Menuju konten utama

Dapat Dana Hibah Rp11 M, MRT Studi Transportasi Berbasis EBT

PT MRT Jakarta menargetkan untuk menggunakan 100% energi baru terbarukan dalam operasionalnya pada tahun 2035.

Dapat Dana Hibah Rp11 M, MRT Studi Transportasi Berbasis EBT
Rangkaian kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI melintas di Stasiun Fatmawati, Jakarta, Rabu (8/5/2019). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

tirto.id - PT. MRT Jakarta (Perseroda) menerima dana hibah oleh pemerintah Amerika Serikat untuk meneliti transportasi berbasis energi terbarukan pada Senin (14/11/2022). Dana hibah tersebut diberikan oleh United States Trade and Development Agency (USTDA) sebesar 709,630 Dolar AS atau setara Rp11 miliar.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat mengatakan dana hibah tersebut akan digunakan untuk menyusun kajian teknis dan ekonomis terkait dengan energi baru terbarukan dan konservasi energi.

"Melalui studi ini, kami berharap akan mendapatkan panduan serta peta jalan untuk transisi dan konservasi energi MRT Jakarta sebagai penyedia transportasi massal perkotaan berbasis rel yang ramah lingkungan,” kata Tukiyat melalui keterangan tertulisnya, Senin (14/11/2022).

Kajian yang akan dilakukan, kata Tuhiyat, akan melihat potensi dan kemungkinan

penggunaan energi baru terbarukan dalam operasional MRT Jakarta.

“Misalnya potensi dan kemungkinan penggunaan panel surya di atap stasiun dan depo untuk mendorong efisiensi energi sehingga dapat menurunkan penggunaan energi dari sumber konvensional,” ucapnya.

Tukiyat memastikan PT. MRT Jakarta berkomitmen untuk menggunakan energi baru terbarukan dalam operasionalnya. Dalam jangka panjang, PT. MRT Jakarta menargetkan untuk menggunakan 100% energi baru terbarukan dalam operasionalnya pada tahun 2035.

Sejauh ini, 10% dari total penggunaan listrik MRT Jakarta berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sejumlah inovasi mulai dilakukan untuk mewujudkan rencana jangka panjang tersebut seperti menyediakan unit pengisian daya telepon seluler, laptop, dan tablet bersumber tenaga surya di stasiun.

Menanggapi hal tersebut, Direktur USTDA Enoh T. Ebong berharap inisiatif PT. MRT mengenai energi baru terbarukan ke depannya akan menjadi model bagi operator transportasi lainnya di Indonesia dan Indo-Pasifik.

“Transportasi publik menjadi hal penting bagi Indonesia untuk mewujudkan tujuan kontribusinya terhadap perubahan iklim. Dukungan USTDA terhadap proyek inovatif ini akan memungkinkan MRT Jakarta untuk menghubungkan antara teknologi termutakhir dan solusi pintar berbasis perubahan iklim yang terus dikembangkan dan disediakan oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat,” kata Ebong.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Bisnis
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri