Menuju konten utama

Disertasi Hubungan Seks Nonnikah Dinilai Relevan dan Faktual

Topik penelitian disertasi di UIN Sunan Kalijaga tentang seks nonnikah dinilai sesuai dan tak lepas dari kondisi masyarakat saat ini seperti adanya fakta hubungan seksual pranikah.

Disertasi Hubungan Seks Nonnikah Dinilai Relevan dan Faktual
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. FOTO/uin-suka.ac.id

tirto.id - Doktor dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdul Aziz mengatakan, topik penelitian dalam disertasinya tak lepas dari kondisi masyarakat saat ini.

Ia mencontohkan, dari hasil survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada medio 2010 lalu yang menunjukkan bahwa 97 mahasiswi di Yogyakarta pernah menjalani hubungan seksual pranikah.

"Bukti lain misalnya di masyarakat Samin itu ada malah keharusan hubungan seksual premarital. Jadi bisa disahkan pernikahan kalau sudah berhubungan seksual kedua belah pihak sebagai bukti saling mencintai," kata dia, saat dihubungi reporter Tirto, Senin (2/9/2019).

Disertasi Aziz jadi kontroversi di publik setelah selesai diuji oleh promotor. Ia mengangkat disertasi dengan judul 'Konsep Milk Al-Yamin Muhammad Syahrur Sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital'.

"Kalau melihat fakta yang ada [kajian soal hubungan seks nonmarital] saya kira relevan [dengan kehidupan masyarakat]," ujar Aziz.

Selain itu, Aziz yang juga merupakan dosen di IAIN Surakarta menekankan, relevansi kajiannya adalah soal maraknya kriminalisasi terhadap mereka yang berhubungan seks di luar nikah.

Aziz menjelaskan latar belakang ia mengkaji pandangan Muhamad Syahrur yang diteliti dalam disertasinya soal seks di luar nikah.

Menurut dia, fenomena yang mengerikan terkait dengan kriminalisasi hubungan seksual nonmarital atau hubungan seksual konsensual.

Menurut dia, secara normatif hubungan seks di luar nikah dianggap dosa besar, karena doktrin Islam terkait hubungan seksual tanpa pernikahan adalah sebagai kejahatan.

Baca juga artikel terkait SEKS PRANIKAH atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali