Editor: Yantina Debora