tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan data ketinggian banjir yang merendam sejumlah kawasan di Jabodetabek, hingga pukul 12.00 WIB, Jumat, 3 Januari 2019.
Data BNPB tersebut menunjukkan, hingga siang hari ini, ketinggian air di Kabupaten Bekasi terpantau rata-rata sudah surut dari 300 cm menjadi 20-50 cm.
Sementara di Kota Bekasi, ketinggian air banjir yang semula mencapai hingga 600 cm telah menyusut menjadi rata-rata 20-300 cm, pada hari ini. Demikian pula di Kabupaten Bogor, banjir yang sempat mencapai ketinggian sampai 200 cm, telah surut menjadi 20-30 cm.
Adapun di Kota Tangerang, banjir sudah menyusut menjadi setinggi rata-rata 30-50 cm, dari ketinggian semula yang sampai 200 cm. Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), banjir pun telah surut dari semula mencapai tinggi sampai 200 cm menjadi rata-rata 0-20 cm per hari ini.
“Di Kota Depok dan Kota Bogor sudah tidak ada genangan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo dalam siaran resminya.
Ketinggian air banjir yang merendam sejumlah kawasan di DKI Jakarta juga terpantau telah menyurut pada hari ini. Namun, hanya di Jakarta Pusat, genangan air tidak ditemukan lagi.
Banjir masih merendam beberapa titik di Jakarta Timur, dengan ketinggian yang sudah susut menjadi rata-rata 20-25 cm. Semula, ketinggian banjir di Jakarta Timur mencapai hingga 310 cm. Kemudian, ketinggian banjir di Jakarta Barat juga telah surut, dari semula mencapai 70 cm menjadi 20-70 cm.
Di Jakarta Selatan, banjir hari ini juga menyusut dari semula setinggi hingga 200 cm menjadi rata-rata 20-200 cm. Banjir yang merendam sejumlah titik di Jakarta Utara terpantau pula sudah surut menjadi setinggi 20-70 cm, dari semula yang mencapai ketinggian hingga 70 cm.
Salah satu lokasi yang masih terendam banjir di Jakarta Barat ialah Perumahan Green Ville. Di sana, genangan air masih mencapai tinggi 1-2 meter. Para petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan masih bersiaga di lokasi tersebut untuk membantu evakuasi warga.
Dengan perahu karet, petugas keluar masuk mengangkut warga yang mau dievakuasi, namun ada pula warga yang tidak dievakuasi ikut serta.
"Ini mau beli makanan sama obat. Ada yang sakit. Nanti balik lagi," kata Sumarni (49), warga Perumahan Green Ville, pada hari ini seperti dilansir Antara.
Merujuk pada laporan Antara, beberapa titik di perumahan elite tersebut masih tergenang air hingga dua meter, seperti di Blok R, S, V, W, dan X. Rumah-rumah mewah terendam banjir, ada yang ditinggalkan penghuninya, tetapi ada pula penghuni yang masih bertahan di lantai dua. Mobil dan motor juga terlihat terendam air di garasi, halaman, dan depan rumah.
Sumarni menyebutkan banjir mulai terlihat pada Rabu (1/1) sekitar pukul 01.00 WIB, tetapi baru sebatas jalanan di perumahan. "Paginya kok tahu-tahu masuk rumah. Ini sudah agar surut, kemarin tinggi lagi," kata perempuan yang baru setahun di Jakarta itu.
Sementara itu, Pengelola Penyelamatan Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat H Wirawan mengingatkan ketinggian banjir di perumahan itu masih tinggi.
"Di dalam (perumahan) masih ada yang tiga meter. Tetapi, ini sudah surut sekitar satu meteran. Mudah-mudahan enggak hujan lagi," kata Wirawan.
Banjir juga masih merendam pemukiman di Teluk Gong, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, hingga Jumat sore.
"Ketinggian air lebih dari dua meter, pemukiman terparah di Teluk Gong, Kampung Gusti hingga Taman Permata Indah," kata Kasi Pemerintah Kelurahan Pejagalan, Saiful Hidayat.
Meskipun demikian, ketinggian air di sejumlah titik sudah surut hingga setinggi pinggang orang dewasa. Dari 18 RW di Kelurahan Pejagalan, sebanyak 10 RW terdampak banjir.
"Total jumlah pengungsi di Kelurahan Pejagalan sebanyak 406 jiwa," kata Saiful.
Lokasi pengungsian di Teluk Gong berada di dalam pemukiman masyarakat yang sedang banjir, akses hanya bisa menggunakan perahu karet. Masyarakat menggunakan bangunan bertingkat untuk bertahan dan menunggu air surut.
Saiful mengungkapkan di Kelurahan Pejagalan, lokasi dataran tinggi tidak ada lagi untuk lokasi pengungsian. Satu-satunya lokasi yang tersedia yakni tanggul Banjir Kanal di Jalan Teluk Utara, yang digunakan warga memarkir kendaraan mereka.
- Banjir Surut, Volume Sampah Meningkat hingga 60% di Kota Tangerang
- Respons Isu Anggaran Banjir Terpotong Formula E, Anies: Itu Ngarang
- Beda Pandangan Anies dengan Jokowi dan Basuki soal Penyebab Banjir
- Banjir Era Anies dan Ahok BTP, Apa Bedanya?
- Banjir Jawa Barat Tak Kalah Gawat, Kenapa Netizen Tak Berdebat?
Editor: Agung DH