Menuju konten utama

5 Contoh Refleksi Orang Tua di Raport TK dan PAUD

Apa itu refleksi orang tua pada raport TK dan PAUD? Berikut beberapa contoh refleksi orang tua di raport TK dan PAUD yang bisa jadi referensi.

5 Contoh Refleksi Orang Tua di Raport TK dan PAUD
Konsultasi rang tua murid ke sekolah di Kota Tangerang, Banten, dalam rangka mendalami aplikasi E-Rapor. foto/antaranews

tirto.id - Refleksi orang tua jadi salah satu bagian dalam raport hasil laporan capaian pembelajaran anak TK dan PAUD. Beberapa contoh refleksi orang tua di raport TK dan PAUD berikut ini bisa menjadi referensi acuan.

Apa itu refleksi orang tua pada raport TK dan PAUD? Refleksi orang tua adalah penjelasan hasil pengamatan wali murid terhadap perkembangan hasil pembelajaran peserta didik.

Di raport, deskripsi refleksi tersebut harus diisi orang tua, dan dapat dibantu guru apabila kesulitan. Deskripsi refleksi orang tua terhadap anak TK atau PAUD bisa mengacu kepada sejumlah capaian pembelajaran yang ditetapkan pada awal tahun.

Refleksi orang tua di raport anak TK dan PAUD setidaknya memiliki 3 manfaat berikut:

  • Memberi gambaran hasil belajar dan bermain anak di PAUD.
  • Orang tua melihat perkembangan anak dan rencana pengembangannya.
  • Orang tua bisa mendapatkan saran praktis dari guru yang dapat diterapkan di rumah untuk stimulasi perkembangan anak.

Cara Mengisi Refleksi Orang Tua di Raport TK-PAUD

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, raport TK-PAUD berisi data diri anak, deskripsi kemajuan anak untuk setiap capaian pembelajaran (CP), refleksi orang tua, informasi ketidakhadiran anak, data tinggi dan berat badan anak, dan sejumlah lampiran.

Khusus bagian refleksi orang tua terhadap perkembangan anak, diisi oleh wali murid yang disesuaikan dengan pengamatan pada masing-masing peserta didik.

Refleksi orang tua adalah bagian yang menunjukkan kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Contoh refleksi orang tua di raport tk dan PAUD setidaknya menjawab 3 pertanyaan ini:

  1. Apa yang saya amati sudah berkembang dari anak saya?
  2. Apa saja yang masih perlu dikembangkan pada diri anak saya?
  3. Langkah-langkah apa yang dapat saya lakukan untuk membantu anak saya mengembangkan hal tersebut?
Ada beberapa tips cara mengisi refleksi orang tua di raport anak TK dan PAUD. Berikut ini sejumlah tips yang bisa diterapkan:

  • Amati kegiatan anak selama di rumah
  • Catat kegiatan anak yang berkorelasi dengan pembelajaran
  • Catat perkembangan kemampuan anak selama belajar di TK atau PAUD
  • Coba jawab beberapa pertanyaan berikut:
    • Apakah anak antusias untuk datang ke sekolah?
    • Perubahan apa pada anak yang bapak/ibu lihat?
    • Apakah anak suka bercerita pada bapak/ibu?
    • Apa yang biasanya diceritakan anak kepada bapak/ibu?
    • Apakah anak memiliki minat khusus?
    • Apa yang paling diharapkan dari hal yang akan dipelajari anak?
    • Apa rencana Bapak/Ibu dalam mendukung perkembangan belajar anak?

Contoh Deskripsi Refleksi Orang Tua di Raport PAUD dan TK

Mengisi refleksi orang tua di raport TK dan PAUD semestinya tidak sulit dilakukan. Apalagi banyak contoh deskripsi refleksi orang tua di raport PAUD dan TK yang bisa jadi rujukan.

Berikut ini 5 contoh refleksi orang tua di raport TK dan PAUD:

1. Contoh refleksi orang tua di raport TK (pertama)

Ananda Hasan sudah dapat menghafalkan doa-doa keseharian seperti ketika hendak makan, bepergian, hingga masuk kamar mandi. Sebelumnya, Ananda Hasan baru menghafal doa hendak makan, itupun masih terbata-bata.

