tirto.id - Anggota Komisi X DPR RI Irine Yusiana Roba Putri minta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mempertimbangkan berbagai skenario dalam mitigasi pandemi virus corona (COVID-19) di lingkungan sekolah dan kampus.
Permintaan itu disampaikan anggota Komisi X DPR RI Irine Yusiana Roba Putri agar mencegah bertambahnya warga Indonesia yang positif virus corona (COVID-19) dari sektor institusi pendidikan.
“Mitigasi itu bukan berarti panik. Kita sudah lama melakukan mitigasi bencana gempa bumi misalnya, hal itu juga bisa kita terapkan di sekolah dan kampus untuk bencana non-alam seperti wabah corona, seperti mengganti kelas fisik dengan kelas dalam jaringan (online) atau tugas di rumah,” kata anggota Komisi X DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR itu menambahkan jika pandemi COVID-19 itu semakin meluas, Nadiem pun diminta mempersiapkan skenario seperti penutupan sementara untuk sekolah dan kampus.
Apalagi, kata Irine, sejumlah sekolah internasional di Jakarta saat ini sudah mengganti pengajaran kelas fisik dengan kelas online, seperti halnya beberapa institusi pendidikan di luar negeri.
“Saya meminta Menteri Pendidikan untuk mulai mengomunikasikan skenario mitigasi seperti itu. Saya percaya, sebagai inovator, Pak Nadiem bisa melakukan inovasi pendidikan seperti itu,” ujar dia.
Menurut Irine, hal yang tidak kalah penting juga adalah memikirkan skenario untuk sekolah dan kampus di luar Pulau Jawa, seperti di Indonesia timur, yang infrastruktur teknologinya tidak sebaik di Jakarta.
Untuk daerah tersebut, Irine mengusulkan tidak harus dilakukan kelas online secara real time, tapi bisa juga dengan meminta siswa mengumpulkan tugas kepada guru melalui e-mail atau aplikasi bertukar pesan (chat) lainnya.
"Toh, selama ini siswa dan guru sudah biasa berinteraksi lewat aplikasi chat. Ini hanya salah satu pilihan saja,” kata wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Maluku Utara itu.
Menurut Irine, salah satu hal terpenting saat ini adalah mencegah penyebaran virus, supaya tidak semakin banyak yang terinfeksi virus tersebut.
“Itulah mengapa banyak negara melakukan lockdown atau karantina, mengurangi acara kumpul banyak orang, dan lain-lain. Itu bukan panik, tapi langkah yang masuk akal untuk dilakukan,” kata Irine.
Usulan melakukan mitigasi bencana non-alam itu pun dipandang Irine sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang menginstruksikan jajarannya supaya memiliki mitigasi dan skenario penanganan wabah penyakit yang matang.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Abdul Aziz