tirto.id - Indikator Recovery Rate (RR) Covid-19 di Indonesia per 14 September mencapai 99,45 persen atau lebih baik dari RR dunia (89,68 persen). Berbagai indikator lain juga menunjukkan penurunan kurva. Namun, disiplin mayarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi kunci mengantisipasi gelombang ketiga (third wave) Covid-19.
"Tidak boleh kasih kendor, waspada, tetap pakai masker, dan jaga jarak. Dengan kedisiplinan masyarakat, kita yakin kita bisa bersama-sama menurunkan kasus Covid-19, tetapi kita juga harus menjaga jangan sampai ada wave ketiga,” papar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Kamis (16/9/2021).
Berdasarkan data per 14 September 2021, tingkat ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) secara nasional mencapai 13,32% dengan rincian BOR Isolasi sebesar 12,51% dan BOR Intensif sebesar 20,83%.
Sementara itu, terkait penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), seluruh provinsi di luar Jawa-Bali tidak ada yang masuk level asesmen 4. Untuk level kabupaten/kota, tercatat sejumlah 6 wilayah luar Jawa-Bali yang menerapkan PPKM level 4.
Di Jawa-Bali, terdapat 3 kabupaten/kota yang masuk wilayah PPKM level 4 untuk periode 14-20 September 2021, atau turun dari 11 kabupaten/kota pada periode sebelumnya.
"(Jumlah kasus aktif Covid-19) kita sudah di bawah 100.000, tepatnya 92.328 atau turun 53% dibandingkan 31 Agustus yang lalu. Saat puncak, di 24 Juli, kita sempat 574 ribu kasus,” papar Airlangga.
Jika melihat perkembangan kasus aktif secara nasiona sejak 9 Agustus sampai 14 September, Indonesia mengalami penurunan kasus aktif sebesar 79,41%. Sementara itu, penambahan kasus positif harian dalam tren di bawah 10.000 kasus.
Terkait vaksinasi, hingga 14 September 2021, ada 118,36 juta dosis vaksin yang sudah disuntikan. Target yang ditetapkan adalah, 89 persen penduduk Indonesia sudah menerima vaksin per Desember 2021, dengan rincian 100 persen dosis pertama dan 78 persen dosis kedua.
Namun, catatan lain adalah case fatality rate (CFR) Indonesia yang secara nasional mencapai 3,34 persen. Jumlah ini masih lebih tinggi dibandingkan CFR dunia yang hanya 2,06 persen. Peningkatan testing dan tracing, di samping menjaga kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M jadi kunci.
"Tidak boleh kasih kendor, waspada, tetap pakai masker, dan jaga jarak. Tentu kita mendorong agar level asesmen (PPKM) ini kita turunkan ke level 2,” papar Airlangga.
Ucapan Airlangga Hartarto ini senada dengan yang disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. Saat ini di tingkat global, pandemi Covid-19 sedang menghadapi gelombang ketiga pada September 2021. Sebelumnya, puncak gelombang pertama dunia berlangsung pada Januari 2021, sedangkan puncak gelombang kedua pada April 2021.
Jika dibandingkan, puncak gelombang kedua Indonesia baru terjadi pada Juli 2021. Menurut Wiku, lonjakan kasus tidak semata-mata karena ada varian baru (Delta), tetapi lebih pada kedisplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sosial.
"Jelas bahwa lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata akibat varian delta tetapi akibat aktivitas sosial masyarakat yang tidak sejalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Jika kita mampu membatasi aktivitas sosial, dampak mutasi varian tidak akan menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan," terang Wiku dikutip laman Covid19.go.id.
Editor: Iswara N Raditya