Hal lain yang dapat dikembangkan pada diri Ananda Hasan adalah doa-doa dalam salat. Sebab Ananda Hasan kadang kala tertarik untuk mengikuti ayahnya berjemaah ke masjid.

Langkah-langkah yang dapat saya lakukan untuk Ananda Hasan adalah membantunya menghafal doa-doa salat hingga tata cara pelaksanaan ibadah wajib kaum muslim tersebut. Selain itu, Ananda Hasan juga hendak kami masukan ke TPA untuk lebih mendalami ilmu-ilmu agama.

2. Contoh refleksi orang tua di raport PAUD (kedua)

Anak kami, Muhammad Fadli mengalami perkembangan pesat dalam satu semester terakhir. Fadli sudah bisa menghapal beberapa lagu anak-anak seperti "Lihat kebunku," "Satu-satu aku sayang ibu," "Balonku ada lima," dan yang lain.

Ananda Fadli juga telah mampu menghapal huruf-huruf abjad, meski baru lewat nyanyian. Dia juga sudah mengenal nama-nama hari.

Namun, Ananda Fadli terkadang masih kurang semangat berangkat ke sekolah setiap pagi. Kami harus merayunya dahulu agar dia mau berangkat ke ekolah PAUD Bunga Berdikari dengan tersenyum.

3. Contoh refleksi orang tua di raport TK (ketiga)

Udin Alkaf, anak kami, mengalami beberapa perkembangan positif dalam 1 semester ataupun setahun terakhir. Ananda Udin sudah mampu membaca kalimat-kalimat pendek, meskipun masih terbata-bata. Dia juga sudah bisa menghafalkan surah Al-Fatihah.

Tidak hanya itu, Ananda Udin selalu bersemangat pergi ke sekolah. Dia bilang, ingin segera bertemu teman-teman lagi untuk bermain dan bernyanyi bersama.

Hanya saja, sedikit catatan dari kami sebagai orang tua, ananda Udin Alkaf masih belum bisa melakukan berbagai aktivitas harian secara mandiri. Untuk urusan kencing ke kamar mandi, misalnya, dia masih ingin ditemani. Saat makan, dia juga lebih suka disuapi daripada makan sendiri.

4. Contoh refleksi orang tua di raport PAUD (keempat)

Sebagai orang tua ananda Alina, kami sangat berterima kasih pada para staf pengajar PAUD Sinar Pencerahan. Ananda Alina menunjukkan perkembangan signifikan setelah masuk PAUD.

Ananda Alina lebih percaya diri dan berani berkomunikasi dengan kami secara aktif. Dia juga sangat bersemangat saat kami antar berangkat ke PAUD Sinar Pencerahan.

Perkembangan kognitif anak kami juga terbilang pesat. Ananda Alina sekarang sudah bisa mengenali warna, nama dari sejumlah hewan dan buah, dan bahkan hitungan angka dari 1 sampai 50. Dia juga telah terbiasa melakukan aktivitas pribadi secara mandiri, mulai dari mandi, buang air, bahkan memakai pakaian.

5. Contoh refleksi orang tua di raport TK (kelima)

Setelah setahun masuk TK, Aditya sekarang sudah bisa mengenali huruf A-Z, menuliskan beberapa kata pendek, dan bahkan membaca kalimat meski terbata-bata. Aditya juga sangat senang mewarnai gambar.

Kami sebagai orang tua juga gembira karena Aditya kini telah bisa makan sendiri dan memakai pakaian tanpa butuh bantuan orang lain. Aditya pun mulai suka belajar menghitung meski kami tidak pernah menyuruhnya.

Hanya saja, kami masih agak kesulitan untuk membatasi Waktu Aditya bermain hape. Kamih masih harus mengalihkan perhatian Aditya ke permainan atau hal menarik lain agar dia tidak terlalu lama menatap layar hape.

Baca juga artikel terkait RAPORT atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Addi M Idhom