tirto.id - Penasihat PA 212 Eggi Sudjana menyatakan, Prabowo-Sandiaga berpotensi menang apabila dibandingkan dengan Pilpres 2014, saat Ketua Umum Gerindra itu maju bersama Hatta Rajasa.
Sebab, kata Eggi, saat itu Prabowo-Hatta hanya kalah 8 juta suara dari Jokowi-Jusuf Kalla. Untuk itu, ia mengklaim, kekurangan 8 juta suara itu sudah bisa diatasi dengan banyaknya jumlah Alumni 212 yang mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Konteks analisis kalau 2014 itu Prabowo dikalahkan 8 juta suara, itu sudah teratasi 2016 ada Alumni 212 bisa mengumpulkan 13 juta di Monas. Artinya 8 juta bisa teratasi," kata Eggi di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Apalagi, kata Eggi, setiap Prabowo pergi ke daerah, tak pernah sepi. Menurut dia, hal ini berbeda dengan kunjungan Jokowi ke daerah.
"Ini menjadi anomali dari kampanye sepi tapi menang. Jika temuan kecurangan semakin terang benderang, Malaysia sebelum Pemilu sudah dicoblos, maka jika kecurangan diakumulasi oleh KPU,” ungkap dia.
Eggi bahkan sempat menyinggung soal people power apabila ada kecurangan dalam Pemilu. “Insyaallah setelah diumumkan resmi, apakah ada kecurangan serius? Kekuatan people power mesti dilakukan. Setuju? Berani?" kata Eggi bertanya ke relawan.
"Kalau people power terjadi, tak perlu ikut-ikut mekanisme, karena sudah kedaulatan rakyat," lanjutnya.
Prabowo Minta Tetap Tenang
Namun, sikap Eggi ini bertentangan dengan apa yang disampaikan capres nomor urut 02 Prabowo sebelumnya. Mantan Danjen Kopassus ini justru meminta para pendukung dan relawannya untuk tidak terpancing dan bersikap emosional, tapi tetap mengawasi TPS.
“Saya mengimbau pendukung tetap tenang, semua tenang dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis. Tetap fokus mengawal kemenangan kotak suara. Kunci kemenangan kita,” kata Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Prabowo juga mengingatkan agar para pendukung dan relawan paslon 02 tidak melakukan tindakan anarkis dan tetap fokus mengawal "kemenangan."
“Saya tegaskan untuk sama sekali tidak terprovokasi dan menghindari semua bentuk tindakan berlebihan, tindakan di luar hukum kekerasan apa pun,” ungkap dia.
Namun demikian, dia mengklaim, berdasarkan exit poll yang digelar kubunya di sekitar 5.475 TPS sampel dari 34 provinsi, Prabowo-Sandiaga menang dengan keunggulan 55,45 persen. Selain itu, Prabowo juga mengklaim mendapat kemenangan versi quick count dengan keunggulan 52,25 persen.
"Mohon semua relawan untuk mengawal kemenangan kita di TPS dan kecamatan. Juga saya tegaskan di sini pada rakyat bahwa ada upaya lembaga-lembaga survei-survei tertentu yang memang sudah bekerja untuk satu pihak. Untuk menggiring opini seolah-olah kita kalah," kata Prabowo.
Sikap Prabowo Dipuji Megawati
Di sisi lain, sikap Prabowo yang meminta pendukungnya tetap tenang dan tidak emosional ini dipuji dan diapresiasi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Apa pun hasilnya, kata dia, rakyat Indonesia harus bersatu.
Dalam pidatonya, Megawati menyatakan rasa terima kasihnya kepada Prabowo Subianto. Presiden kelima Indonesia ini menyatakan, dia sudah mendengarkan pidato Prabowo di Kertanegara. Dia menghargai sikap Prabowo yang meminta masyarakat tak terpancing provokasi.
"Saya ini juga mengucapkan terima kasih banyak karena beliau [Prabowo] telah menginstruksikan untuk jangan terpengaruh terprovokasi dan harus juga bersama-sama untuk tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, jadi itu memang itulah demokrasi Indonesia," kata Megawati di rumahnya, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Jay Akbar