tirto.id - Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan banyaknya konversi lahan sawah pertanian untuk berbagai pembangunan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Informasi Geospasial (BIG), kata Darmin, terdapat alih fungsi lahan sawah baku sebanyak 650 ribu hektar sejak 2013.
"Kalau 2013, (BPS) bilang lahan baku sawah 7,75 juta hasil pemotretan terakhir lahan baku sawah kota adalah 7,1 juta hektar. turun dari 7,75 juta jadi 7,1 data per sekarang," ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Senin (22/10/2018).
Darmin mengakui bahwa alih fungsi lahan ini mempengaruhi produktivitas pertanian di Indonesia terutama untuk komoditas beras. Imbasnya, pemerintah harus mengandalkan stok beras yang diimpor dari luar negeri.
Apalagi, konsumsi beras di Indonesia cukup besar di tahun ini. "Totalnya tahun ini 29,6 juta ton," tutur mantan gubernur Bank Indonesia tersebut.
Angka konsumsi yang disebutkan Darmin memang masih lebih kecil jika dibandingkan produksi beras Indonesia yang tahun ini diperkirakan mencapai 32,4 juta ton. Namun, surplus dari selisih produksi dan konsumsi itu tidak dapat menjamin lancarnya ketersediaan stok beras di pasar.
"Tadinya bisa 20 juta ton lebihnya (surplus). Sekarang 2,85 juta ton dan dari 2,85 juta. Sekarang petani kita ada 4,5 juta keluarga, mereka pasti menyimpan 5 kg sampai 10 kg, itu (berasnya) ada di sana," ujar Darmin.
Imbasnya, beras yang masuk ke Bulog makin berkurang dan untuk menjaga stabilitas harga di pasar, pemerintah mau tak mau harus mengimpor beras.
Tahun ini, Bulog sendiri telah memiliki stok beras sebanyak 2,4 juta ton untuk kebutuhan hingga akhir Desember.
"Impornya 1,8 juta ton, tambah 600 ribu ton pembelian dalam negeri, kalau itu aman," imbuh Darmin.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora