tirto.id - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan untuk mengubah situasi COVID-19 dari pandemi menjadi endemi.
"Ada beberapa kriteria yang saat ini kita susun yang harus dicapai bersama tidak hanya oleh pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah," katanya saat dihubungi Tirto pada Rabu (2/3/2022).
Kriteria tersebut antara lain, laju penularan kurang dari satu dalam jangka waktu tertentu, angka kematian kurang dari 3 persen, dan PPKM di kabupaten dan kota berada di level 1.
"Untuk mencapai ke tingkat endemi membutuhkan waktu yang lebih panjang. Saat ini yang dilakukan pemerintah adalah membuat kondisi pandemi ini terkendali, jadi kemudian kita masuk dalam kondisi pra endemi," ujar Nadia.
Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya ada 14 provinsi yang konsisten menunjukkan adanya penurunan yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, Maluku, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.
Selain itu terdapat 7 provinsi lain yang menunjukkan landainya angka dalam penambahan kasus harian COVID-19. Provinsi tersebut antara lain: Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Gorontalo, Bengkulu, dan Lampung.
Kementerian Kesehatan juga mencatat adanya sejumlah daerah yang mengalami penurunan positivity rate, yaitu DKI Jakarta, Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, NTB, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah.
Di tengah menurunnya angka sejumlah kasus di daerah, catatan Kementerian Kesehatan masih menunjukkan adanya risiko kematian yang terjadi pada pasien yang belum menerima vaksinasi lengkap, lansia, dan memiliki komorbid.
Dari catatan Kementerian Kesehatan pada 5.013 pasien yang meninggal akibat COVID-19 dari 21 Januari-26 Februari 2022, komorbid terbanyak yang ditemukan di pasien meninggal adalah diabetes melitus dan bahkan 21 persen pasien memiliki komorbid lebih dari satu.
Dari jumlah tersebut, lanjut Nadia, 69 persen belum divaksinasi lengkap, 57 persen di antara pasien meninggal tersebut adalah lansia dan 45 persen memiliki komorbid.
Untuk itu, salah satu tindakan yang menurutnya harus dilakukan adalah mendorong vaksinasi dengan target 70 persen baik primer maupun booster.
`
"Kita targetkan sudah 70 persen sebelum masuk Ramadan sehingga di bulan tersebut kita sudah bisa beribadah dengan normal sama seperti bulan-bulan sebelumnya," ungkapnya.
Ketua Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono mengungkapkan bahwa kebijakan untuk mengubah status pandemi COVID-19 harus dimulai dari level pemerintahan bawah baru menjalar hingga pemerintah pusat.
"Untuk mengubah status dari pandemi ke endemi harus dilakukan dari pemerintahan kota dan kabupaten, karena mereka yang paling tahu situasi dan kondisi di lapangan," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan mengenai jumlah tracing agar tidak berkurang meski status COVID-19 telah menjadi endemi.
"Tracing tetap harus digenjot sehingga bisa diketahui siapa yang positif dan tidak menyebabkan penularan baru," jelasnya.
Kalau kita melihat kita pernah mengalami situasi dimana laju penularan atau reproduction rate kita kurang dari satu, itu adalah indikator bahwa penganan pandemi tersebut terkendali, dalam kategori untuk menuju ke arah endemi, untuk saat ini dilakukan pemerintah adalah membuat kondisi pandemi ini terkendali, jadi kemudian kita masuk dalam kondisi pra endemi, dan nanti kita menuju situasi yang dikenal dengan endemi. Tentunya pada masa pandemi terkendali, atau pra endemi ada sejumlah kriteria yang sedang kita sususn, dan ada indikator-indikatoryang harus kita capai bersama, tidak hanya pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah"
Penulis: Irfan Amin
Editor: Restu Diantina Putri