tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut sepanjang April 2021 ekspor Indonesia ke India mengalami penurunan sebesar 128,8 juta dolar AS. Kondisi ini terjadi karena konsumsi lemak nabati yang biasa dikirim ke India terganggu akibat lonjakan kasus COVID-19 di negara tersebut.
"Ekspor kita ke India pada April 2021 ini mengalami penurunan $128,8 juta, kita tahu apa yang terjadi saat ini di India dan tentunya kita semua sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi," kata Suhariyanto, Kamis (20/5/2021).
Meski secara keseluruhan ekspor Indonesia pada April 2021 naik 0,69 persen secara bulanan, tapi India tercatat menjadi penyumbang penurunan ekspor terbesar pada April ini. Produk Indonesia yang mengalami penurunan konsumsi, kata Suhariyanto, antara lain abu logam, bahan kimia organik, lemak dan minyak nabati serta biji-bijian.
“Penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas lemak dan minyak nabati," kata dia.
Selain komoditas itu, berdasarkan data BPS India konsisten menempati posisi kedua sebagai importir terbesar batu bara dan CPO. Pada 2020 Cina masih menempati urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor RI yaitu sebesar 22,32 juta ton, kemudian India 23,24 juta ton, Pakistan 9,4 juta ton, lalu Malaysia 5,96 juta ton.
Untuk batu bara di 2020, Cina masih menjadi importir urutan pertama dengan total 542,32 juta ton, kemudian India 432,70 juta ton, Jepang 136,76 juta ton dan Malaysia 109,70 juta ton.
Kondisi di India yang tak kondusif memicu penurunan konsumsi. Saat ini angka penularan kasus COVID-19 di India memang masuk dalam 5 ranking tertinggi. Berdasarkan data dari Johns Hopkins University (JHU) hingga Rabu (19/5/2021) pukul 15.30 WIB, India berada di posisi dua tertinggi dengan total 25.496.330 kasus positif dan 283.248 orang meninggal dunia. Selanjutnya Brasil yang terkonfirmasi sebanyak 15.732.836 kasus dan 439.050 orang meninggal dunia.
Posisi keempat diisi oleh Prancis dengan 5.959.593 total kasus dan 108.201 kematian. Lalu, Turki terkonfirmasi kasus positif sebanyak 5.139.485 kasus serta 45.186 kasus kematian.
Sementara negara dengan penularan kasus COVID-19 tertinggi terjadi pada Amerika Serikat dengan total kasus 32.997.496 dan angka kematian mencapai 587.219 jiwa.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz