tirto.id -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa tersebut berpusat di 8,84 LS dan 112,51 BT atau 78 kilometer barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan di Kabupaten Blitar.
Melansir laman Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar menginformasikan guncangan tersebut dirasakan dengan kekuatan sedang selama dua hingga empat detik di Kabupaten Blitar.
Laporan visual dari BPBD Kabupaten Blitar, atap bagian teras gedung Mushola An Nur di Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, mengalami kerusakan dan terjatuh.
Kerusakan bangunan lainnya menurut asesmen sementara meliputi, gedung kantor Desa Sarang dilaporkan rusak ringan, satu unit rumah rusak ringan, satu gedung balai kesenian Desa Sidorejo rusak ringan, dan satu gedung kantor Kecamatan Binangun rusak ringan.
Meski begitu BPBD Kabupaten Blitar menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa.
BPBD Kabupaten Blitar terus melakukan asesmen dan koordinasi dengan lintas instansi guna pendataan dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Gempa Malang bukan merupakan gempa megathrust
Sementara itu, Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, gempa yang mengguncang arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat pagi ini bukan merupakan gempa megathrust karena pusatnya berada di zona Benioff.
"Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya tidak berada pada bidang kontak antarlempeng, tetapi berada bawah zona megathrust yaitu pada bagian lempeng yang sudah mulai menukik yang dikenal sebagai zona Benioff," katanya melansir Antara.
Berdasarkan analisis BMKG gempa tersebut memiliki parameter pemutakhiran dengan magnitudo 5,1. Episenter terletak pada koordinat 8,81 derajat Lintang Selatan - 112,49 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 75 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 98 km.
Gempa selatan Jawa Timur tersebut merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur.
Lebih lanjut Daryono menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) akibat masih adanya gaya tekan pada lempeng tektonik.
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat di daerah Blitar hingga mencapai skala intensitas III-IV MMI sehingga menyebabkan kerusakan bangunan berupa rumah warga di Kecamatan Wlingi, bangunan musala di Kecamatan Binangun dan bangunan Kantor Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo.
Sedangkan di Ponorogo, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, Pacitan, Lumajang, Jember, dan Trenggalek guncangan dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI. Akibatnya sebagian besar warga lari berhamburan keluar rumah kerena terkejut guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa selatan Jawa Timur tersebut tidak berpotensi tsunami, karena magnitudonya yang relatif kecil di kedalaman menengah, sehingga tidak mengganggu kolom air laut," ujar Daryono.
Hingga pukul 13.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Editor: Abdul Aziz