tirto.id - Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif tiket masuk ke area wisata Candi Borobudur menjadi Rp750 ribu tidaklah efektif. Menurut Nuroji rencana ini bertentangan dengan upaya promosi wisata yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Memang Borobudur perlu dijaga kelestariannya, tapi bukan dengan menaikan tarif yang selangit. Itu bertolak belakang dengan promosi destinasi wisata ini. Kepentingan konservasi dan wisata memang perlu seimbang. Tapi bukan menaikan harga setinggi itu," kata Nuroji dalam rilis tertulis pada Minggu (5/6/2022).
Nuroji menilai rencana kebijakan yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bisa diganti dengan upaya lain. Seperti pembatasan jumlah wisatawan atau naik ke atas Candi Borobudur secara bergiliran.
"Hal lain yang bisa dijadikan alternatif solusi pelestarian Candi Borobudur adalah dengan menutup area candi pada waktu-waktu tertentu untuk perawatan atau pengurangan beban berat candi," terangnya.
Politikus Fraksi Partai Gerindra ini juga menyebut mahalnya harga tiket masuk belum sepadan dengan kualitas pemandu wisata yang saat ini tersedia di area Candi Borobudur.
"Soal guide (pemandu wisata), dalam rapat terdahulu dengan pengelola, saya sampaikan bahwa guide-nya tidak profesional, kenapa? Karena, antara satu guide dengan yang lain, tidak sama, saat menceritakan sejarah Borobudur, dengan kata lain berbeda-beda versinya. Dan begitu saya tanya, ternyata guide tersebut berasal dari Palembang," ujarnya.
Oleh karenanya perlu ada upaya untuk menaikkan kualitas wisata dengan pemberdayaan para pemandu wisata. Diutamakan dari warga sekitar Candi Borobudur.
"Dan yang tidak kalah penting, untuk memberdayakan warga sekitar atas keberadaan Candi Borobudur itu juga harus dilakukan penataran, pelatihan atau pembekalan terlebih dahulu," kata Nuroji.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan turis lokal maupun asing yang ingin naik ke atas Candi Borobudur akan dibatasi hanya 1.200 orang/hari.
Kebijakan tersebut dilakukan usai Borobudur menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang berkualitas.
"Kami berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar [setara Rp1.443.350] untuk wisman dan turis domestik sebesar Rp750 ribu. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 rupiah saja," jelas dia dikutip Tirto.id melalui akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Minggu (4/6/2022).
Luhut menjelaskan semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, hal tersebut dilakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan Candi Borobudur.
"Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," terang dia.
Sementara itu, Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono meluruskan penjelasan Luhut bahwa tiket seharga Rp750 ribu per orang bagi turis lokal hanya untuk menaiki Candi Borobudur.
Sementara, harga tiket masuk kawasan candi masih tetap Rp50 ribu per orang untuk wisatawan nusantara.
"Itu kan tiket untuk naik ke candi. Tiket regulernya masih tetap sama untuk wisnus Rp50 ribu, untuk wisman 25 dolar. Hanya tiket untuk ini berlaku cuma sampai pelataran candi saja," kata Edy kepada Antara, Minggu (5/6/2022).
Edy mengungkapkan bahwa bangunan Candi Borobudur mulai mengalami penurunan dan pengikisan yang diduga diakibatkan oleh adanya beban berlebih akibat kunjungan wisatawan.
Sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan yang menaiki bangunan Candi Borobudur rata-rata sekitar 10 ribu orang per harinya. Selama pandemi, pengelola menutup akses naik ke Candi Borobudur dan kunjungan wisatawan hanya terbatas sampai ke pelataran atau halaman candi saja.
Edy menjelaskan penetapan harga naik ke candi atas dasar pertimbangan kuota 1.200 orang per hari dimaksudkan agar pengunjung yang ingin menaiki candi harus orang yang bersungguh-sungguh dan berkepentingan.
"Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto enggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya. Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sungguh, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp750 ribu, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi," katanya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto