Menuju konten utama

Debat Ke-5 Pilpres: Jokowi Sebut Konsisten Lakukan Reformasi Pajak

Joko Widodo menyatakan pemerintahannya bersama Jusuf Kalla telah konsisten melakukan reformasi di bidang perpajakan

Debat Ke-5 Pilpres: Jokowi Sebut Konsisten Lakukan Reformasi Pajak
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.

tirto.id - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut pemerintahannya bersama Jusuf Kalla telah konsisten melakukan reformasi di bidang perpajakan, yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam debat capres kelima yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019) malam.

"Menurut saya, di bidang penerimaan pajak ini, kalau kita konsisten lakukan reformasi di bidang pajak, pelayanan, online pajak, itu akan memberikan dampak signifikan pada pembayar pajak untuk datang membayar pajaknya karena mereka merasa dilayani dengan baik dan itu sudah kita lakukan," ujarnya.

Jokowi menyampaikan kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bahwa saat ini penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan melalui fasilitas e-filing yang kini disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan kapan pun dan dimana pun.

"Ini reformasi di bidang perpajakan yang bisa dilakukan, tapi memang masih banyak yang perlu kita benahi," kata Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi telah mencapai 10,32 juta atau meningkat 9,4 persen dibandingkan periode sama 2018 sebesar 10,05 juta.

Sri Mulyani mengatakan sebagian besar penyampaian SPT yang dilakukan Wajib Pajak telah menggunakan pelaporan secara elektronik melalui "e-filing" di portal Direktorat Jenderal Pajak (DJP) online. "Pelaporan SPT menggunakan 'e-filing' meningkat pesat sampai 23,68 persen," ujarnya.

Hal tersebut, tambah mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, yang menyebabkan pengisian SPT secara manual telah menurun hingga 26,29 persen.

Tema debat kelima kali ini adalah ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri. Debat terakhir ini digelar sehari sebelum masa tenang Pemilu 2019 dimulai.

Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menyatakan debat ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon pemimpin untuk lima tahun ke depan.

”Kita bisa melihat kombinasi antar kandidat capres-cawapres dalam satu kesatuan lengkap bagaimana masing-masing menawarkan solusi untuk masyarakat," kata Pramono saat dihubungi, Kamis (11/4/2019).

Empat stasiun TV yang menayangkan debat kelima kali ini yaitu TVOne, ANTV, Berita Satu, Net TV, dan moderator debat adalah Balques Manisang dan Tomy Ristanto.

Sementara sepuluh panelis di debat kelima antara lain.

  1. Rektor Unair, Prof. Muhammad Nasih
  2. Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura, Prof. Eddy Suratman
  3. Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Muhammad Arief Mufraini
  4. Dekan FEB Universitas Diponegoro, Dr.Suhartono
  5. Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi, Dr.Herman Karamoy
  6. Dekan FEB Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si
  7. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Dr. Harif Amali Riva’i
  8. Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono
  9. Dosen Community Development Unika Soegijapranata Semarang, Tukiman Taruno Sayoga Ph.D
  10. Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice (IGJ) Rahmi Hertanti‎.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maya Saputri