Menuju konten utama

Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi tentang Sekolah dan Liburan

Bagaimana cara menulis cerita sejarah pribadi? Berikut ini contoh teks cerita sejarah pribadi singkat tentang sekolah dan liburan.

Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi tentang Sekolah dan Liburan
Ilustrasi Menulis di buku. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Teks cerita sejarah pribadi biasa diceritakan oleh individu untuk membagikan pengalaman pribadinya yang sudah lampau. Contoh teks cerita sejarah pribadi bisa dibuat dalam berbagai tema, termasuk tentang sekolah atau liburan.

Teks cerita sejarah sendiri adalah jenis tulisan narasi yang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara kronologis. Menurut Maman Suryaman, dkk. dalam Bahasa Indonesia (2018), teks cerita sejarah yang baik memuat informasi 5W+1H.

Unsur-unsur apa, siapa, kapan, mengapa, di mana, dan bagaimana ini diperlukan agar cerita sejarah memuat informasi yang lengkap dan relevan bagi pembaca.

Apa itu Teks Cerita Sejarah Pribadi?

Menurut Sumiati dalam Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia (2020) teks cerita sejarah adalah teks yang menceritakan peristiwa yang pernah terjadi. Teks cerita sejarah diceritakan dengan imajinasi penulis meskipun tetapi bersumber pada sejarah.

Dalam konteks cerita sejarah pribadi, sumber cerita berasal dari pengalaman individu si penulis. Maka itu, teks cerita sejarah pribadi erat kaitannya dengan unsur subjektivitas.

Teks cerita sejarah dikisahkan secara kronologis. Ada beberapa kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks cerita sejarah pribadi, yakni:

  • Menggunakan kalimat yang mengandung kata-kata bermakna lampau. Contohnya: "kemarin", "tahun lalu", "pada tahun 1995", dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu. Contoh: "setelah itu", "mula-mula", "kemudian", dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kalimat langsung atau kalimat saat melakukan aksi.
  • Menggunakan kalimat tidak langsung atau kalimat saat mendapatkan aksi.
  • Menggunakan kata kerja mental seperti memahami, merasakan, mengenali, memperhatikan, berharap, percaya, dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kata kerja material seperti memasak, mengumpulkan, menjatuhkan, menulis, dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kata sifat.
  • Boleh menggunakan kata kiasan.

Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi tentang Sekolah

Teks cerita sejarah pribadi bisa menceritakan tentang pengalaman sekolah. Berikut ini contoh teks cerita sejarah pribadi tentang sekolah:

Saya lahir pada tahun 2005 di Sawahan, Sedudo, sebuah desa kecil di kaki Gunung Wilis. Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayah saya seorang petani dan ibu saya pemilik warung makan di kawasan wisata Sedudo, Nganjuk, Jawa Timur.

Saya lulus SMP pada tahun 2019 dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Brebek. Jarak antara rumah saya ke sekolah cukup jauh, butuh 20 menit perjalanan dengan motor.

Beruntung, sekolah saya terletak di pinggir jalan raya yang mudah dijangkau. Sekolah saya cukup besar dan memiliki banyak fasilitas, seperti lapangan olahraga, perpustakaan, laboratorium komputer, dan ruang seni.

Saya sangat senang belajar di sekolah saya karena saya bisa bertemu dengan banyak teman dan guru yang baik. Guru favorit saya adalah Pak Suseno yang merupakan wali kelas saya sekaligus guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

Pak Suseno mengisi kelas pagi setiap hari Selasa dan Kamis. Oleh karena itu, saya senang sekali pergi ke sekolah setiap hari Selasa dan Kamis.

Suasana kelas menjadi riuh ketika Pak Suseno sedang mengajar. Ia sering melontarkan teka-teki yang menarik dan memberi hadiah bagi siapapun yang berhasil menjawab teka-teki tersebut. Pak Suseno selalu mengajarkan kami untuk berpikir logis dan kritis.

Saya juga memiliki seorang teman dekat di sekolah bernama Nila. Nila adalah teman sebangku saya yang juga teman saya saat masih SMP.

Nila adalah anak yang periang dan juga ramah sehingga mudah dekat dengan siapa saja. Saya dan Nila punya hobi yang sama, yaitu melipat origami dan menggambar. Nila bisa menguasai teknik yang rumit dalam origami, seperti membuat teratai, hamster, bahkan naga.

Setiap jam istirahat kami berdua menghabiskan waktu melipat kertas warna-warni dan membuat berbagai bentuk hewan. Selanjutnya, saya akan menggambar sebuah denah kebun binatang di buku gambar dan menyusun hewan-hewan kertas di atasnya.

Kami menyebut permainan ini sebagai kebun binatang kertas. Teman-teman sekelas lain biasanya juga ikut bergabung dengan kami dan membuat berbagai bentuk binatang versi mereka sendiri.

