tirto.id - Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, memprediksi, Indonesia akan memasuki musim kemarau pada bulan April 2025. Oleh karena itu, Hanif mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan konsolidasi lapangan terhadap wilayah yang berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Ia mengaku ada wilayah-wilayah yang menjadi tempat rawan karhutla dalam skala besar yakni Sumatra Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, dan Kalimantan Selatan.
“Insya Allah minggu depan kami akan melakukan konsolidasi lapangan, paling tidak untuk Pulau Sumatra ada 2 atau 3 titik konsolidasi kita karena saling berjauhan, Kalimantan paling tidak ada 3 titik, kemudian Papua dan Sulawesi,” ungkap Hanif saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Dalam melakukan konsolidasi nanti, Hanif menjelaskan pihaknya akan mengecek beberapa kesiapan di wilayah-wilayah itu, terutama dari segi sumber daya manusia (SDM)-nya, peralatan yang dapat membantu mendeteksi atau mengukur gempa, serta pendanaannya.
Hanif menambahkan, langkah tersebut sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2019 yang mengatur tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.
“Di dalam peraturan presiden tersebut menjadi tugas kami untuk mengingatkan ini. Kemudian sebenarnya juga ada sanksi pidana bila mana terjadi kebakaran di wilayah konsesi, tetapi kami akan mencoba preventif dulu,” tuturnya.
Dia mengatakan, nantinya pelaksanaan kegiatan tersebut akan diarahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, dalam penanganan Karhutla. Oleh karena itu, Hanif menilai persiapan dari awal lebih baik agar di masing-masing wilayah, terutama yang rawan Karhutla, siap menghadapi kejadian tersebut.
“Kalau kita tidak lakukan konsolidasi sekarang, nanti di lapangannya kadang-kadang susah siapa meng-komandonya, jadi saling salah menyalahkan karena kebakaran hutan dan lahan biasanya tidak mengenal batas,” ucapnya.
Hanif juga sudah memberikan sejumlah arahan untuk perusahaan-perusahaan untuk memastikan mereka memiliki berbagai kesiapan dalam menghadapi Gempa Bumi. “Perusahaan harus punya tenaga pengaman berapa alat berapa nanti izin kami akan mengecek pada minggu depan,” katanya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher