Menuju konten utama

Contoh Catatan Nilai Ekstrakurikuler Rohis untuk Raport

Contoh catatan nilai ekstrakurikuler Rohis untuk raport dapat dimanfaatkan guru dalam memberikan penilaian terhadap siswa.

Contoh Catatan Nilai Ekstrakurikuler Rohis untuk Raport
Warga lanjut usia (lansia) belajar mengaji saat mengikuti Pesantren Ramadhan Lansia di Masjid Agung Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/rwa.

tirto.id - Penilaian ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) dapat menggunakan bentuk deskripsi yang dicantumkan dalam raport siswa. Simak contoh catatan nilai ekstrakurikuler Rohis untuk raport.

Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan tersebut menjelaskan bahwa mekanisme penilaian ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Penilaian dilakukan secara kuantitatif yang meliputi proses dan pencapaian dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler termasuk kegiatan yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar di kelas dengan bimbingan dan pengawasan satuan Pendidikan.

Ekstrakurikuler diadakan dengan tujuan mengembangkan potensi, bakat, minat, dan kemampuan. Lalu kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa krida, karya ilmiah, latihan olah bakat dan olah minat, keagamaan serta bentuk kegiatan lain yang dirasa perlu untuk mengembangkan bakat dan minat.

Kegiatan Ekskul Rohis

Ekskul Rohis sering mengadakan acara setiap pekan. Mereka melakukan pembelajaran Islam lewat metode kelompok. Pembelajaran biasanya bersifat tematik. Peserta didik akan melakukan pendalaman terhadap tema-tema tertentu.

Rohis juga kerap melakukan pembelajaran Islam di alam terbuka atau tafakur alam. Tujuannya adalah merenungkan dan mengingat Allah Swt. melalui segala ciptaan-Nya.

Secara umum, Rohis menjadi wadah kreativitas minat bakat siswa dalam mendalami keagamaan. Rohis sering juga disebut sebagai Dewan Keluarga Masjid (DKM). Biasanya, Rohis ada di tiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam bentuk sebuah organisasi.

Rohis memiliki susunan keanggotaan, seperti ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi-divisi yang bertugas sesuai bagian masing-masing. Selain struktur, Rohis biasanya memiliki program kerja serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART).

Berikut contoh kegiatan ekskul Rohis yang biasa dilakukan di sekolah:

  • Malam bina iman dan taqwa (mabit) yaitu bermalam bersama. Diawali Maghrib atau Isya’ dan diakhiri dengan shalat Subuh.
  • Baca tulis Al-Qu'ran (BTA).
  • Perbaikan bacaan Al-Qur'an dengan tajwid aplikatif (tahsin).
  • Penghafalan Al-Qur'an sehari 1 ayat.
  • Pelatihan motivasi untuk menyeimbangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional.
  • Kelompok belajar untuk mencetak muslim berprestasi.

Contoh Penilaian Ekskul Rohis di Raport

Di bawah ini merupakan daftar contoh penilaian ekskul Rohis yang dapat dituliskan di raport siswa:

  • Peserta didik mampu memahami dasar-dasar agama Islam dan tumbuh karakter Islami.
  • Peserta didik mampu membaca makhroj huruf dengan tepat. Peserta harus belajar lagi agar mampu membaca huruf hijaiyah yang bersambung.
  • Peserta didik telah hafal surat-surat pendek dengan lancar. Namun, beberapa bacaan tajwid masih perlu dipelajari lebih lanjut.
  • Siswa mampu memberikan contoh sederhana bentuk toleransi yang ada di masyarakat.
  • Siswa telah memahami hukum tajwid nun sukun bertemu huruf-huruf hijaiyah.
  • Siswa mampu melaksanakan rukun shalat dengan baik beserta bacaannya.
  • Ananda mudah menghafal ayat-ayat pendek dalam Al-Qu'ran beserta ilmu tajwidnya.
  • Ananda memahami perkara yang membatalkan wudhu dengan rinci. Namun, perlu belajar lebih giat agar dapat menghafal bacaan doa setelah wudhu.
  • Peserta didik memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi saat berpidato di depan kelas.
  • Peserta didik memiliki potensi untuk menghafal surat pendek beserta artinya.

Baca juga artikel terkait RAPORT atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus