Menuju konten utama

Epidemiolog: Masa Endemi COVID-19 Perlu Kebijakan Jangka Panjang

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan kebijakan jangka panjang untuk pencegahan dan persiapan menghadapi pandemi di masa depan.

Epidemiolog: Masa Endemi COVID-19 Perlu Kebijakan Jangka Panjang
Penumpang tidak menggunakan masker saat menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Senin (12/6/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.

tirto.id - Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security Policy Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyampaikan bahwa Indonesia perlu membentuk kebijakan jangka panjang dalam masa transisi endemi COVID-19.

Meskipun fase kedaruratan pandemi COVID-19 sudah selesai, pencegahan dan persiapan menghadapi pandemi di masa depan perlu menjadi pertimbangan.

“Bahkan ya bukan hanya Indonesia tapi dunia, harus membuat atau memiliki rencana mitigasi jangka panjang COVID-19. Tentu bukan hanya soal COVID-19 tapi juga aspek pembelajaran mencegah terjadinya pandemi berikutnya,” kata Dicky kepada reporter Tirto, Rabu (9/8/2023).

Hal ini Dicky sampaikan merespons sifat virus COVID-19 yang tidak pasti dan terus bermutasi.

Sebelumnya, Dicky juga menyoroti soal subvarian Omicron EG.5.1 atau Eris yang telah terdeteksi di Indonesia sejak Maret 2023. Subvarian ini bahkan disebut membuat peningkatan kasus di Inggris.

“Karena ketidakpastian dari COVID-19 ini tinggi sekali dan varian baru terus bermunculan dan sulit dihindari. Bahkan potensi lebih buruk dari Omicron tetap ada. Sehingga harus ada rencana manajemen risiko,” jelas Dicky.

Ia menambahkan pembelajaran dua tahun pertama pandemi COVID-19 lalu bisa menjadi acuan. Perlu ada kebijakan jangka panjang dalam merespons virus yang cepat menular dan mematikan.

Menurut Dicky, penanganan COVID-19 memerlukan waktu lama dan memerlukan strategi jangka panjang. Bentuknya merupakan kebijakan transisi dari emergensi respons menuju rencana jangka panjang.

”Ini tentu akan berimplikasi pada model pendanaan, prioritas, dan juga tentu pendayagunaan resource sepanjang strategi ini dibuat,” tambah Dicky.

Menurut usulnya, konteks kebijakan tidak harus khusus COVID-19, tapi bisa semacam strategi nasional yang meliputi kesiapan pandemi di masa depan.

“Sebetulnya sudah ada, tapi perlu ada modifikasi pada ancaman yang sifatnya komprehensif dan jangka panjang. Itu sebaiknya ada di level Kementerian Koordinasi, seperti Menko Kesra kalo dulu ya, sekarang Menko PMK,” pesan Dicky.

Dicky menuturkan pada level global sudah mulai dibahas kajian jangka panjang soal bencana pandemi pasca COVID-19. Bahkan Bank Dunia (IMF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah melakukan kajian bersama beberapa organisasi sejak tahun lalu.

“Jadi menurut saya ini urgen, ini urgen. Tidak harus di level Kepres tapi di Menko bisa, tapi kalau ad keputusan bersama lebih bagus,” terangnya.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN ENDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan