tirto.id - Potensi energi laut adalah salah satu potensi yang belum banyak diketahui masyarakat umum. Salah satu potensi energi laut yang menghasilkan listrik adalah energi pasang surut laut (tidal power).
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi energi laut yang sangat besar dan menjanjikan sebagai sumber listrik baru. Namun, masih sedikit negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi laut yang menghasilkan listrik.
Dilansir laman Direktorat Jenderal EBTKE, saat ini hanya ada tiga negara yang tertarik terhadap potensi energi laut yaitu, Inggris, Prancis, dan Jepang.
Energi laut dihasilkan dari pergerakan dan perbedaan suhu lapisan laut atau samudera, sehingga dapat menghasilkan berbagai jenis energi, energi pasang surut, energi gelombang, energi arus laut, dan energi perbedaan suhu lapisan laut.
Artikel ini akan membahas tentang contoh pemanfaatan energi pasang surut, manfaat, dan cara kerjanya.
Apa yang Dimaksud dengan Energi Pasang Surut?
Energi pasang surut air laut juga disebut dengan energi tidal. Energi pasang surut adalah salah satu bentuk energi yang memanfaatkan pergerakan air laut akibat gravitasi Bulan dan Matahari. Energi pasang surut dapat diubah menjadi energi listrik dengan memanfaatkan generator yang dirancang khusus.
Energi pasang surut dihasilkan dari perbedaan tinggi rendah air laut saat pasang dan surut, serta dari arus pasang surut, terutama pada selat-selat yang kecil.
Energi pasang surut termasuk sumber daya terbarukan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari energi tidal atau energi pasang surut), di antaranya adalah:
Kelebihan:
- Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
- Tidak menghasilkan gas rumah kaca.
- Tidak membutuhkan bahan bakar
- Biaya operasi rendah
- Produksi listrik stabil
- Pasang surut air laut dapat diprediksi
- Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar
- Biaya pembangunan sangat mahal
- Meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilo meter
- Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak masuk atau keluar.
Contoh Pemanfaatan Energi Pasang Surut Air Laut
Energi pasang surut memiliki peluang besar untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik terbarukan di dunia.
Ketika populasi global dan penggunaan energi listrik juga meningkat, energi pasang surut dapat menjadi alternatif pasokan listrik dunia yang ramah lingkungan. Lantas apa manfaat energi pasang surut?
Berikut adalah contoh pemanfaatan energi pasang surut.
Dam Pasang Surut (Barrage Tidal System)
Salah satu contoh dari teknologi Dan Pasang Surut (Barrage Tidal System) adalah Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs). PLTPs adalah instalasi yang memanfaatkan energi pasang surut air laut untuk menghasilkan listrik.
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs) mirip dengan pembangkit listrik tenaga air yang menggunakan metode tidak barrage (bendungan pasang surut), di mana air digunakan untuk memutar turbin guna menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara Perancis yang dibangun pada tahun 1966 dengan kapasitas sebesar 240 MW. Selanjutnya PLTPs terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan kapasitas hanya 16 MW.
Turbin Pasang Surut atau Tidal Turbine
Salah satu contoh tidal turbine terbesar dipasang di Skotlandia, dengan berat sekitar 1300 ton dan tinggi sekitar 22 m, mampu menghasilkan daya hingga 4000 TWh setiap tahun.
Bentuk dari tidal turbine sangat beragam dan umumnya diletakkan dekat dengan dasar laut. Turbin ini menggunakan energi kinetik dari arus laut untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris.
Cara Kerja Energi Pasang Surut
Energi pasang surut didapatkan dari dua jenis sumber energi, pertama adalah perbedaan tinggi rendah air laut saat pasang surut. Kedua adalah arus pasang surut terutama pada selat-selat yang kecil.
Dilansir Kementerian ESDM, cara kerja energi pasang surut laut dilakukan dengan mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik.
Teknologi ini dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti tidal barrages, tidal fences, dan tidal turbines.
Tidal barrages adalah bendungan yang memanfaatkan perbedaan tinggi air pasang dan surut untuk menghasilkan energi.
Tidal fences adalah struktur yang memanfaatkan arus pasang untuk menggerakkan turbin, sedangkan tidal turbines adalah turbin yang dipasang di dasar laut untuk menangkap energi dari arus pasang.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno