Menuju konten utama

Duduk Perkara Bunga yang Tinggi untuk Modal OK OCE

Pinjaman modal OK OCE 13 persen, Sandiaga Uno bilang akan cari alternatif lain.

Duduk Perkara Bunga yang Tinggi untuk Modal OK OCE
Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Uno menggunakan pelembab bibir saat press confrence dengan media. FOTO/Istimewa

tirto.id - OK OCE, salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dikritik anggota DPRD DKI Jakarta. Kepala daerah yang terpilih lewat Pilkada dua putaran itu dinilai tidak konsisten karena pemberian modal untuk peserta ternyata bukan dana bergulir, melainkan dana dari bank dengan bunga 13 persen.

Selama masa kampanye, Sandi berkomitmen memberikan modal khusus bagi para peserta tanpa jaminan apapun. Namun ia kemudian meralat pernyataannya. Sandi mengatakan kalau ia dan Anies tidak pernah berjanji memberikan modal. Yang mereka janjikan adalah kemudahan akses untuk mendapatkan modal dari bank.

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KUMKMP), Selasa (9/1) kemarin, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Nur Afni Sajim mengatakan bahwa modal dengan bunga sebesar itu bukan malah meringankan, tapi justru memberatkan.

"Bank DKI cuma memaparkan, 'ini saya punya pinjaman Rp5 juta sampai Rp50 juta dengan jaminan sertifikat rumah dengan bunga 13 persen'. Itu sama saja bohong," kata Nur Afni. Nur juga mengatakan bahwa pelatihan OK OCE tak lebih dari sekadar 'cuap-cuap'.

Politikus Partai Demokrat tersebut mengatakan bahwa bantuan modal untuk pengusaha di bank swasta justru bunganya lebih rendah ketimbang yang ditawarkan Bank DKI. Ia menyebut nama sebuah bank swasta yang bisa memberikan modal dengan bunga hanya 7 persen.

"Masa masih lebih murah bunga dari bank lain?" kata Nur Afni.

Beda Saat Kampanye

Dalam catatan Tirto, janji soal pemberian modal tanpa bunga pernah dikatakan Sandi saat debat final Pilkada DKI Jakarta 2017 pada Rabu, 12 April 2017.

Ketika itu Sandi bilang, "saya mengerti pengusaha dipersulit untuk mendapatkan permodalan. Oleh karena itu program OK-OCE yang kami dorong, kami adalah melihat bagaimana memberikan kredit khusus bagi perempuan. Kredit khusus bagi perempuan kita berikan tanpa jaminan dan kita berikan pendampingan mentoring."

Baca juga: Polemik Modal OK-OCE: Janji Kampanye dan Bantahan Sandiaga Uno

Namun saat diklarifikasi lebih lanjut di acara yang sama, barulah Sandi menjelaskan bahwa kredit yang dimaksud adalah modal yang bersumber dari bank. Penjelasan yang sebelumnya tidak pernah ia jelaskan dalam berbagai kesempatan.

Menurut statistik Perbankan Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan, per Oktober 2017 lalu rata-rata suku bunga bank umum untuk penerima kredit lapangan usaha berkisar di angka 9,27-16,34 persen. Dengan kata lain, tidak ada preseden masyarakat mendapat kredit tanpa bunga dan jaminan.

Ketua program OK OCE, Faransyah Jaya Agung, tidak menampik besaran bunga yang ditawarkan Bank DKI. Menurutnya bunga sebesar itu memang skema umum yang ditawarkan Bank DKI untuk warga yang hendak berwiraswasta.

Faransyah menyadari angka 13 persen tidak kecil. Oleh karenanya ia berusaha agar Bank DKI bisa memberikan keringanan serta mencari pendanaan alternatif dari bank swasta.

"Jadi kita lagi ngomongin [ke Bank DKI] ada skema khusus enggak? Apakah bunganya, cicilannya, atau seperti apa," kata Faransyah kepada Tirto, Rabu (10/1/2019). Skema khusus yang ia maksud mirip seperti skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Kami bayangkan seperti KUR. [Bunganya] 5-6 persen. Tinggal masalahnya, KUR itu subsidi. Skema subsidi dan lain-lain terus terang saya enggak bisa jawab. Itu bisa tanya Pak Gubernur dan Pak Wagub," imbuhnya.

Baca juga: Anies Sebut Program OK OCE Tak akan Birokratis

Soal alternatif pembiayaan selain Bank DKI, Faransyah mengatakan bahwa "kita akan bekerja sama dengan beberapa lembaga pembiayaan lain," yang mampu memberikan modal dengan bunga yang lebih rendah.

Gandeng BUMN sebagai Solusi Permodalan?

Sandi sebetulnya sudah punya calon lembaga pembiayaan alternatif, yaitu Permodalan Nasional Madani (Persero). BUMN yang bergerak di bidang jasa keuangan ini didirikan pada 1 Juni 1999 dan bertujuan untuk membantu mengembangkan UMKM dan koperasi.

Sandi mengklaim, per 10 Desember 2018 kredit yang disalurkan PNM sudah menjangkau hingga 70 ribu pengusaha. Rencananya, pengusaha Jakarta yang sudah bergabung akan ia integrasikan ke dalam program OK OCE.

"Hari ini 60 sampai 70 ribu ibu-ibu dan perempuan pengusaha mandiri [sudah] tersentuh program, dan kami akan integrasikan dengan OK OCE," katanya.

Menurut mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini, PNM dipilih karena modal dari mereka lebih suportif bagi pengusaha pemula. Tingkat bunganya lebih rendah.

Meski begitu Sandi menekankan bahwa Bank DKI tidak akan ditinggal sama sekali. Menurutnya Bank DKI sedang mengevaluasi sistem pemberian modal dengan melihat pertumbuhan ekonomi mikro di Jakarta. Jika pertumbuhan ekonomi mikro baik, maka bukan tidak mungkin Bank DKI akan menurunkan bunga pinjaman.

Baca juga artikel terkait PROGRAM OK OCE atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Rio Apinino