Menuju konten utama

Efek Happy Five yang Menjerat Axel Thomas dan Pretty Asmara

Happy Five kerap dipakai sebagai pengobatan jangka pendek untuk penderita insomnia berat namun penggunaannya dianggap berbahaya karena menyebabkan kecanduan.

Efek Happy Five yang Menjerat Axel Thomas dan Pretty Asmara
Ilustrasi. Petugas menunjukkan barang bukti berupa ratusan ribu pil koplo sebelum dimusnahkan di Kantor Kejaksaan Negeri Malang, Jawa Timur, Senin (17/7). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

tirto.id - Pil Happy Five kini tengah marak menjadi perbincangan publik bersamaan dengan mencuatnya kasus para tersohor yang terjerat obat-obatan terlarang ini. Baru-baru ini, putra Jeremy Thomas ditahan karena mengakui telah memesan pil Happy Five dan mentransfer pembayaran, menurut pernyataan polisi. Akibatnya, Axel Thomas ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya dan mulai ditahan sejak hari ini, Rabu (19/7/2017).

Terakhir, pihak kepolisian juga menangkap artis Pretty Asmara pada Selasa (18/7/2017) kemarin terkait pesta narkoba di salah satu hotel di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Setelah melakukan penangkapan, polisi melakukan pengembangan dan menemukan barang bukti sabu berat 1,12 gram, 23 butir ekstasi, dan 38 butir Happy Five.

Happy Five merupakan nama lain dari obat psikotropika Erimin 5. Obat ini termasuk Nimetazepam yang dikelompokan oleh Kementerian Kesehatan ke dalam psikotropika golongan IV. Artinya pil Happy Five ini mempunyai efek ketergantungan yang ringan.

Obat-obatan jenis Nimetazepam ini pertama dibuat tahun 1962 oleh tim dari Hoffman La Roche. Kemudian, sebuah perusahaan Sumitomo Jepang mulai memproduksi obat-obatan ini secara global namun berhenti sejak November 2015. Umumnya Nimetazepam yang dibuat Jepang ini dikenal dengan Erimin 5. Sementara itu, di sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia, Erimin 5 populer dengan nama Happy Five.

Dilansir dari solacesabah.com, pil Happy Five kerap dipakai sebagai pengobatan jangka pendek untuk penderita insomnia berat. Namun, belakangan ini, penderita insomnia mulai banyak meninggalkan obat ini dan menggantinya dengan Etizolam dan Flunitrazepam. Sebab, penggunaan pil Nimetazepam ini memiliki konsekuensi yang adiktif dan berbahaya.

Happy Five ini memiliki efek menenangkan pada penggunanya. Obat ini juga memicu kecanduan karena memberi makan pemakainya zat yang kurang di otak mereka: dopamin. Hal itu terjadi karena obat tersebut bersifat hipnotis, menghilangkan rasa cemas, obat penenang, meredakan ketegangan pada otot, dan juga zat antikejang.

Obat yang memberi efek menenangkan ini juga berdampak buruk bagi penggunanya karena membikin candu. Terlebih, bila pemakai tak lagi mengkonsumsi pil ini. Pengguna akan merasakan kelelahan dan kelaparan yang ekstrem, serta menjadi lelah, depresi, dan mudah tersinggung. Penderita yang sudah kecanduan juga akan mengalami insomnia atau sulit tidur jika menghentikan pemakaian Happy Five.

Baca juga artikel terkait HAPPY FIVE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari