Menuju konten utama

Elektabilitas Ahok-Djarot Alami Penurunan, Kata LSI

Elektabilitas pasangan calon gubernur (cagub) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat mencapai 31,4 persen, ungguli dua pasangan lainnya berdasarkan temuan baru Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Meskipun demikian, LSI juga menyampaikan elektabilitas Ahok trend-nya mengalami penurunan selama 2016.

Elektabilitas Ahok-Djarot Alami Penurunan, Kata LSI
Calon gubernur petahan Basuki Tjahaja Purnama mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta untuk mendaftar sebagai calon kepala daerah DKI Jakarta dalam pilgub DKI 2017, Jakarta, Rabu TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Elektabilitas pasangan calon gubernur (cagub) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat mencapai 31,4 persen, ungguli dua pasangan lainnya berdasarkan temuan baru Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Meskipun demikian, LSI juga menyampaikan elektabilitas Ahok trend-nya mengalami penurunan selama 2016 yakni 59,3 persen pada Maret 2016, 49,1 persen pada Juli 2016, dan 31,4 pada Oktober 2016.

Peneliti senior LSI Adjie Alfaraby kepada pers di Jakarta, Selasa (4/10/2016) seperti dikutip dari kantor berita Antara menyampaikan, elektabilitas Ahok-Djarot sebanyak 31,4 persen, Anies-Sandiaga Uno sebanyak 21,1 persen dan pasangan Agus-Sylviana sebanyak 19,3 persen. Sementara itu, ada sebanyak 28,2 persen pemilih yang belum memutuskan.

Berdasarkan data tersebut, Adjie memaparkan pemilihan kepala daerah/gubernur (Pilkada) DKI Jakarta pada Februari 2017 akan berlangsung dua putaran, karena berdasarkan hasil survei opini publik terhadap elektabilitas tiga pasangan cagub menunjukkan masih belum ada yang mencapai 50 persen lebih.

Survei LSI itu dilakukan pada 28-30 September 2016, dengan total responden berjumlah 440 responden. Survei dilakukan menggunakan metodologi wawancara tatap muka. Riset dilakukan dengan metode multi-stage random sampling. Margin of Error plus minus 4,8 persen. Survei dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan depth interview).

Adjie mengatakan, dengan angka dukungan ini, dan Pilkada masih empat bulan lagi, jika tidak ada perubahan radikal, diprediksi Pilkada DKI 2017 berlangsung dua putaran, karena tidak ada pasangan yang unggul mutlak di atas 50 persen. Namun di putaran pertama, siapapun kini bisa tersingkir. Jika tren Ahok terus menurun, Ahok pun bisa tersingkir di putaran pertama.

Dilihat dari segmen pendukung, masing-masing pasangan kalah dan menang. Pasangan Ahok-Djarot menang di segmen gender dengan persentase dipilih pemilih laki-laki sebanyak 26.4 persen dan pemilih perempuan 36,4 persen.

Sementara pasangan Anies-Sandiaga Uno hanya memperoleh persentase dipilih pemilih laki-laki sebanyak 20,9 persen dan pemilih perempuan 21,4 persen. Sedangkan, pasangan Agus-Sylviana memperoleh persentase dipilih pemilih laki-laki sebanyak 19,5 persen dan pemilih perempuan 19,1 persen.

Selanjutnya, segmen pemilih berdasarkan pendidikan, pasangan Anies-Uno menang di segmen pemilih dengan latar belakang berpendidikan pernah kuliah atau di atasnya, dengan memperoleh persentase sebesar 31,2 persen, dibandingkan dengan pasangan Ahok-Djarot yang hanya memperoleh 26,0 persen dan disusul pasangan Agus-Sylviana sebesar 19,5 persen.

Survei LSI mencatat tingkat pengenalan (popularitas) ketiga cagub DKI, yakni Basuki Tjahaja Purnama (97,0 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (78,0 persen), dan Anies Rasyid Baswedan (74,5 persen).

Tren penurunan elektabilitas Ahok, menurut Adjie sesuai analisis kualitatif LSI, disebabkan empat alasan, pertama, akibat isu kebijakan publik yang tak disukai seperti kebijakan penggusuran beberapa wilayah (Kampung Pulo, Kalijodo, Pasar Ikan, Kampung Luar Batang, dan lainnya) dan kebijakan reklamasi teluk. Kedua, isu personalitas. Ketiga, isu primordial. Keempat, hadirnya kompetitor cagub yang baru: Agus Harimurti dan Anies Baswedan.

"Namun banyak successstory Ahok yang juga dipuji. Kali jakarta yang bersih, hadirnya pasukan oranye yang sigap membenahi lingkungan, keberanian Ahok melawan sisi gelap politik tetap diapresiasi. Success story itu yang membuat dukungan Ahok masih nomor satu walau sudah merosot drastis," kata Adjie.

Sementara itu, di posisi dua dan tiga, pasangan Anies Baswedan dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono bersaing ketat. Keduanya berada di posisi kedua karena selisih margin of error saja (selisih dukungan di antara mereka lebih kecil dari margin of error 4,8 persen). Agus potensial menjadi kuda hitam karena belum lama menjadi politisi sipil, namun dukungan atasnya sudah meningkat.

"Kembali ke pertanyaan awal, akankah Ahok kalah di putaran pertama atau di putaran kedua Pilkada DKI 2017? Jawabnya, Ahok masih bisa menang jika ia membuat gebrakan baru. Jika tidak, tren menunjukkan Ahok tak sekuat dulu dan bisa dikalahkan. Jika pilkada hari ini, bersatunya kekuatan Anies dan Agus di putaran kedua, potensial mengalahkan Ahok," demikian ungkap Adjie.

Baca juga artikel terkait PILKADA DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh