tirto.id - Sekitar 100-an orang mahasiswa Universitas Indonesia yang turut serta dalam demonstrasi di DPR RI, Jakarta, memutuskan untuk mundur dari titik demo di Flyover Senayan, Senin (30/9/2019) sekitar pukul 16.30 WIB. Mereka balik kanan setelah demo berujung ricuh di Palmerah, dua menit sebelum itu.
“Bubar dulu berangkat ke titik evakuasi untuk salat. Habis itu pulang ke Depok,” kata Chico, anggota Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI kepada reporter Tirto.
Meski bubar dua menit setelah kericuhan pertama kali pecah, Chico menegaskan, mereka mundur karena memang jam balik kanan sudah direncanakan dari awal.
“Jadi bubar bukan karena ricuh,” katanya. “Ketika kami mengumpulkan massa itu [untuk pulang] situasi kondusif.” (kericuhan memang pecah pertama kali di Palmerah, baru menjalar ke tempat lain, termasuk arah Pancoran).
Mereka berangkat ke Depok menggunakan bus tadi siang. Jumlahnya lebih sedikit ketimbang aksi terakhir tanggal 24 September.
Jumlah massa menyusut tidak terlepas dari imbauan beberapa pejabat mahasiswa yang meminta para mahasiswa “menahan diri untuk tidak turun ke jalan.” Ini misalnya diungkapkan Jusuf King, Ketua BEM FEB UI 2019. Ikatan Keluarga Mahasiswa FIB UI pun melakukan hal serupa. Keputusan ini, tertulis dalam surat itu, “disetujui Lembaga Formal Kemahasiswaan (LFK) se-FIB UI.”
Polisi mulai mengeluarkan gas air mata pukul 16.28.Mereka melakukan itu di kawasan Palmerah. Beberapa menit kemudian, polisi menutup ruas Tol Dalam Kota dari arah Kuningan menuju ke Semanggi, tepatnya di depan Polda Metro Jaya. Di sini para pelajar melempari polisi dengan batu.
Sekitar pukul 17.00 WIB, massa buruh memblokade jalan tol dengan tujuan agar demonstran lain tidak bentrok dengan polisi.
==========
Revisi 1 Oktober 2019 pukul 12.31: judul sebelumnya: Aksi Berujung Ricuh, BEM UI Memilih Mundur)
Penulis: Rio Apinino
Editor: Gilang Ramadhan