Saya memiliki banyak kenangan indah di sekolah saya. Salah satunya adalah ketika saya ikut lomba cerdas cermat tingkat kabupaten bersama Nila dan Dewa, teman sekelas kami yang jago matematika.

Beruntung, kami berhasil menjadi juara pertama setelah mengalahkan banyak tim dari sekolah lain. Sepulang dari lomba, Pak Suseno menjemput kami semua dan merayakan kemenangan kami dengan makan di restoran ayam bakar.

Kami sangat senang sekali pada hari itu, karena selain mendapat hadiah kami juga membawa pulang sebuah piala besar untuk dipajang di selasar sekolah.

Sekolah saya juga sering mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang bervariasi, seperti pramuka, paduan suara, karate, tari, dan lain-lain.

Saya sendiri ikut ekstrakurikuler tari tradisional karena saya suka menari dan ingin melestarikan budaya daerah saya. Saya sering tampil menari di berbagai acara, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi tentang Liburan

Selain tentang sekolah, teks cerita sejarah pribadi juga bisa menceritakan pengalaman liburan. Berikut ini contoh teks cerita sejarah pribadi tentang liburan:

Liburan sekolah tahun 2010 saya habiskan dengan pergi berlibur ke Jepara, sebuah kabupaten di Jawa Tengah bagian utara. Kala itu, saya pergi bersama ayah, ibu, dan adik.

Kami berangkat dari Semarang pada pukul 08.30 pagi dan sampai di Jepara pada pukul 12.00 siang. Sesampainya di Jepara, ayah langsung mengajak kami beribadah salat zuhur di Masjid Agung Baitul Makmur yang terletak di pusat kota Jepara.

Masjidnya sangat megah dan memiliki arsitektur Islam yang menarik. Selepas salat zuhur berjamaah, kami sekeluarga mampir ke sebuah restoran di dekat Alun-alun Jepara yang menjual beraneka ragam hidangan laut.

Kami memesan beberapa makanan seperti ikan goreng, kepiting, udang, dan cah kangkung untuk makan siang. Jepara memang merupakan kota pesisir, sehingga hidangan laut sangat digemari di wilayah ini.

Rencananya, setelah selesai makan kami mau langsung pergi ke hotel dan check-in di kamar yang sudah dipesan ibu dari jauh-jauh hari. Namun, tiba-tiba ayah mengatakan dengan panik bahwa ponselnya hilang.

Setelah diingat-ingat lagi, ternyata ayah meninggalkan ponselnya di tempat wudu Masjid Baitul Makmur. Kami semua terburu-buru kembali ke masjid yang tidak jauh dari restoran.

Ayah mencari-cari di selasar tempat wudu masjid, namun ponsel itu tidak ada. Kemudian, ibu menanyakan kepada petugas masjid apakah mereka menemukan adanya ponsel hilang sebelum salat zuhur.

Beruntung, ternyata ponsel tersebut memang disimpan oleh petugas masjid. Ia menceritakan bahwa ponsel ayah ditemukan oleh salah satu jemaah masjid yang datang setelah salat zuhur.

Kami semua lega dan berterima kasih kepada petugas masjid yang berbaik hati menyimpan ponsel ayah. Selanjutnya, pada pukul 14.00 siang kami semua menuju hotel untuk melakukan check-in.

Hotel kami terletak di kawasan Pantai Kartini Jepara. Pantai ini memiliki pasir yang putih dan sangat indah. Saya dan adik langsung kegirangan begitu melihat bahwa kamar kami menghadap langsung ke laut dan kolam renang.

Setelah memindahkan seluruh barang bawaan ke kamar, kami semua berganti pakaian renang untuk bermain air ke pantai. Syukurlah, cuaca di hari itu cerah, sehingga kami bisa bermain-main dengan rasa aman.

Saya dan adik membuat istana pasir menggunakan cetakan plastik yang kami bawa dari Semarang. Ibu membantu mengumpulkan kulit kerang berwarna-warni untuk menghias istana pasir kami.

Setelah istana pasir tersebut jadi, ayah mengambil foto kami bertiga bersama istana pasir tersebut. Sayangnya, beberapa saat kemudian, istana pasir yang kami buat hancur terkena ombak.

Ternyata, ombak di laut semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Tepat pukul 16.00 sore, penjaga pantai meminta kami semua untuk menjauh dari laut karena ombak yang semakin kencang.

Saya, adik, ibu, dan ayah kembali ke hotel untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Pukul 17.00 sore, kami semua turun ke restoran hotel untuk menikmati makan malam dan pemandangan matahari terbenam.

Kami menyaksikan bagaimana perlahan-lahan langit berubah dari kuning, oranye, keunguan, hingga gelap seiring dengan tenggelamnya matahari di ujung lautan. Ini adalah pengalaman liburan paling berkesan yang saya lalui.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom