tirto.id - Polisi mulai kesulitan mengatur pertahanan karena massa menyerang dari dua arah sekaligus, yakni dari Patung Kuda Jalan Wahid Hasyim.
Tembakan gas air mata gagal membuat massa mundur. Massa terus bergerak maju dengan bersenjatakan batu dan tongkat bambu.
Polisi sempat dipukul mundur, tapi kembali maju untuk melakukan serangan balasan dengan menyiapkan Raisa, mobil Pengurai Massa yang dilengkapi water canon.
“Brimob kuat. Jangan mundur!" kata petugas dari mobil komando.
Proses pembubaran massa telah berlangsung sejak Selasa (21/5/2019) pukul 22.30. Semula dengan negosiasi, tapi massa tak kunjung bubar. Polisi lalu menggunakan gas air mata, tapi massa melawan dengan melempar batu, petasan, dan bom molotov.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan & Rio Apinino