Menuju konten utama

Dicky Budiman: Kasus Gangguan Ginjal Akut Penuhi Kriteria KLB

Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman beralasan gangguan ginjal akut menyebabkan kematian pada anak secara tiba-tiba.

Dicky Budiman: Kasus Gangguan Ginjal Akut Penuhi Kriteria KLB
Ilustrasi Gagal Ginjal Akut. foto/IStockphto

tirto.id - Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Griffith University, Dicky Budiman menilai kasus gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia memenuhi kriteria kejadian luar biasa atau KLB (outbreak). Ia beralasan penyakit ini menyebabkan kematian pada anak secara tiba-tiba.

“Definisi dari outbreak atau KLB adalah satu kejadian yang tadinya enggak ada atau satu kasus tuh tadinya enggak ada,” kata Dicky ketika dihubungi reporter Tirto pada Minggu (6/11/2022).

Selain menyebabkan kematian secara tiba-tiba, Dicky bilang kriteria KLB lainnya adalah peningkatan kasus suatu penyakit.

Dicky menilai gangguan ginjal akut di Indonesia ini berbahaya karena belum diketahui penyebab pastinya.

“Ya, artinya kan bisa hidden (tersembunyi) atau silent (diam-diam) di masyarakat terjadi dan ini berbahaya sekali. Karena ini menyangkut juga generasi penerus kita, anak-anak ini,” kat dia.

Dicky mengklaim sempat berbicara dengan sejawatnya yang menyebutkan gangguan ginjal akut misterius pada anak ini banyak yang tidak terdeteksi di pulau-pulau kecil Indonesia.

“Tapi kalau gagal ginjal akut jadi endemi atau pandemi enggak, dia KLB saja,” ujarnya.

Dicky mencatat angka kematian (case fatality rate/CFR) gangguan ginjal akut di sejumlah daerah di atas 50 persen. Angka kematian yang tinggi ini akibat keterbatasan atau lemahnya deteksi dini.

Menurut Dicky, penderita gangguan ginjal berada dalam kedaan darurat sehingga penanganannya tak boleh terlambat.

Lebih lanjut Dicky menyebutkan keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan di Indonesia menjadi penyebab tingginya angka kematian akibat gangguan ginjal akut. Salah satunya ketersedian hemodialisa atau terapi cuci darah di luar tubuh dan dialisis peritoneal (peritoneal dialysis).

Hal itu ditambah lemahnya kesadaran masyarakat dalam deteksi dini kesehatan pada anak. Ditambah dengan perilaku mencari kesehatan (health seeking behavior) masyarakat Indonesia yang cenderung mengobati penyakitnya sendiri atau sulit untuk ke fasilitas kesehatan (faskes).

“Kalau hal-hal seperti ini banyak terjadi, tidak terdeteksi, dan merebak, itu mencerminkan kita memang lemah atau bahkan buruk gitu sistim kesehatan kita,” ujarnya.

Dicky mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengevaluasi penanganan gangguan ginjal akut di Indonesia dan segera menetapkan KLB.

Hingga Kamis, 3 November 2022, Kemenkes melaporkan 323 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di 28 provinsi Indonesia. Sebanyak 190 anak meninggal, 34 anak masih dirawat dan 99 anak telah sembuh dari penyakit tersebut.

Baca juga artikel terkait STATUS KLB GINJAL AKUT atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan